Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KAJIAN LOKASI POS INDUK PEMADAM KEBAKARAN TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KOTA MATARAM Fariz Primadi Hirsan; Baiq Harly Widayanti; Agus Kurniawan; Ardi Yuniarman; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.542 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.617

Abstract

Penelitian bertujuan mengidentifikasi kondisi eksisting pos induk pemadam kebakaran, tingkat kerawanan kebakaran dan penentuan alternatif solusi pemecahan masalah. Penelitian menggunakan metode deskriptif serta analisis deskriptif dan analisis jaringan. Hasil penelitian menunjukan kondisi Pos Induk Pemadam Kebakaran cukup memadai, baik dari aspek kelayakan fisik bangunan maupun kemampuan pelayanan. Frekuensi kejadian kebakaran tahun 2016, rata-rata terjadi 2 kasus setiap bulannya. Daerah rawan kebakaran secara umum didominasi oleh daerah yang memiliki tingkat resiko kebakaran sedang. Alternatif solusi masalah lokasi pos induk pemadam kebakaran yaitu penambahan jumlah infrastruktur pemadam kebakaran, seperti hidran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Smoke Detector, Automatic Gurgoyle
Strategi Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) Berdasarkan Pola Aktivitas dan Pola Penyebarannya di Koridor Jalan Pejanggik Kecamatan Cakranegara Baiq Siti Noer Azima; Ardi Yuniarman; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.101 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.1873

Abstract

Koridor Jalan Pejanggik sebagai salah satu koridor utama di Kota Mataram, aktifitas utamanya sangat dipengaruhi oleh kegiatan komersial baik perdagangan formal maupun informal. Sektor perdagangan informal selain memberi dampak secara positif dan dampak negatif bagi kawasan tersebut. Pedagang Kaki Lima menempati pedestrian hingga bahu jalan yang mengakibatkan peralihan ruang aktifitas pejalan kaki ke bahu jalan ditambah kurangnya lahan parkir yang memadai, memberikan dampak berupa kurangnya sirkulasi pada kendaraan yang melewatinya.  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola aktivitas dan pola penyebaran pedagang kaki lima serta strategi penataan pedagang kaki lima berdasarkan pola aktivitas dan pola penyebarannya. Metode analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif berdasarkan hasil wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi serta menggunakan rumus SWOT dalam menentukan strategi penataannya. Hasil analisa menunjukkan bahwa setiap aktivitas pedagang kaki lima dipengaruhi oleh hubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas formal di koridor jalan tersebut serta aktivitas ini dipengaruhi oleh waktu berdagangnya. Adapun pola penyebarannya cenderung linier mengikuti pola jalan. Strategi penataan koridor dilakukan  dengan mengatur pola parkir, jenis, waktu dan desain sarana usaha pedagang kaki lima. Dalam perencanaan tata ruang Kota Mataram, perlu mengakomodir ruang aktivitas PKL nya, tidak hanya merencanakan lokasi penempatan PKL.Abstract:  Pejanggik Road Corridor as one of the main corridors in Mataram City, Its main activities are heavily influenced by formal such as informal commercial and trade activities. The informal trade sector in addition to positively impacts and negative impacts on the region.Street vendors occupy a pedestrian walk to the shoulder leading to a pedestrian space shifting to the street plus a lack of adequate parking space, impacting the lack of circulation in vehicles passing through them. The purpose of this research is to know the patterns of activity and patterns of spread of street vendors and the arrangement strategies of street vendors based on activity patterns and spread patterns. The method of analysis used is a qualitative descriptive based on the results of interviews, observations, library studies and documentation as well as using the SWOT formula in determining the strategy of the arrangement. The results of the analysis show that every street merchant activity is influenced by a direct or indirect relationship with formal activity in the corridor and this activity is influenced by its trading time. As for the spread pattern it tends to linear following the road pattern. The corridor Setup strategy is done by arranging the parking pattern, type, time and design of the street Hawker Business. In the spatial planning of the City of Mataram, it is necessary to accommodate the space of its street vendors activities, not only to plan the location of the street vendors placement.
POLA PERMUKIMAN TRADISIONAL DI WILAYAH MASYARAKAT HUKUM ADAT WET SEMOKAN KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA Juniansah Asmadi; Ardi Yuniarman
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.432 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.620

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola permukiman tradisional Di Wilayah Masyarakat Hukum Adat Wet Semokan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Pada penelitian ini metoda yang dipergunakan adalah pendekatan rasionalistik dengan paradigma kualitatif. Dimana metodologi penelitian kualitatif rasionalitik ini berangkat dari pendekatan holistik berupa grand concepts (s) yang dijabarkan menjadi teori substantif. Temuan dari penelitian ini diperoleh bahwa Wilayah Wet Semokan terdapat wilayah sentral yang menjadi pusat pemerintahan adat yang ditandai dengan bangunan masjid kuno dan tiga rumah adat bagi pemangku adat utama dalam menjalankan tugasnya, serta terdapat delapan kawasan permukiman tradisional yang berada dalam wilayah teritori wilayah adat yaitu permukiman tradisional: 1. Segenter, 2. Lendang Jeliti, 3. Dasan Gelumpang, 4. Telaga Longkak, 5. Semokan Ruak, 6. Baban Kuta, 7. Kebon Patu, dan 8. Tereng Tebus. Didalam kawasan permukiman tradisional terdapat beberapa pola-pola permukiman dengan orientasi masa bangunan menghadap arah dalam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat empat pola permukiman tradisional dalam wet semokan yaitu: 1. Pola Sejajar atau memanjang dua sisi 2. Pola Sejajar satu sisi terhadap berugak, 3.Pola  mengelompok atau terkumpul. 4. Pola tersebar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Aktivitas dan Pola Pesebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) di Koridor Jalan Pejanggik, Kecamatan Cakranegara Ardi Yuniarman; Baiq Siti Noer Azima; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.3253

Abstract

Abstrak Koridor Jalan Pejanggik merupakan jalan kolektor 3 dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi di Kota Mataram dan merupakan kawasan ekonomi berupa perdagangan dan jasa/komersial. Tingkat kemenarikan kawasan ini secara ekonomi terlihat dengan banyaknya aktifitas ekonomi informal berupa Pedagang Kaki Lima (PKL.). kegiatan PKL memberikan dampak positif dan juga negatif terdapak fungsi dan aktifitas kawasan khususnya kawasan ekonomi Cakranegara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pola aktivitas dan pola penyebaran PKL. Metode analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif berdasarkan hasil wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa setiap aktivitas pedagang kaki lima dipengaruhi oleh hubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas formal di koridor jalan tersebut serta aktivitas ini dipengaruhi oleh waktu berdagangnya. Adapun pola penyebarannya cenderung linier mengikuti pola jalan. Saran: Kegiatan PKL perlu diakomodasi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan ruang jalan. Abstract:  The Pejanggik Road Corridor is a collector 3 road with a high density in Mataram City and is an economic zone in the form of trade and services/commercial. The level of attractiveness of this region is economically seen by the many informal economic activities in the form of street vendors (PKL.). PKL activities have both positive and negative impacts on the functions and activities of the region, especially the Cakranegara economic area. The purpose of this study is to determine the factors that influence the pattern of activity and patterns of distribution of street vendors. The analytical method used in the form of descriptive qualitative based on the results of interviews, observations, literature studies and documentation. The results of the analysis show that every street vendor's activity is influenced by the direct or indirect relationship with formal activities on the road corridor and this activity is affected by the trading time. The distribution pattern tends to be linear, following the road pattern. Suggestion: The activities of street vendors need to be accommodated according to the capacity and ability of the road space.
Identifikasi Tingkat Kerawanan Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan Kab. Lombok Barat Nahrul Hayat Imansyah; Ardi Yuniarman; Yusril Izha Mahendra
Jurnal Planoearth Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.009 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i1.693

Abstract

Sebagian besar negara telah memberikan perhatian yang cukup besar untuk memantau keadaan banjir di negaranya, tidak terkecuali Kab. Lombok Barat. Karena banjir merupakan salah satu permasalahan serius bahkan dapat dikatakan sebagai ancaman besar bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul Identifkasi Tingkat Kerawanan Bencana Banjir di Daerah  Aliran Sungai (DAS) Dodokan Kabupaten Lombok Barat dengan tujuan utama mengidentifikasi daerah yang rawan akan bencana banjir. Dengan   harapan   bahwa   penelitian   ini dapat menjadi salah satu bentuk dasar dalam merumuskan tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana banjir yang akan terjadi dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat analisis spasial dan teknik skoring. Temuan dalam penelitian ini diperoleh  bahwa tingkat Tingkat Kerawanan Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungan (DAS) Dodokan Kab. Lombok Barat, dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tingkatan kerawanan, antara lain tingkta kerawanan rendah, tingkat kerawanan sedang dan tingkat kerawanan tinggi.  Kawasan DAS Dodokan masih dominan berada dalam klasifikasi kerawanan Sedang yaitu sekitar 8344.26 ha atau 78.37% dari total luas kawasan. Klasifikasi kerawanan rendah terdapat sekitar 1946.9 ha atau 18.29% dari total luas wilayah. Sedangkan klasifikasi kerawanan tinggi memiliki luasan paling kecil yaitu sekitar 356.29 ha atau 3.35% dari total luas wilayah.
Potensi dan Masalah Kawasan Pesisir Desa Sigarpenjalin Sebagai Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Utara Ardi Yuniarman; Agus Kurniawan; Dodik Sutikno; Osy Insyan
Jurnal Planoearth Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v6i1.4905

Abstract

Sektor pariwisata pada era otonomi daerah sekarang ini hanya semata-mata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Fenomena ini sering terjadi di dalam pengembangan dan perencanaan kawasan terutama kawasan yang berada di wilayah pesisir, sehingga perlunya penelitian ini untuk mengkaji lebih dalam terhadap potensi dan masalah yang ada di Desa Singar Penjalin, sehingga pentingnya penelitian ini untuk melihat potensi dan masalah pada kondisi fisik kawasan baik secara fisik dasar maupun fisik binaan. Metodologi penelitiaan ini menggunakan pendekatan deskriptif kwalitatif. Dari hasil yang ditemukan bahwa Kawasan Desa Singgar Penjalin merupakan kawasan pintu masuk kawasan Administrasi Perkotaan Tanjung yang melintang dari luar menuju kawasan pusat pemerintahan dengan beberapa kegiatan pariwisata dan fasilitas penunjang seperti hotel, kafe dan lapangan Golf, sudah memiliki arah pengembangan sebagai kawasan pariwisata dalam peraturan daerahnya, topografi yang variatif berpotensi memberikan atraktif sebagai kawasan wisata serta jenis tanah yang cocok sebagai fungsi pertanian. Ketidak jelasan pola pengembangan kawasan terlihat banyaknya alis fungsi lahan yang besar, susahnya mengidentifikasi kawasan akibat dari kurang kuatnya penanda kawasan dan citra sebagai ciri khas kawasan,  pemanfaatan dan pembangunan fisik di area sempadan pantai yang merupakan kawasan lindung, serta akses yang masih kurang baik menuju kawasan wisata sepanjang pantai di Desa Sigar Penjalin.Abstract:  The tourism sector in the current era of regional autonomy is only to increase Regional Original Income. This phenomenon often occurs in regional development and planning, especially areas located in coastal areas, so the need for this research is to examine more deeply the potential and problems that exist in Singar Penjalin Village, so the importance of this research is to see the potential and problems in the physical condition of the area. both basic physical and built physical. This research methodology uses a qualitative descriptive approach. From the results, it was found that the Singgar Penjalin Village Area is the entrance area of the Tanjung Urban Administration area that crosses from the outside to the central government area with several tourism activities and supporting facilities such as hotels, cafes and golf courses, already has a development direction asa tourism area in its regional regulations. , the varied topography has the potential to provide attractiveness as a tourist area as well as suitable soil types as agricultural functions. The unclear pattern of regional development can be seen from the large number of eyebrows of land functions, the difficulty of identifying areas as a result of the lack of strong regional markers and images as regional characteristics, physical use and development in the coastal border area which is a protected area, and poor access to the area. along the coast in Sigar Penjalin Village. 
Revitalisasi Bangunan Tua Kota Tua Ampenan Sebagai Kawasan Heritage di Kelurahan Ampenan Tengah Kota Mataram Kusyadin Kusyadin; Ardi Yuniarman
Jurnal Planoearth Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.347 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v2i1.840

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan konsep revitalisasi bangunan tua ampenan sebagai kawasan heritage di Kelurahan Ampenan Tengah Kecamatan Ampenan. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan emperik rasional,artinya data dikumpulkan sesuai dengan tujuan dan secara rasional dan disusun kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari data-data yang terkumpul. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dirumuskanlah konsep penataan tata bangunan dan lingkungan dengan memperhatikan Struktur Peruntukan Lahan yang tetap mempertahankan keregaman tata guna yang seimbang dan terintegrasi, mengendalikan jenis peruntukan lahan, mengatur kepadatan pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan daya dukung dan karakter kawasan serta menata ruang yang manusiawi dan beriontasi pada penjalan kaki dan aktivitas yang diwadahi. Selain itu tetap mengatur Koefisien Dasar Bangunan(KDB),  Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Daerah Hijau (KDH), Sistem Sirkulasi, dan Tata kualitas lingkungan. Penataan yang dilakukan diharapkan mendapatkan nilai tambah yang optimal terhadap priduktivitas ekonomi, sosial dan budaya kawasan perkotaan
Faktor Pemilihan Lokasi Bermukim pada Kawasan Rawan Bencana Longsor di Desa Guntur Macan, Kabupaten Lombok Barat Baiq Harly Widayanti; Ardi Yuniarman; Febrita Susanti
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 2 No. 1 (2018): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W LPPM IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.151 KB) | DOI: 10.29244/jp2wd.2018.2.1.34-44

Abstract

The purpose of this research is to understand the settlement pattern and the factors that determine the selection of settlement locations on areas prone to landslides at Guntur Macan Village, West Lombok Regency. The research uses qualitative method by conducting questionnaire and in-depth interview to respondents. Mapping of community houses together with analysis on nearest neighbors in viewing the settlement patterns were conducted. Categorical frequency analysis was used to measure villagers’ perceptions that affect their choice to settle at disaster-prone areas. The result of mapping shows the existing settlement patterns are either cluster, linear or spread. The result of analysis of nearest neighbors shows T value of 1.74, which means an evenly spread pattern. Based on villager’s perception, factors determining the selection of settlement locations on areas prone to landslides are distance away from high-noises, pollution levels that do not interfere with health, and accessibility to job sites.
PEMETAAN DELINEASI KAWASAN PERKOTAAN BERBASIS PARTISIPATIF Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha; Ardi Yuniarman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10120

Abstract

Abstrak: Perkembangan kota yang dinamis selalu mengalami perubahan yang terakumulasi menjadi perubahan yang akan memberikan dampak bagi wilayah di sekitarnya. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bima, Wawo ditetapkan sebagai PKL (Pusat kegiatan Lokal). Akan tetapi, hingga saat ini, sebagai kawasan yang ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan lokal, Kecamatan Wawo belum memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah perkotaan kecamatan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian ini adalah, bagaimana masyarakat dan pranata kelembagaan yang ada di Kecamatan Wawo, memiliki andil dalam menentukan, batasan wilayah perkotaan di kecamatannya, serta diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan dan perencanaan kawasan perkotaan di wilayahnya sendiri dimuali dengan kegiatan partisipatif pemetaan wilayah. Metode pengabdian yang dilakukan dengan pendekatan sosialisasi dan demonstrasi kegiatan terkait pemetaan partisipatif. Kegiatan dilakukan bersama dengan pemerintah wilayah Kecamatan Wawo, beserta seluruh perwakilan desa dilingkup kecamatan ini sebanyak 30 orang peserta, dan diakhir kegiatan dilakukan monitoring dan evaluasi dengan melakukan pengisian angkat pemahaman kepada peserta kegiatan. Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan, dihasilkan kesepakatan bersama terkait penyepakatan batas wilayah perkotaan dan dituangkan dalam peta delineasi wilayah perkotaan Kecamatan Wawo.Abstract: The dynamic development of the city always experiences changes that accumulate into changes that will have an impact on the surrounding area. In the Bima Regency Spatial Plan, Wawo is designated as the Center for Local Activities. However, until now, as an area designated for the function of a local activity center, Wawo District does not yet have an area designated as a sub-district urban area. The purpose of this service is how the community and institutional institutions in Wawo District have a role in determining the boundaries of urban areas in their sub-districts and it is hoped that this activity can increase public understanding in the management and planning of urban areas in their own territory, starting with participatory regional mapping activities. The service method is carried out with a socialization approach and demonstration of activities related to participatory mapping. The activity was carried out together with the regional government of Wawo District, along with all village representatives in this sub-district as many as 30 participants, and at the end of the activity monitoring and evaluation were carried out by filling out understanding lifts to activity participants. From the service activities carried out, a mutual agreement was generated regarding the agreement on urban area boundaries and was stated in the delineation map of the urban area of Wawo District.
Model Konstruksi Ruang Kecamatan Sekarbela Berdasarkan Interaksi Ruang Menggunakan Near Neighbourhood Analysis & Space Syntax Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Ardi Yuniarman
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v6i2.6080

Abstract

semakin meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan mendorong perembetan sehingga mengakibatkan “desakan” pertumbuhan Kota Mataram, lahan-lahan yang ada di wilayah Kecamatan Sekarbela, berubah fungsi menjadi kawasan terbangun. Perubahan itu mengakibatkan susunan konstruksi ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, secara tidak langsung juga akan mengalami penyesuaian. Dalam kajian ini diharapkan dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, terhadap susunan konstruksi ruang yang ada, berdasarkan tingkat interaksi wilayah yang ada di Kecamataan Sekarbela. Metode dalam permodelan ini menggunakan pendekatan geografis dengan pendekatan menggunakan Analisis Tetangga Terdekat, dan akan dilakukan pengolahan dengan metode Space Syntax menggunakan program DepthMapX. Dari permodelan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan analisis analisis tetangga terdekat, pola persebaran kawasan permukiman menunjukkan pola persebaran mengelompok, menyebabkan layanan public tidak merata, tidak sesimbang dan tidak efektif. Nilai interaksi wilayah yang diperoleh juga menunjukkan dominasi nilai yang kecil. Sedangkan permodelan ruang, dengan pendekatan Space Syntax, menunjukkan bahwa konfigurasi antar ruang yang ada di kecamatan Sekarbela relatif lemah, sehingga perlu adanya integrasi secara lebih kuat antar pusat-pusat layanan yang sudah eksis atau dengan menetapkan pusat pelayanan baru.