Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS KEKUATAN PELAT LAMBUNG PERAHU FIBERGLASS PADA KETEBALAN YANG BERBEDA Eduart Wolok; Abdul Hafidz Olii; Alfi sahri R Barudi; Stella Junus; ZC Fachrussyah
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.409 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan pelat lambung perahu yang berbahan fiberglass berdasarkan ketebalan berbeda. Uji kekuatan dilakukan dengan metode uji Tarik dan uji lentur. Penelitian ini dilakukan di laboratorium kehutanan Institut Pertanian Bogor pada Bulan September 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji lentur pada pelat 3 lapis, 5 Lapis dan 7 lapis berturut turut adalah 7.019, 37.786, dan 82.009. Sedangkan pada uji tekan untuk pelat 3 lapis, 5 Lapis dan 7 Lapis secara berurutan adalah : 6.540 kgf, 253. 107 kgf, 495.883 kgf. Berdasarkan hasil penelitian maka dimpulkan bahwa semakin tebal pelat lambung kapal maka akan semakin tinggi nilai lentur dan nilai tekan yang dimiliki oleh pelat lambung tersebutKata Kunci : Pelat, lambung, lentur, tekan, lapis
Optimalisasi Kapasitas Produksi Tepung Kelapa dengan Metode Rough-Cut Capacity Planning Jamal Darusalam Giu; Stella Junus; Yunus Arifin
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.906

Abstract

Setiap mesin atau alat bantu mekanis yang digunakan dalam proses produksi secara pasti mengalami penurunan kemampuan seiring dengan waktu pemakaian. Utilisasi mesin tersebut menghasilkan kapasitas sebagai total luaran maksimum suatu fasilitas produksi untuk menghasilkan produk dalam suatu selang waktu tertentu. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah ketidakseimbangan proses produksi di suatu pabrik tepung kelapa sehingga mengalami fluktuasi (naik-turun) produk akhir. Hasil penelitian diperoleh waktu baku yang diperlukan untuk mengolah tepung kelapa pada stasiun kerja pembongkaran (Bodega) adalah 2,27 detik/unit, untuk stasiun kerja pengisian (Nutcounter) adalah 52,70 detik/unit, untuk stasiun kerja pengupas batok (Sheller) 7,66 detik/unit, dan pengupas kulit ari (Pharrer) 16,32 detik/unit. Selanjutnya hasil penghitungan kapasitas setiap stasiun kerja menunjukkan kondisi bottleneck pada jalur produksi dalam hal ini kesesuaian kapasitas yang dibutuhkan dibandingkan dengan kapasistas yang tersedia. Stasiun kerja Bodega adalah stasiun kerja yang memiliki hambatan signifikan sehingga tidak dapat memenuhi permintaan dari stasiun kerja lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan usaha tambahan melalui jam kerja lembur. Jumlah jam kerja lembur dihitung melalui kapasitas waktu pengerjaan yang kurang pada stasiun kerja Bodega. Jumlah jam kerja lembur untuk produksi bulan Januari total yaitu 108,85 jam dibagi kepada 12 operator di stasiun Bodega sehingga perlu ditambahkan jam kerja lembur masing-masing adalah sebesar 1,81 jam per operator.
Optimalisasi Perawatan Mesin Press dengan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Ribut Santoso; Idham Halid Lahay; Stella Junus; Yolanda Lapai
Jambura Industrial Review (JIREV) VOLUME 1 NOMOR 1, MEI 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.825 KB) | DOI: 10.37905/jirev.1.1.1-6

Abstract

Sistem perawatan yang dilakukan selama ini adalah bersifat breakdown maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan. Sistem ini belum memberikan data akurat kapan suatu mesin atau komponen mengalami kerusakan, sehingga strategi yang tepat untuk menjaga mesin tetap beroperasi adalah menentukan interval waktu perawatan yang optimal.Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) maka didapat komponen kritis pada Mesin Screw Press yaitu Komponen Worm Screw, Besi Shaft dan Press Cage diperoleh waktu penggantian Komponen Worm Screw 32 hari, Besi Shaft 68 hari, Press Cage 48 hari pada Mesin Screw Press 1 ; untuk Mesin Screw Press 2 Komponen Worm Screw 52 hari, Besi Shaft 128 hari, Press Cage 52 hari ; untuk Mesin Screw Press 3 Komponen Worm Screw dilakukan penggantian selama 56 hari, Besi Shaft 104 hari, Press Cage 64 hari ; untuk Mesin Screw Press 4 pada Komponen Worm Screw dilakukan penggantian selama 56 hari, Besi Shaft 72 hari, Press Cage 74 hari. Untuk Mesin Screw Press 5 pada Komponen Worm Screw dilakukan penggantian selama 50 hari, Besi Shaft 80 hari, Press Cage 92 ; hari dan untuk Mesin Screw Press 6 pada Komponen Worm Screw dengan interval waktu penggantian selama 52 hari, Besi Shaft 72 hari dan Press Cage 58 hari. Kata Kunci: FMEA, MTTF, MTTR, Downtime, Age Replacement
Hubungan Antara Kelelahan dan Keluhan Fisik Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Pengalengan Ikan Eni Karyati Sm; Stella Junus; Hasanuddin Hasanuddin
Jambura Industrial Review (JIREV) VOLUME 1 NOMOR 1, MEI 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.784 KB) | DOI: 10.37905/jirev.1.1.7-14

Abstract

Pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja pada salah satu bagian produksi perusahaan pengalengan ikan dalam keadaan berdiri dengan aktifitas yang bersifat monoton dan membutuhkan ketelitian serta konsentrasi, dapat memberikan rasa jenuh bosan dan cepat lelah pada pekerja yang dapat berujung pada timbulnya kelelahan serta dapat memberikan resiko keluhan otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja berdasarkan swedish occupational fatigue inventory (SOFI) serta mengetahui keluhan secara fisik yang dirasakan tenaga kerja pada salah satu bagian produksi industri pengalengan ikan menggunakan questionnaire nordic body map (QNBM) dan mengetahui korelasi keduanya. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa tenaga kerja memiliki resiko kelelahan sedang dengan adanya keluhan yang dirasakan tenaga kerja. Hasil perhitungan korelasi menunjukkan bahwa kelelahan dan keluhan secara fisik memiliki hubungan yang kuat, baik yang dirasakan oleh tenaga tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan dengan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,799 dan 0,982.
Contributing factors of labor productivity in the industrial sector in Indonesia: a comparative study among regions Muhammad Amir Arham; Stella Junus
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah
Publisher : Program Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.828 KB) | DOI: 10.22437/ppd.v8i3.9626

Abstract

TIndonesia’s degree of competitiveness in attracting investment is relatively low compared to other ASEAN countries, e.g., Singapore, Malaysia, Thailand, and Vietnam, despite the country’s potential resources. Specifically, low labour productivity in industrial sector led to lower degree of investment competitiveness in Indonesia. Thus, this study aims to examine the transformation of economic structures and factors determining the regional labor productivity in industrial sector in Indonesia. This study employs multiple regression method with panel data approach on 34 provinces in Indonesia from 2014 to 2019. This study suggests that, in general, the decline of agriculture sector share in the Eastern part of Indonesia was greater than the Western part of Indonesia. Furthermore, the composition of labor absorption in Sulawesi, Maluku, Papua, and Kalimantan decline periodically. This research also suggests that the factors leading to improvement of productivity in the Industrial sector in Western part of Indonesia is real wages. Moreover, provision of electricity is the contributing factor and hampers labor productivity in the Eastern part of Indonesia. This study further concluded that supply of electricity is substitutional to labor which result in the decline of productivity
Analysis of the Needs of Concrete Iron Material Availability in The Work of the Chhazan Space Through the Eoq Approach Method (Case study: Project for Building a Bank Indonesia Representative Office for Gorontalo Province) Stella Junus; Muh. Yasser Arafat; Dwi Noviani; Sofiyah H. Sabaya
Journal of International Conference Proceedings (JICP) Vol 1, No 2 (2018): Proceedings of the 2nd International Conference of Project Management (ICPM) Gor
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.06 KB) | DOI: 10.32535/jicp.v1i2.252

Abstract

PT. Housing Development (Persero). tbk or PT. PP is a state-owned company engaged in construction and investment with experience in building prestigious buildings, infrastructure, properties and Engineering Procurement Construction (EPC) for more than 60 years. The purpose of this study is to get the right technique in obtaining the number of material orders (lot size) that can form the minimum cost and to get the minimum total cost (total cost) of material inventories. This research method is the Eoq Method Approach. The results showed that D16 mm Concrete Iron the number of economic installations amounted to 38, 995.59 Kg and inventory costs of Rp. 76,821.32, concrete iron D25 mm the number of economical orders amounted to 11,264.90 Kg and the total cost of Rp 22,190.54, and concrete iron D32 mm the number of economic orders was 11,646.90 Kg and the total cost of Rp 20,636.83. Keywords: EOQ, Materials, Supplies
MEMBANGUN HIDROPONIK DENGAN MEMANFAATKAN SAMPAH PLASTIK DI KELURAHAN BASABUNGAN, PAGIMANA Muhammad Yasser Arafat; Hasanuddin Hasanuddin; Stella Junus
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 5 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i5.12482

Abstract

Kemasan bekas air mineral yang merupakan sampah plastik dapat lebih bernilai jika diolah dengan baik. Sampah plastik bekas kemasan air mineral yang banyak ditemui kelurahan Basabungan dan kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan halaman rumah menjadi alasan menculnya ide membangun instalasi hidroponik dengan bahan dasar sampah tersebut. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan edukasi pemanfaatan halaman rumah menjadi lebih produktif dengan membangun instalasi hidroponik sehingga mendorong pengutan ketahanan pangan masyarakat. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan tiga tahap yakni (1) tahap persiapan, meliputi kegiatan observasi, menyipakan alat dan bahan (2) tahap membangun instalasi hidroponik, meliputi kegiatan mendesain instalasi, melakukan pembibitan, dan merakit instalasi hidroponik, dan (3) tahap penyelesaian, meliputi pemindahan tanaman sayur ke instalasi hidroponik. Hasil pengabdian tersebut, dihasilkan instalasi hidroponik yang memanfaatkan limbah plastik, masyarakat teredukasi tentang pemanfaatan halaman rumah dengan instalasi hidroponik.
COMPOSITE VOICE-ABSORBING MATERIALS MADE OF POLYESTER-REINFORCED PARTICLES WASTE GLASS PLASTIC AD BIOCOMPOSITE FIBER Fentje Abdul Rauf; Jamal Darusalam Giu; Stella Junus; Hendra Uloli; Ibnu Sanjaya
Journal of Industrial Engineering Management Vol 8, No 1 (2023): Journal of Industrial Engineering and Management Vol 8 No 1
Publisher : Center for Study and Journal Management FTI UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jiem.v8i1.1324

Abstract

Natural fiber as a sound-absorbing biocompisite material is believed to not only reduce noise pollution but also to absorb heat. There are many underutilized coconut husks, which so far the use of coconut husks is only conventional. The focus of this research is to find the right solution in the use of coconut fiber as well as composite material engineering for technological purposes. The research method will use pure experiments using controlled specimens in the mechanical Engineering laboratory of ITB, including mechanicals tests, soundproofing. The results of he tensile test are the tensile strength of the largest coconut fiber composite fiber is found in the fiber volume fraction of 25% with a value of 59.072 Mpa, followed by 20% fiber fraction with a value of 59.025 Mpa, 15% fiber fraction with a value of 56.736 Mpa, fiber fraction 10% with a value of 56.807 Mpa, 5% fiber fraction with a value 53.736. and for he results of the soundproof test with frequency of 250 Hz – 2000 Hz at 5% fiber fraction, it has an absorption coefficient value of 0,03, 10% fiber fraction, has an absorption coefficient value of 0.18, 15% fiber fraction has an absorption coefficient value of 0.18. 0.18, the fiber fraction of 20 has an absorption coefficient of 0.22, the fiber fraction of 25% has an absorption coefficient of 0.28.
EFEKTIVITAS ALAT ANGKUT FIXED CRANE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. PELINDO (PERSERO) REGION IV GORONTALO Zilva Sabaya; Trifandi Lasalewo; Stella Junus
Jurnal Vokasi Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2023): JURNAL VOKASI SAINS DAN TEKNOLOGI (MEI)
Publisher : Program Vokasi UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.091 KB) | DOI: 10.56190/jvst.v2i2.36

Abstract

Pemeliharaan alat merupakan kegiatan untuk menjamin keberlangsungan produksi. Mesin rusak akan mempengaruhi proses produksi, dan parahnya proses pada saat produksi akan terhenti. Salah satu alat angkut yang digunakan pada kegiatan bongkar-muat di PT. Pelindo yaitu fixed crane. Salah satu Penyebab terjadinya breakdown pada alat angkut fixed crane yaitu habisnya air radiator. Hal ini terjadi disebabkan oleh kelalaian pihak perusahaan yang kurang memperhatikan kebutuhan alat berat, sehingga untuk mengukur kinerja peralatan tersebut, maka digunakan metode Overal Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengatasi masalah pada mesin/ peralatan. Tujuan yang ingin dicapai yaitu agar dapat mengetahui efektivitas kerja alat angkut fixed crane untuk mengefektifkan waktu kerja dan mesin. Berdasarkan hasil perhitungan OEE selama 3 bulan disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan alat angkut fixed crane memiliki nilai dibawah nilai standar OEE sehingga harus dilakukan penggantian selang air radiator pada fixed crane 2 dan Memasukkan jadwal pengisian air radiator pada jadwal maintenance 200 jam.
Pelatihan Pembuatan Dan Pemasaran Abon Ikan di Desa Huangobotu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango Aizza Kirana kirana; Fentje Abdul Rauf; Idham Halid Lahay; Abdul Rasyid; Hendra Uloli; Stella Junus
Jurnal Pengabdian Teknik Industri Vol 1, No 1: November 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jpti.v1i1.17184

Abstract

Masyarakat Desa Huangobutu merupakan masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Sehingga pendapatan dari nelayan sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Perekonomian Desa Huangobutu sangat bergantung pada sumber daya perikanan laut. Ikan yang merupakan makanan sumber protein memiliki kelemahan yaitu tidak dapat bertahan lama. Komoditas ini cepat rusak dan membutuhkan pemrosesan lebih lanjut. Pengolahan yang dilakukan berupa pengolahan ikan menjadi abon ikan. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi pembuatan abon ikan. Target audiens kegiatan ini adalah masyarakat di desa Huangobatu, kecamatan Kabila Bone, kabupaten Bone Bolango.Kata kunci : Pelatihan abon ikan, Desa Huangobatu