Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA) Angin, Robet Perangin; Adimu, Hasan Eldin; Ninef, Jotham S.R.; Galib, Muliani; Adibrata, Sudirman; Rahadiati, Ati; Yuliana, Ernik; Hafsaridewi, Rani; Khairuddin, Benny; Citra Kusuma, Luh Putu Ayu Savitri
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 19 No 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort. Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10  danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA) Ati Rahadiati; Ernik Yuliana; Rani Hafsaridewi; Benny Khairuddin; Luh Putu Ayu Savitri Citra Kusuma; Robet Perangin Angin; Hasan Eldin Adimu; Jotham S.R. Ninef; Muliani Galib; Sudirman Adibrata
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.382 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v19i2.121.2018

Abstract

Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort. Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10 danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
Analysis of The Level of Fish Resources Utilization in The Tegal Regency Beach Waters, Central Java Dian Sutono; Robet Perangin-angin; Suharyanto Suharyanto; Haris Hendi; Noor Zuhry
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v11i1.11382

Abstract

This study aims to determine the relationship between the catch of each effort unit (CPUE) and the effort to catch fish resources in the coastal waters of Tegal Regency, based on the data series for the last ten years (2011-2020) with survey and interview research methods. The results showed that the existing conditions of fishing effort during the previous ten years had decreased by an average of 1.66 %. The production of fish caught and CPUE landed in Larangan Coastal Fishing Port, Tegal Regency, shows an average increasing trend of 10.91 % and 11.98 %, respectively. The calculation of the relationship between CPUE and effort provides information for MSY of 1,002.24 tons/year, TAC of 801.79 tons/year, with a utilization rate of 120.08 %. Based on the calculation data, it indicates that the average exploitation of fish resources in the coastal waters of Tegal Regency is 962.80 tons/year, which is still below the MSY (1,002.24 tons/year) but has already exceeded the TAC (801.79 tons/year) utilization rate of 120.08 %.
Community structure of demersal fish resources based on the depth of the waters in the South China Sea (Indonesia Fisheries Management Zone 711) Robet Perangin angin; Sulistiono Sulistiono; Rahmat Kurnia; Achmad Fahrudin; Ali Suman
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 1 (2017): February 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i1.305

Abstract

Information on distribution and community structure of demersal fish resources are important to be known as an input to the management of demersal fisheries. This study aimed to analyze the diversity and distribution of demersal fish resources based on the differences in the depth of the waters and the linkages to the environment. Research conducted in the South China Sea in May to June 2015 by operating a trawl gear in the station preset. The method of analysis of demersal fish diversity use some ecological indices i.e Margalef species richness index, Shannon-Wiener diversity index, Pielou evenness index, and Simpson dominance index. The ecological index value then associated with environmental conditions, using principal component analysis. Distribution of the ecological index indicated the stability of communities demersal fish resources getting better with the increase of depth. The most affected to the level of species richness and distribution of demersal fish were the parameters of depth, temperature and salinity, while the abundance distribution of fishes were associated with dissolved oxygen, and water transparency. The implication, that the water environmental conditions greatly affected the distribution and abundance of demersal fish. Abstrak Informasi mengenai persebaran dan struktur komunitas sumber daya ikan demersal penting sebagai bahan masukan untuk pengelolaan perikanan demersal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keanekaragaman dan persebaran sumber daya ikan demersal berdasarkan perbedaan kedalaman perairan, serta keterkaitannya dengan lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Laut Cina Selatan pada bulan Mei sampai Juni 2015 dengan mengoperasikan alat tangkap pukat ikan di stasiun yang telah ditetapkan. Metode analisis keanekaragaman hayati ikan demersal menggunakan beberapa indeks ekologi yaitu indeks kekayaan jenis Margalef, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks keseragaman Pielou, dan indeks dominansi Simpson. Nilai indeks ekologi tersebut kemudian dikaitkan dengan kondisi lingkungan, menggunakan analisis komponen utama. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kestabilan komunitas sumber daya ikan demersal semakin baik seiring dengan meningkatnya kedalaman. Kedalaman, suhu, dan salinitas merupakan parameter yang paling memengaruhi tingkat kekayaan jenis serta persebaran sumber daya ikan demersal, sedangkan persebaran kelimpahan ikan sangat terkait dengan oksigen terlarut dan kecerahan perairan. Implikasinya, kondisi lingkungan perairan sangat memengaruhi persebaran dan kelimpahan ikan demersal.
KEPADATAN DAN STRATIFIKASI KOMPOSISI SUMBER DAYA IKAN DEMERSAL DI LAUT CINA SELATAN (WPP – NRI 711) Robet Perangin Angin; Sulistiono Sulistiono; Rahmat Kurnia; Achmad Fahrudin; Ali Suman
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.848 KB) | DOI: 10.15578/jppi.22.3.2016.161-172

Abstract

Informasi distribusi kepadatan stok dan komposisi ikan demersal sangat penting untuk diketahui sebagai bahan masukan guna keberhasilan pengelolaan perikanan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan stok dan sebaran sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2015 dengan menggunakan scientific echosounder BIOSONICS DT-X dan frekuensi 120 KHz. Untuk verifikasi data akustik terutama komposisi jenis dilakukan pengoperasian trawl. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikan demersal di Laut Cina Selatan meliputi 147 spesies dari 55 famili. Stratifikasi komposisi dikedalaman 20-30 m, 30-40 m, 40-50 m, 50-60 m, dan 60-70 m masing masing didominasi oleh ikan dari famili Leiognathidae, Lutjanidae, Nemipteridae, Tetraodontidae, dan Serranidae. Estimasi kepadatan stok sumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan berkisar antara 0,16 – 2,85 ton/km2 dengan rata-rata kepadatan 1,05 ton/km2. Information about density distribution and composition of demersal fish stocks is very important to be known as an input for the success of fisheries management. Current research aimed to determine the composition, stock density and distribution of demersal fish resources in the South China Sea. The research was conducted in May to June 2015 using scientific echosounder BIOSONICS DT-X and frequency of 120 KHz. Trawler sampling was done to verify the acoustic data, especially for species composition. The results show that the species composition of demersal fish in the South China Sea consisted of 147 species of 55 families. The stratification of the composition at the respective depth of 20-30 m, 30-40 m, 40-50 m, 50-60 m and 60-70 m, were dominated by fish families of Leiognathidae, Lutjanidae, Nemipteridae, Tetraodontidae, and Serranidae. The estimated stock density of demersal fish resources in the South China Sea ranged from 0.16 to 2.85 tonnes/km2 with the average of 1.05 tonnes / km2.     
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN PADA KM PUSPA SARI 03 DI PERAIRAN SUMATERA BARAT Eli Nurlaela; Afif Al Magribi; Eddy Sugriwa Husein; Tatty Yuniarty; Sarifah Aini; Robet Perangin angin; Iya Purnama Sari; Angkasa Putra; Mira Maulita
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 3, No 2 (2021): September 2021
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v3i2.10583

Abstract

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus memiliki potensi perikanan yang melimpah. Produksi hasil perikanannya semakin meningkat setiap tahunnya. Posisi Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus juga sangat dekat dengan WPP 572. Alat tangkap yang banyak digunakan di Pelabuhan Perikanan Bungus adalah Bagan Berahu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan bagan perahu pada KM PUSPA SARI 03 di Perairan Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 134 hari yaitu pada tanggal 11 Januari 2021 sampai dengan 25 Mei 2021 dengan melakukan operasi penangkapan ikan di perairan Sumatera Barat pada KM PUSPA SARI 03 yang berpengkalan di Pelabuhan Perikanan Samudra Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi/pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 jenis ikan hasil tangkapan utama kapal bagan perahu KM. Puspa Sari 03 yaitu: Tongkol (Euthynnus affinis), Tuna sirip Kuning (Thunnus albacares), dan Layang Deles (Decapterus macrosoma). Total hasil tangkapan sebanyak 62.674 kg, dengan komposisi hasil tangkapan yaitu ikan tongkol sebesar 49 % atau (30.840 kg) kemudian ikan layang deles sebesar 35 % atau (21.690 kg) dan ikan tuna sirip kuning sebesar 16 % atau (10.144 kg). Data tersebut di dapat selama 14 trip penangkapan dengan jumlah setting 96 kali.
Komposisi dan Frekuensi Kemunculan Jenis Ikan Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Tengkolak, Desa Sukakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Dian Sutono Hs; Dendi Haris; Robet Perangin-angin; Untung Prasetyono; Maman Hermawan
Barakuda'45 Vol 3 No 2 (2021): Edisi November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.614 KB) | DOI: 10.47685/barakuda45.v3i2.167

Abstract

One of the capture fisheries activities in Tengkolak, Sukakerta Village, West Cilamaya District, Karawang Regency, West Java Province is using the stationery lift nett. The operation of the stationery lift nett itself cannot be separated from fishing aids that use light to attract the fish that are phototaxis positive. The purpose of this study was to determine the composition of the catch and to determine the number of catches based on the stationery lift nett in the waters of Karawang Regency. The benefits of this research can provide benefits to the lift net fishermen in the waters of Karawang Regency and become a reference for policy makers in the local area. Research data collection was carried out on a stationery lift nett operating in the waters of Karawang Regency, West Java. The implementation of the research stationery lift nett in March – May 2021. Sampling was carried out randomly every day based on ships that carried out fishing operations for 38 days, by collecting data on catches directly in the field, both the same and different fishing gear. It was obtained during the research that the fish caught in the stationery lift nett consisted of 9 fish speciess, consisting of anchovies, squid, acetes, sea-pike, dorab wolf, ninis, pony fishes, semadar and yellow-strips trevally. The catch was dominated by rebon (9,650 kg/45.34 %), while the highest frequency of occurrence was anchovy (100%).
Sosialisasi Keselamatan Kerja pada Kapal Penangkap Ikan di Kabupaten Karawang Robet Perangin-angin; Dendi Haris; Beta Indi Sulistyowati; Dian Sutono; Ully Wulandari; Untung Prasetyono; Kadi Istrianto; Suharyanto Suharyanto; Sudirman Adibrata
Indonesia Berdaya Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2023479

Abstract

The need for fisheries resources as a source of animal protein encourages the development of capture fisheries businesses. Not infrequently a fishing business in the field of shipping due to lack of care and work cause human souls to become victims. The spirit of the fishermen to go to sea is the main indicator in increasing capture fisheries production in Karawang Regency. However, it is very unfortunate that this was not followed by the awareness of the fishermen about the dangers of working at sea without using personal safety equipment. Therefore, the Karawang Polytechnic of Maritime Affairs and Fisheries Study Program provides training to fishermen on the importance of safety in shipping. As a form of realization of the contents of the Tridarma of Higher Education and the social responsibility and professionalism of a Higher Education in community empowerment towards equitable development. Socialization of Occupational Safety on Fishing Vessels in Karawang Regency is carried out by lecture, question and answer, and demonstration methods. The training materials provided include positioning exercises and anchoring maps with sea charts in Karawang waters, training in the use of map anchoring equipment sets for shipping, training in the use of red hand flares for safety in emergency conditions, training in the use of parachutes signals for safety in emergency conditions, training in the use smoke signal for safety in emergencies, training in the use of lifebuoys for safety in shipping, and training in the use of life jackets. This community service activity was attended by 15 fishermen who live in Karawang Regency.Abstrak: Kebutuhan akan sumberdaya perikanan sebagai salah satu sumber protein hewani mendorong pengembangan usaha perikanan tangkap. Tidak jarang suatu usaha perikanan dibidang perkapalan karena kurang teliti dalam perawatan dan pekerjaannya mengakibatkan jiwa manusia menjadi korban. Semangat melaut para nelayan adalah indikator utama dalam peningkatan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Karawang. Namun sangat disayangkan hal ini tidak diikuti dengan adanya kesadaran para nelayan akan bahaya bekerja di laut tanpa menggunakan alat keselamatan diri. Oleh karena itu Program Studi Teknik Penangkapan Ikan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang memberikan pelatihan kepada para nelayan akan pentingnya keselamatan dalam pelayaran. Sebagai salah satu bentuk realisasi dari isi Tridarma Perguruan Tinggi dan tanggung jawab sosial serta profesionalisme suatu Perguruan Tinggi dalam pemberdayaan masyarakat menuju pemerataan pembangunan. Sosialisasi Keselamatan Kerja Pada Kapal Penangkap Ikan di Kabupaten Karawang dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Materi pelatihan yang diberikan antara lain latihan penentuan posisi dan menjangka peta dengan peta laut di perairan karawang, latihan penggunaan set peralatan menjangka peta untuk pelayaran, latihan penggunaan red handflare untuk keselamatan pada kondisi darurat, latihan penggunaan parachute signal untuk keselamatan pada kondisi darurat, latihan penggunaan smoke signal untuk keselamatan pada kondisi darurat, latihan penggunaan lifebouy untuk keselamatan dalam pelayaran, dan latihan penggunaan life jacket. Kegiatan pengabdian masyarakat ini di ikuti oleh 15 orang nelayan yang tinggal di Kabupaten Karawang.
The Effect Of Different Depth Of Tuna Handline Fishing On Catches At KM Viona III Based In Cilacap Ocean Fishing Port, Central Java Province Dendi Haris; Dian Sutono HS; M Jamaludin; Robet Perangin-angin; Mula Tumpu
Barakuda'45 Vol 5 No 1 (2023): Edisi April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v5i1.317

Abstract

Handline is a fishing gear that is selective about the catch and is a fishing gear that is passive or in the process of catching it there is a waiting period. The waiting period for the handline is the time when the bait is waiting for the fish to eat it. The depth of the hook on KM Viona III varies. The depth is divided into 2 groups between 45-60 m and 67.5-82.5 m. The purpose of this study was to determine whether or not there was an effect of differences in hook depth on catches by paired sample test t-test using SPSS 24. Based on the Wilcoxon test, non-parametric test hook depth test for total catches presented by SPSS 24 with asymp values .sig of 0.041. Because 0.041 < 0.05 means that there is a difference in catches based on the number of fish and it can be concluded that there is also an effect of hook depth on the number of catches, and the weight of the catch has a value of 0.023. Because the value is 0.023 <0.05, H0 is rejected and Ha is accepted, which means that there are differences in the weight of the catch at different depths and it can be concluded that there is also an effect of the depth of the hook on the weight of the catch. which was carried out at the Cilacap Ocean Fishing Port and participated in a 32-day arrest operation at KM Viona III.