Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Upaya Menekan Penularan Penyakit ISPA dengan Pelatihan Deteksi Dini Suarnianti, Suarnianti; Kadrianti, Erna
Indonesian Journal of Community Dedication Vol 1 No 1 (2019): Indonesian Journal of Community Dedication
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.285 KB) | DOI: 10.35892/community.v1i1.14

Abstract

Penularan penyakit infeksi saluran pernapasan akut sangat berbahaya terutama bagi bayi dan balita. Perlu kiranya untuk mengurangi kejadian penularan infeksi saluran pernapasan akut tersebut sebagai bentuk pencegahan. Pengenalan dini yang tepat untuk mendeteksi gejala-gejala penyakit infeksi saluran pernapasan akut dapat menjadi cara untuk mencegah keterlambatan dalam menangani penyakit dan mencegah penularan yang mungkin terjadi. Metode yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan terkait deteksi dini penyakit infeksi saluaran pernapasan akut. Setelah memberikan penyuluhan untuk lebih memahami penyakit tersebut, salah satu metode deteksi dini yang dipilih setelah mengenal gejala yang dialami adalah dengan menghitung frekuensi napas. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini antara lain adalah adanya penambahan pengetahuan untuk mengenali dan mendeteksi penyakit infeksi saluaran pernapasan akut agar dapat segera ditangani dengan tepat.
HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN PERILAKU PENGURANGAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Lestari, Fengki Ayu; Suarnianti, Suarnianti; Hasifah, Hasifah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 13 No 6 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.172 KB)

Abstract

Petugas kesehatan sangat berpotensi mempunyai risiko penularan penyakit apabila tidak memperhatikan keselamatannya saat bekerja. Di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar diperoleh salah satu penyakit menular tertinggi angka kejadiannya yaitu TB meningkat setiap tahunnya. Sehingga petugas kesehatan yang berada pada lingkungan tersebut perlu memperhatikan keselamatannya selama bekerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada sebanyak 20 petugas kesehatan sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan sampel dengan cara non probability sampling yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan program komputer. Hasil penelitian menunjukan dengan uji Chi square di dapatkan adanya hubungan antara pembenaran diri dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan dengan nilai p=0.001, hubungan persepsi berisiko dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit dengan nilai p=0.001, dan hubungan komitmen dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas keesehatan dengan nilai p=0.005. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan yang bermakna antara pembenaran diri, persepsi berisiko, komitmen dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan. Maka dari itu, petugas kesehatan perlu menerapkan standar precaution untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit.
Persepsi dan Sikap Keluarga terhadap Perilaku Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru Suarnianti, Suarnianti; Angriani, Sri
Nursing Inside Community Vol 2 No 1 (2019): Nursing Inside Community
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.432 KB) | DOI: 10.35892/nic.v2i1.260

Abstract

Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi adalah Indonesia. Prevelensi kejadian tuberkulosis ini terus meningkat tiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah persepsi keluarga dan sikap keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi berisiko dan sikap keluarga terhadap perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru di Puskesmas Bara Baraya Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan desain/rancangan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dari 41 pasien yang menderita TB paru di Puskesmas Bara Baraya Makassar. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu dimana sampel yang di gunakan hanya 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, kuesioner, program Microsoft Excel dan program Statistic (SPSS). Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji stastistik Chi Square (?=0.05) dengan korelasi Continuity Correction untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan persepsi berisiko mempengaruhi perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru (?=0.004) dan sikap keluarga mempengaruhi perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru (?=0.004). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara persepsi berisiko dan sikap keluarga terhadap perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru.
SELF CARE PENDERITA TB DALAM MENGURANGI RESIKO PENULARAN PENYAKIT DI PUSKESMAS BARABARAYA MAKASSAR Meiharti Priyatna Dewi; Suarnianti; Syaipuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v15i1.327

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi resiko penularan tetapi pravelensi TB paru semakin meningkat dari tahun ke tahun.  Salah satu cara mengurangi resiko penularan penyakit yaitu dengan adanya self care yang baik dari penderita penyakit TB. Terdapat tiga tahap pengurangan resiko penularan yaitu labeling, komitmen dan enactment. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai (?=0,001) dengan demikian nilai ? lebih kecil dari (? =0,05) (?<?). Maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara self care penderita TB dengan resiko penularan di Puskesmas Barabaraya. Kesimpulan penelitian ini yaitu self care pada penderita TB paru di puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Saran bagi penderita TB Paru diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat untuk mencegah penularan penyakit TB Paru. Penderita TB Paru juga diharapkan jangan membuang ludah sembarang dan dapat konsisten dalam menjalani proses pengobatan agar penderita TB Paru dapat sembuh total. Pengurangan resiko penularan TB di Wilayah Kerja Puskesmas Barabaraya Kota  Makassar mayoritas tergolong kurang. Ada pengaruh self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar.
Moral Courage Among Clinical Nurses: A Comparison of Government Hospital and Private Hospital Indah Restika; Yusran Haskas; Suarnianti
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 4 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v4i4.458

Abstract

Strengthening moral courage is one of the effective ways to overcome moral distress that causes a lot of physical and emotional disturbance to a person, which affects their satisfaction with the profession. This study aimed to describe the moral courage in implementing the daily nursing practices of nurses in Indonesia. We applied the survey analytic research design in this. This research was conducted in 5 different locations, namely government and private hospitals in Makassar City, using multistage random sampling. The number of samples is 405 nurses. The results of the Moral courage nurses who work in Makassar city hospitals are at a moderate to the high level, and there is no difference in the level of moral courage nurses in government hospitals and private hospitals
The Effect of Sex Difference and Gender Role Identity on Moral Courage : A Study among Clinical Nurses Indah Restika; Ariyanti Saleh; Suarnianti; Yusran Haskas
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 6 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v4i6.504

Abstract

Introduction: Until now, empirical research, where the main focus is moral courage is very rare. Objective: This study aimed to investigate the effect of gender role identity and sex difference on the moral courage of nurses related to ethical issues of daily nursing practices. Method: We applied the survey analytic research design in this. This research was conducted in 5 hospitals in Makassar City by applying multistage random sampling. The number of samples are 405 nurses. Result: The results found that from the perspective of sex difference and gender role identity, there is a significant difference in the context of nurses' moral courage such as mean value of male moral courage is higher than female (p= 0.013) (p<0.05). Therefore, it is recommended to strengthen the moral courage of nurses so that they are able to face various ethical issues of daily nursing practices. Recommendation: Further studies should assess a larger representative sample with self- report instruments to determine the actual impact of gender differences and their significance on nurses' moral courage when facing ethical issues in daily nursing practice.
Persepsi dan Sikap Keluarga terhadap Perilaku Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru Suarnianti; Sri Angriani
Nursing Inside Community Vol. 2 No. 1 (2019): Nursing Inside Community
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi adalah Indonesia. Prevelensi kejadian tuberkulosis ini terus meningkat tiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah persepsi keluarga dan sikap keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi berisiko dan sikap keluarga terhadap perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru di Puskesmas Bara Baraya Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan desain/rancangan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dari 41 pasien yang menderita TB paru di Puskesmas Bara Baraya Makassar. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu dimana sampel yang di gunakan hanya 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, kuesioner, program Microsoft Excel dan program Statistic (SPSS). Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji stastistik Chi Square (α=0.05) dengan korelasi Continuity Correction untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan persepsi berisiko mempengaruhi perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru (ρ=0.004) dan sikap keluarga mempengaruhi perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru (ρ=0.004). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara persepsi berisiko dan sikap keluarga terhadap perilaku keluarga dalam mencegah penularan TB paru.
PELATIHAN PENCEGAHAN PENULARAN TB BAGI KADER KESEHATAN DI KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS Suarnianti Suarnianti
Jurnal Dedikasi Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Dedikasi Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.608 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v2i1.359

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, begitupun di Kabupaten Maros. Jumlah kasus yang masih sangat tinggi tidak berbanding dengan angka penemuan kasus dan angka keberhasilan pengobatan penderita yang masih rendah. Cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghadapi persentase penemuan kasus TB yang masih rendah serta angka kesembuhan yang juga masih rendah adalah dengan memberikan pelatihan kepada kader kesehatan guna mencegah penularan TB. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah dengan memberikan pemahaman dan pelatihan kepada kader kesehatan untuk mencegah penularan TB, serta agar kiranya dapat ditemukan kasus yang tidak terdeteksi sebelumnya. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan penularan TB bagi kader kesehatan. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader kesehatan tentang penyakit TB, yang kemudian dapat mencegah penularan TB karena kader dapat berperan sebagai penyuluh, membantu menemukan penderita secara dini, merujuk penderita dan sekaligus pengawas bagi penderita TB secara langsung.
SELF CARE PENDERITA TB DALAM MENGURANGI RESIKO PENULARAN PENYAKIT DI PUSKESMAS BARABARAYA MAKASSAR Meiharti Priyatna Dewi; Suarnianti; Syaipuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negaranegara berkembang termasuk Indonesia. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi resiko penularan tetapi pravelensi TB paru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu cara mengurangi resiko penularan penyakit yaitu dengan adanya self care yang baik dari penderita penyakit TB. Terdapat tiga tahap pengurangan resiko penularan yaitu labeling, komitmen dan enactment. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai (ρ=0,001) dengan demikian nilai ρ lebih kecil dari (ɑ =0,05) (ρ<ɑ). Maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara self care penderita TB dengan resiko penularan di Puskesmas Barabaraya. Kesimpulan penelitian ini yaitu self care pada penderita TB paru di puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Saran bagi penderita TB Paru diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat untuk mencegah penularan penyakit TB Paru. Penderita TB Paru juga diharapkan jangan membuang ludah sembarang dan dapat konsisten dalam menjalani proses pengobatan agar penderita TB Paru dapat sembuh total. Pengurangan resiko penularan TB di Wilayah Kerja Puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Ada pengaruh self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar.
FAKTOR RESIKO STUNTIN : LITERATUR REVIEW Suarnianti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Kejadian balita stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan studi literatur dengan metode mencari, menggabungkan inti sari serta menganalisis fakta dari beberapa sumber ilmiah yang akurat dan valid. Pendek (stunting) terjadi karena dampak kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Faktor-faktor risiko potensial untuk gizi buruk masa kanak-kanak dikategorikan ke dalam faktor tingkat anak, orangtua/ rumah tangga dan masyarakat. Selanjutnya, diharapkan hasil literatur ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya stunting.