Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

KESALAHAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEREPRESENTASIKAN PECAHAN PADA GARIS BILANGAN Suryowati, Eny
AKSIOMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 4, No 1 (2015): Januari-Juni (2015)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.477 KB)

Abstract

Fraction is one of the complex material in elementary school. This study aims to describe how students represent fractions on a number line, and describes the mistakes made in the students represent fractions on the number line. This research is qualitative. Subjects in this study there are two students class V of SDN Tamping Mojo II. The data collection method using a task-based interviews. Instruments in this study is the researchers themselves and supporting instruments is a task sheet and interview guidelines. Based on this research, how subjects represent fractions on a number line: fractions with the same denominator on the number line, the subject of linking the amount of parts in the interval of 0 to 1 as the denominator, the subject of linking the amount of the line that divides the interval of 0 to 1 as the denominator, the subject of fractions sort of fractional numerator. Fractions with denominators are not the same on the number line, the subject of fractions with denominators sort biggest, subject to name a point regardless of its parts. Fractions on the number line at a specified point (the same parts and the parts are not the same), the first subject tends to count the number of lines that divide the number line into sections of the same count the number of parts that are formed to be the denominator, the second subject occurs misconceptions with jump number. Fractional mixture on the number line, the two subjects can not represent. Mistakes made by the two subjects are conceptual errors and application errors.
SCAFFOLDING UNTUK MEMPERBAIKI TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI Suryowati, Eny
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 (2015): Apotema: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak semua siswa mampu berpikir tentang ide-ide geometri. Oleh karena itu scaffolding mejadi krusial. Scaffolding merupakan pemberian bantuan guru atau orang lain kepada siswa agar dapat memahami konsep yang diberikan. Scaffolding dapat diberikan menggunakan media visual teknologi seperti geometer’s sketchpad software pada pembelajaran mata pelajaran geometri. Penggunaan scaffolding yang tepat membantu siswa memahami konsep atau materi geometris. Pemahaman siswa yang berbeda-beda, melalui scaffolding dengan geometer’s sketchpad software akan dapat membantu siswa memperbaiki (menaikkan) level pemahaman terhadap konsep, terutama konsep bangun datar, karena software ini sangat fleksibel bagi siswa untuk mengeksplorasi konsep bangun datar.
PENERAPAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DIAGRAM BATANG DAN GARIS SISWA SMP KELAS VII Kurnia, Achmad Badrun; Suryowati, Eny
AdMathEdu : Mathematics Education, Mathematics, and Applied Mathematics Journal Vol 4, No 2: Desember 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.124 KB) | DOI: 10.12928/admathedu.v4i2.4793

Abstract

UPAYA MENINGKATKAN VISUALISASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA KARTON BEKAS SNACK Ulum, Mambaul; Nurwiani, .; Suryowati, Eny
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengalaman peneliti memberikan materi dimensi tiga selama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi tiga, khususnya tentang jaring-jaring bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupaya membimbing siswa dalam memahami konsep jaring-jaring bangun ruang dengan cara menunjukkan sketsa gambar, namun hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Mengajarkan materi dimensi tiga, diperlukan media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media yang diperlukan. Sementara itu di masyarakat, ada banyak media yang dapat dimanfaatkan sebagai media untuk materi bangun ruang. Misalnya karton bekas snack. Karton bekas inilah yang akan peneliti manfaatkan sebagai media pembelajaran materi bangun ruang. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode tes. Berdasarkan hasil penelitian adalah pemakaian media karton bekas snack dalam pembelajaran matematika dengan model Cooperative Learning tipe Team Game Tournament (TGT) pada materi bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan balok dapat meningkatkan visualisasi siswa, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Siklus I diketahui data hasil penelitian bahwa visualisasi siswa mendapatkan persentase 57,81 %. Untuk aktivitas belajar siswa menghasilkan skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh adalah 58,33 %. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 43,75%. Siklus II bahwa visualisasi siswa mengalami kenaikan dari siklus I yaitu persentase 83,33 %. Untuk nilai aktivitas belajar siswa yang diperoleh pada siklus II adalah 81,25 %. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II juga mengalami kenaikan sebesar 76,19 %.  
Generalisasi Matematis Global dan Terbatas pada Siswa SMP ENY - SURYOWATI
Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai-Nilai Islami) Vol 1 No 1 (2017): Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami )
Publisher : Mathematics Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.588 KB)

Abstract

Salah satu aktivitas yang penting dalam belajar matematika adalah melakukan generalisasi. Generalisasi matematis merupakan suatu pernyataan bahwa beberapa sifat atau aturan yang berlaku untuk suatu himpunan objek matematis atau kondisi yang lebih luas. Pada saat siswa di sekolah menengah pertama akan ada transisi belajar dari yang sebelumnya di sekolah dasar lebih banyak ke numeric menjadi ke aljabar. Bagaimana siswa melakukan generalisasi matematis pada masa transisi merupakan hal yang penting untuk diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan generalisasi matematis global dan terbatas pada siswa sekolah menengah pertama.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan penugasan dan wawancara. Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti, soal tentang generalisasi dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generalisasi matematis siswa sekolah menengah pertama dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu generalisasi global dan terbatas. Pada generalisasi global, siswa melakukan extending global (menemukan rumus umum) dari tugaas yang diberikan.Sedangkan generalisasi terbatas, siswa melakukan extending terbatas (menerapkan pola yang diperoleh untuk bilangan yang besar).
KESALAHAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEREPRESENTASIKAN PECAHAN PADA GARIS BILANGAN Eny Suryowati
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.477 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v4i1.67

Abstract

Fraction is one of the complex material in elementary school. This study aims to describe how students represent fractions on a number line, and describes the mistakes made in the students represent fractions on the number line. This research is qualitative. Subjects in this study there are two students class V of SDN Tamping Mojo II. The data collection method using a task-based interviews. Instruments in this study is the researchers themselves and supporting instruments is a task sheet and interview guidelines. Based on this research, how subjects represent fractions on a number line: fractions with the same denominator on the number line, the subject of linking the amount of parts in the interval of 0 to 1 as the denominator, the subject of linking the amount of the line that divides the interval of 0 to 1 as the denominator, the subject of fractions sort of fractional numerator. Fractions with denominators are not the same on the number line, the subject of fractions with denominators sort biggest, subject to name a point regardless of its parts. Fractions on the number line at a specified point (the same parts and the parts are not the same), the first subject tends to count the number of lines that divide the number line into sections of the same count the number of parts that are formed to be the denominator, the second subject occurs misconceptions with jump number. Fractional mixture on the number line, the two subjects can not represent. Mistakes made by the two subjects are conceptual errors and application errors.
PENERAPAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DIAGRAM BATANG DAN GARIS SISWA SMP KELAS VII Achmad Badrun Kurnia; Eny Suryowati
AdMathEdu : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu Matematika dan Matematika Terapan Vol 4, No 2: Desember 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.124 KB) | DOI: 10.12928/admathedu.v4i2.4793

Abstract

Proses berpikir fungsional siswa SMP dalam menyelesaikan soal matematika Eny Suryowati
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2021): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v12i1.7082

Abstract

Berpikir fungsional pada penelitian ini merupakan generalisasi dari suatu hubungan antara beberapa variabel. Proses berpikir fungsional pada penelitian ini menggunakan tahapan berpikir dalam menyelesaikan soal atau masalah matematika yang terdiri dari tahap entry, attack dan review. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui pemberian soal matematika dan wawancara. Soal matematika tersebut dikerjakan secara think aloud. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu soal matematika tentang pola dan pedoman wawancara. Sebanyak 20 siswa SMP kelas VII diberi soal matematika dan dua siswa dipilih untuk dianalisis proses berpikir fungsionalnya. Proses berpikir subjek pertama dan kedua memperoleh informasi yang terdapat pada soal, ini merupakan tahap entry. Pada tahap attack, subjek pertama membuat strategi dengan membuat tabel tentang banyak meja dan banyak orang yang bisa menempatinya lalu menemukan keteraturan pola. Subjek kedua mencari kesamaan cara untuk menghitung banyaknya orang yang bisa menempati meja pada setiap model (meja dan banyak orang yang menempati) yang terdapat pada soal. Pada tahap review, subjek pertama memperluas keteraturan pola dan subjek 2 memperluas kesamaan cara untuk menghitung banyak orang yang menempati meja. Proses berpikir subjek pertama secara parsial, mengamati keteraturan pola pada setiap bagian. Sedangkan proses berpikir subjek kedua secara induktif, cara yang berlaku disetiap model diperluas sesuai yang ditanyakan pada soal.
PROSES BERPIKIR ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL POLA GEOMETRIS Eny Suryowati; Lia Budi Tristanti
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i2.4969

Abstract

Abstrak: Berpikir aljabar merupakan hal yang penting karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses ini diawali dengan mengekstraksi informasi kemudian menyajikan informasi tersebut dan menafsirkan temuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir aljabar pada siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal pola geometris. Instrumen pendukung pada penelitian ini meliputi soal pola geometris dan pedoman wawancara. Subjek penelitian ini adalah 2 siswa kelas VIII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengekstraksi informasi yang terdapat pada soal. Subjek menemukan pola yang terdapat pada gambar. Subjek dapat menyajikan pola gambar dengan pola bilangan dan  dapat menggambar untuk pola berikutnya. Subjek dapat menentukan pola yang tidak diketahui (pola ke n) dalam bentuk persamaan matematik.Abstract:  Algebraic thinking is important because it develops students' thinking skills. This process begins with extracting information then presenting that information and interpreting the findings. This study aims to describe the process of algebraic thinking in class VIII students in solving geometric pattern problems. Supporting instruments in this study include questions about geometric patterns and interview guidelines. The subjects of this study were 2 students of class VIII. The results of this study indicate that the subject extracts the information contained in the questions. The subject finds the pattern in the picture. Subjects can present picture patterns with number patterns and can draw for the next pattern. Subjects can determine the unknown pattern (nth pattern) in the form of a mathematical equation.Abstrak: Berpikir aljabar merupakan hal yang penting karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses ini diawali dengan mengekstraksi informasi kemudian menyajikan informasi tersebut dan menafsirkan temuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir aljabar pada siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal pola geometris. Instrumen pendukung pada penelitian ini meliputi soal pola geometris dan pedoman wawancara. Subjek penelitian ini adalah 2 siswa kelas VIII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengekstraksi informasi yang terdapat pada soal. Subjek menemukan pola yang terdapat pada gambar. Subjek dapat menyajikan pola gambar dengan pola bilangan dan  dapat menggambar untuk pola berikutnya. Subjek dapat menentukan pola yang tidak diketahui (pola ke n) dalam bentuk persamaan matematik.Abstract:  Algebraic thinking is important because it develops students' thinking skills. This process begins with extracting information then presenting that information and interpreting the findings. This study aims to describe the process of algebraic thinking in class VIII students in solving geometric pattern problems. Supporting instruments in this study include questions about geometric patterns and interview guidelines. The subjects of this study were 2 students of class VIII. The results of this study indicate that the subject extracts the information contained in the questions. The subject finds the pattern in the picture. Subjects can present picture patterns with number patterns and can draw for the next pattern. Subjects can determine the unknown pattern (nth pattern) in the form of a mathematical equation.
SOSIALISASI PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI ERA NEW NORMAL PADA MASYARAKAT DESA KERAS Eni Lutfia Ningsih; Eny Suryowati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6503

Abstract

ABSTRAKTujuan dari sosialisasi ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa Keras tentang perilaku hidup sehat di era new normal. Kegiatan ini dilakukan karena kurangnya kesadaran masyarakat desa Keras untuk melaksanakan perilaku hidup sehat di era new normal. Saat pandemi COVID-19 belum juga selesai dan pemerintah terus menggalakkan kegiatan 3M namun masyarakat sudah mulai acuh. Tak hanya sebatas hal tersebut, masalah lain yang juga muncul adalah sudah mulai jarangnya dilakukan kegiatan spraying guna sterilisasi lingkungan sekitar tempat tinggal yang biasa dilakukan oleh pemerintah desa Keras membuat masyarakat hanya bisa berdiam diri. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut agar bisa teratasi. Salah satu langkah yang dapat digunakan mengatasi permaslahan tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi hidup sehat yang dikemas melalui video dan juga sosialisasi cara pembuatan cairan desinfektan secara mandiri dengan bahan yang ramah dikantong dan mudah dijumpai. Hal ini sangat penting untuk dilakukan di masa pandemi seperti sekarang ini sebagai wujud pencegahan penyebaran virus COVID-19. Adanya kegiatan pengabdian ini dapat memberikan edukasi dan meningkatkan wawasan masyarakat desa Keras agar tetap mematuhi 3M dan dapat membuat cairan desinfektan secara mandiri.  Kata kunci: hidup sehat; spraying; new normal.  ABSTRACTThe purpose of this socialization is to increase the awareness of the Keras village community about healthy living behavior in the new normal era. This activity was carried out due to the lack of awareness of the Keras village community to carry out healthy living behaviors in the new normal era. When the COVID-19 pandemic has not yet ended and the government continues to promote 3M activities, the public has started to ignore it. Not only limited to this, another problem that has also arisen is that spraying activities have begun to be rarely carried out to sterilize the environment around the residence, which is usually carried out by the village government. Keras makes the community just keep silent. Based on this, the authors are interested in raising this matter so that it can be resolved. One of the steps that can be used to overcome these problems is by socializing healthy living in a packaged video and also socializing how to make disinfectant liquid independently with bag-friendly and easy-to-find ingredients. This is very important to do in a pandemic like now as a form of preventing the spread of the COVID-19 virus. The existence of this service activity can provide education and increase the insight of the Keras village community so that they remain compliant with 3M and can make disinfectant fluids independently. Keywords: healthy living; spraying; new normal