Supriando, Supriando
Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERTUNJUKAN MUSIK GRANDE OUVERTURE, ASTURIAS, DAN KARAK LILISAN DALAM SOLO GITAR Supriando Supriando
Puitika Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.12.2.160--175.2016

Abstract

Musical performances Grande Ouverture, Asturias, and Karak Lilisan in a guitar solo is instrumental performances by classical guitar performer who puts as the sole major player in a musical performance. A performances that shows the maturity of the skill of a player on the composition of the music being played. Mechanical performances that have a distinctive character of a soloist who gives a new feel without forgetting the values desired musical composers to a composition played. Keywords: Grande Ouverture, Asturias, Karak Lilisan, guitar
ANALISIS MUSIKAL REPERTOAR RARAK GODANG MELALUI TEORI SEMIOLOGI MUSIK: REPERTOAR KEDIDI DAN TIGO-TIGO SEBAGAI MATERIAL Supriando Supriando; Nursyirwan Nursyirwan; Herawati Herawati
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.253 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.53

Abstract

 Rarak Godang merupakan ensamble musik dengan formasi instrumen celempong, gondang, dan oguang. Konsep musik Rarak Godang adalah produk pikiran hasil dari sebuah proses kreatif seniman Rarak Godang. Analisis musikal Rarak Godang artinya melihat representasi intelektual yang abstrak dari situasi, akal pikiran, atau suatu ide dari masyarkat Taluk Kuantan tentang kesenian Rarak Godang secara musikal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, memahami, dan menganalisis wilayah musikal Rarak Godang pada masyarakat Taluk Kuantan melalui teori semiologi musik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan medote kualitatif untuk mengindentifikasi kesenian Rarak Godang. Secara musikal, kesenian Rarak Godang dibangun atas asosiasi masyarakat Taluk Kuantan dari lingkungan sebagai pedoman proses kreatif dalam karya. Repertoar yang dihasilkan merupakan manifestasi atas pengalaman dan pengamatan terhadap alam sekitar serta unsur teknis dalam repertoar tersebut. Kata kunci: analisis musikal, rarak godang, Taluk Kuantan, semiologi musik. ABSTRACT Rarak Godang a musical ensemble with instruments formation celempong, gondang, and oguang. The concept of music is a product of mind Rarak Godang result of a creative process of artists Rarak Godang. Analysis of musical Rarak Godang meaning see abstract intellectual representation of the situation, the mind, or an idea of community art Taluk Kuantan on Rarak Godang musically. This study aims to find, understand, and analyze musical territory Rarak Godang in Taluk Kuantan community through music semiology theory. This research was conducted using qualitative methods now to identify Rarak Godang art. Musically, art Rarak Godang built on community associations Taluk Kuantan from the environment to guide the creative process of the work. The resulting repertoire is a manifestation on experience and observation of the natural surroundings as well as the technical element in the repertoire. Key words: musical analysis, rarak godang, Taluk Kuantan, semiology of music.
Makna Simbolik Tari Ilau Nagari Sumani, Kabupaten Solok Sumatera Barat Yesriva Nursyam; Supriando Supriando
PANGGUNG Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.969 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i4.715

Abstract

AbstractIlau dance is one type of dance in Minangkabau which is performed in traditional customs in Nagari Sumani. The tradition of the Nagari Sumani community in the wedding ceremony has its own uniqueness that is interesting to study. As a cultural product, ilau dance has meanings and symbols, which is manifested in a visual form that gives a certain meaningful content but is communicative for its people. This study aims to find the symbolic meanings of Ilau dance. This study uses a descriptive method with data collection through observation and interviews to get an overview of the subjects and research objects of the ilau dance. The results of the study show that the symbolic meaning of the Ilau dance can be interpreted from the people’s point of view and their understanding of cultural life, both textually and contextually.Keywords: Ilau dance, marriage custom, symbol, Nagari Sumani.AbstrakTari Ilau merupakan salah satu jenis tarian di Minangkabau yang dipertunjukkan dalam adat perkawinan di Nagari Sumani. Tradisi masyarakat Nagari Sumani dalam upacara perkawinan memiliki keunikan tersendiri yang menarik untuk dikaji. Sebagai sebuah produk budaya, tari ilau memiliki makna dan simbol, yang diwujudkan dalam bentuk visual yang memberi muatan makna tertentu, tetapi bersifat komunikatif bagi masyarakatnya.  Penelitian ini bertujuan untuk menjawab makna simbolik yang terdapat pada tari Ilau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan perolehan data melalui observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran terhadap subyek dan obyek penelitian tari ilau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna simbolis tari Ilau dapat diinterpretasi dari sudut pandang dan pemahaman berkaitan dengan kehidupan masyarakat pemilik kebudayaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Kata kunci: Tari ilau, adat perkawinan, simbol, Nagari Sumani.
Strategi Pengembangan Bakat Siswa Menghadapi Kompetisi FLS2N Cabang Solo Gitar di SMAN 1 Bukitinggi Supriando Supriando
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.29695

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi yang digunakan oleh SMAN 1 Bukittinggi dalam pengembangan bakat peserta didiknya untuk menghadapi kompetisi FLS2N cabang solo gitar. Penelitian ini merupakan penelitian yang melihat dan mengurai bagaimana SMAN 1 Bukittinggi sebagai satuan pendidikan melakukan pengembangan minat dan bakat siswanya bermain gitar untuk menghadapai kompetesi Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang solo gitar. Penelitian menjelaskan strategi pengembangan minat bakat siswa pada aspek fasilitas praktikal untuk siswa yang berbakat, sistem seleksi terhadap siswa dan pelatih, sistem manajemen, serta aspek alokasi waktu yang diberikan oleh sekolah terhadap siswa untuk kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada aspek pengamatan terhadap objek penelitian dan lebih memperhatikan pada substansi objek penelitian yang diamati. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah ditemukan langkah-langkah konstruktif yang dibangun oleh sekolah dalam membina peserta didiknya untuk pengembangan prestasi non-akademik khususnya dalam menghadapi kompetisi FLS2N cabang solo gitar.
Interpretasi Repertoar Danzas Espanolas Op.37, Concerto De Aranjuez, Aek Sekotak, dan Moliendo Café pada Pertunjukan Gitar (Interpretation of the Repertoire of Danzas Espanolas Op.37, Concerto De Aranjuez, Aek Sekotak, and Moliendo Café on Guitar performances) Muhammad egi; Supriando Supriando; Awerman Awerman
MUSICA : Journal of Music Vol 1, No 2 (2021): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.152 KB) | DOI: 10.26887/musica.v1i2.1736

Abstract

Artikel ini memuat tentang pertunjukan musik dan interpreatsi penyaji terhadap musik yang dipertunjukkan. Pertunjukan yang disajikan berasal dari berbagai era seperti romantik, modern, melayu dan popular yang dikemas kedalam sebuah pertunjukan solis gitar dengan menggunakan kaidah pertunjukan konvensional. Repertoar pertama dalam pertunjukan adalah repertoar era romantik yang berjudul Danzas Espanolas Op.37 dengan komposer Pantaleon Enrique Joaquen Granados atau yang lebih dikenal sebagai Enrique Granados. Repertor kedua adalah Concerto De Aranjuez dengan komposer Joaquin Radrigo Radrigo yang ditampilkan dalam format orkestra. Repertoar ketiga adalah Aek Sekotak merupakan lagu melayu daerah Provinsi Jambi yang diciptakan oleh NN (No Name). Moliendo Café disajikan sebagai repertoar terakhir yang merupakan komposisi musik ciptaan komposer Venezuela Jose Manzo Perroni pada tahun 1961. Masalah dalam artikel ini adalah terkait bagaimana penyaji gitar melakukan interpretasi terhadap karya yang dimainkan. Tujuan penulisan artkel ini adalah untuk menjabarkan interpretasi penyaji untuk mewujudkan sebuah pertunjukan yang baik. Hasil dalam artikel ini berupa interpretasi penyaji terhadap seluruh komposisi musik yang dimainkan dalam pertunjukan.Kata kunci: Pertunjukan; Gitar Klasik; Solis; Teknik; InterpretasiABSTRACTThis article contains about musical performances and the interpretation of the music presenters who are performed. The shows presented are from various eras such as romantic, modern, Malay and popular which are packaged in a solo guitar performance using conventional performances. The first repertoire in the show is a repertoire-era romance entitled Danzas Espanolas Op.37 with Pantaleon composer Enrique Joaquen Granados or better known as Enrique Granados. The second repertoire is the Concerto De Aranjuez with composer Joaquin Radrigo Radrigo performed in an orchestral format. The third repertoire is Aek Sekota, a Malay song from the Jambi Province, which was created by NN (No Name). Moliendo Café is presented as the last repertoire which is a musical composition created by Venezuelan composer Jose Manzo Perroni in 1961. The problem in this article is related to how guitar presenters interpret the works played. The purpose of writing this article is to describe the interpretation of the presenter to create a good show. The results in this article are in the form of the presenter's interpretation of all musical compositions played in the show.Keywords: Performance; Classical Guitar; Solis; Technique; Interpretation
120 ARPEGGIO OP. 1 MAURO GIULIANI: PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PETIKAN GITAR KLASIK SUPRIANDO SUPRIANDO
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 23, No 1 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.964 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v23i1.1570

Abstract

Abstract120 Arpeggio Op. 1 developed by Mauro Giuliani is a technique exercises specifically targeting the improvement of the ability of the right finger for classical guitarists. Various variations or complete right finger exercise formulas are summarized in 120 Arpeggio Op. 1 Mauro Giuliani. This research was conducted with the aim to find out about any aspect of the right hand that had improved after practicing using the 120 Arpeggio Op. 1 technique exercises method of Mauro Giuliani. The results of this research showed that there were several things that technically the right hand had improved after doing the exercises with the M. Giulian method, including: (1) Speed of the plucking, (2) Finger synchronization when plucking the string, (3) Accuracy of the finger when plucking the guitar strings and (4) Articulation. The method used in this study is a qualitative method by prioritizing explanations which are then forwarded analytically to the research object.
Pertunjukan Solis Gitar dengan Repertoar Concerto in D Major Rv 93, Laila Canggung, dan Ephiphany (Guitar Solis Performance with Repertoire Concerto in D Major Rv 93, Laila Awkward, and Ephiphany) Moch Faisal Seption; Supriando Supriando; Della Rosa Panggabean; Andranofa Andranofa
Musica: Journal of Music Vol 3, No 1 (2023): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v3i1.3484

Abstract

Artikel ini memuat tentang pertunjukan repertoar gitar dan analisis permainan karya seni musik instrumen gitar klasik dan elektrik dengan repertoar yang dipilih yaitu Concerto In D Major, Laila Canggung dan Ephiphany. Analisis yang dihadirkan berupa permainan teknik gitar klasik serta gitar elektrik seperti Tirando dan appoyando, Apergio Right Hand, Legato, Barrer, Palm Mute, Vibrato, Slide dan Bending, Form Musik, gaya dan genre, serta metode pertunjukan. Ketiga repertoar yang dipilih ditinjau dari tingkat kesulitan sebagai bentuk pencapaian dari hasil pembelajaran musik di kampus ISI PadangpanjangKata Kunci: Pertunjukan Solois; Teknik Gitar Klasik dan Elektrik; Repertoar; ConcertoABSTRACTThis article contains an repertoire show and analysis of the playing of classical and electric guitar instruments with the selected repertoire of Concerto In D Major, Laila Canggung and Ephiphany. The analysis presented is in the form of playing classical guitar and electric guitar techniques such as Tirando and appoyando, Right Hand Apergio, Legato, Barrer, Palm Mute, Vibrato, Slide and Bending, Music Form, style and genre, and performance methods. The three repertoires chosen are reviewed from the level of difficulty as a form of achievement from the results of music learning at the ISI Padangpanjang campus.Keywords: Soloist Performance; Classical and Electric Guitar Technique; Repertoire; Concerto
Interpretasi Repertoar Sonata No.1, Dondang Sayang, dan Pagan Part II pada Pertunjukan Gitar (Interpretation of the Repertoire of Sonata No.1, Dondang Sayang, and Pagan Part II on Guitar Performance) Shoiful Machfudz; Supriando Supriando; Yon Hendri
MUSICA : Journal of Music Vol 3, No 1 (2023): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v3i1.3471

Abstract

ABSTRAKRepertoar musik dari berbagai era seperti modern, melayu dan popular dikemas kedalam sebuah pertunjukan solis gitar dengan menggunakan kaidah pertunjukan konvensional. Repertoar dalam pertunjukan ini terdiri dari repertoar pada berbagai era. Repertoar pertama dalam pertunjukan adalah repertoar era modern atau pada abad 19 yang berjudul Sonata No.1 dengan komposer Leo Brouwer yang diciptakan pada tahun 1990, karya ini didedikasikan Leo Brouwer untuk Julian Bream. Repertor kedua adalah Dondang Sayang merupakan lagu melayu Negeri Malaka yang diciptakan oleh NN (No Name). Repertoar terakhir adalah Pagan Part II yang diciptakan oleh band Vitalism. Penyaji menginterpretasikan dan menerapkan berbagai teknik seperti arpeggio, tirando, apoyando, harmonic, rasguedo, appogiatura, sweep picking, tapping, bending, hybrid picking dan speed picking  untuk mewujudkan sebuah pertunjukan yang baik. Kata kunci: Pertunjukan; Gitar Klasik; SolisABSTRACTMusic repertoire from various eras such as modern, Malay and popular are packaged into a guitar solo performance using conventional performance conventions. The repertoire in this performance consists of repertoires from various eras. The first repertoire in the show was the repertoire of the modern era or in the 19th century entitled Sonata No.1 by composer Leo Brouwer which was created in 1990, this work was dedicated by Leo Brouwer to Julian Bream. The second repertor is Dondang Sayang, a Malay song from the State of Malacca created by NN (No Name). The last repertoire is Pagan Part II which was created by the band Vitalism. Presenters interpret and apply various techniques such as arpeggios, tirando, apoyando, harmonics, rasguedo, appogiatura, sweep picking, tapping, bending, hybrid picking and speed picking to create a good performance. Keywords: Performance; Classical Guitar; Solis