Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA MINANGKABAU RAGAM NONFORMAL PADA KOMUNITAS SENI SAKATO DI KOTA YOGYAKARTA Alika, Shintia Dwi; Rokhman, Fathur; Haryadi, Haryadi
Lingua Vol 13, No 2 (2017): July 2017
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat yang penutur aslinya adalah suku Minangkabau. Komunitas Seni Sakato merupakan komunitas yang berasal dari suku Minangkabau yang cukup aktif dan berpengaruh di Kota Yogyakarta. Walaupun berada jauh dari daerah asalnya Sakato tetap menggunakan bahasa Minangkabau di tengah masyarakat bersuku Jawa. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang upaya pemertahanan bahasa kajian sosiolinguistik. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan wawancara. Upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dianalisis menggunakan teori Miles dan Huberman (pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan). Berdasarkan hasil analisis data, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau ragam nonformal pada Komunitas Seni Sakato di Kota Yogyakarta meliputi upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam kegiatan seni, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam bidang sastra, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam keluarga dan upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.Minangkabau language is one of the regional languages in Indonesia originating from West Sumatra whose native speakers are Minangkabau tribe. Sakato Art Community is a community that originated from the Minangkabau tribe who is quite active and influential in Yogyakarta City. Despite being away from his home region Sakato still uses the Minangkabau language in a Javanese tribal community. This makes the researcher interested to examine efforts to preserve the language of sociolinguistic studies. This research is descriptive qualitative. The data collection method used is the method of referring and interviewing. Effort to preserve Minangkabau language were analyzed using Miles and Huberman’s theories (data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing). Based on the data analysis, effort to preserve the non-formal Minangkabau language in Sakato Art Community in Yogyakarta City include efforts to preserve Minangkabau language in art activities, efforts to preserve minangkabau language in the field of literature, efforts to preserve minangkabau language in the family and efforts to preserve Minangkabau language in daily life day.
Faktor Pemertahanan Bahasa Minangkabau Ragam Nonformal dalam Ranah Kekariban pada Komunitas Seni Sakato di Kota Yogyakarta Alika, Shintia Dwi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2017): Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v4i2.515

Abstract

AbstrakBahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat yang penutur aslinya adalah suku Minangkabau. Komunitas Seni Sakato merupakan komunitas yang berasal dari suku Minangkabau yang cukup aktif dan berpengaruh di Kota Yogyakarta. Kedekatan antaranggota Sakato sangat mendalam karena mereka sangat akrab dan berasal dari satu daerah yang sama. Oleh sebab itu, penelitian ini difokuskan dalam ranah kekariban. Walaupun berada jauh dari daerah asalnya Sakato tetap menggunakan bahasa Minangkabau di tengah masyarakat bersuku Jawa. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor pemertahanan bahasa kajian sosiolinguistik. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan wawancara. Faktor pemertahanan bahasa dianalisis menggunakan teori Miles dan Huberman (pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan). Berdasarkan hasil analisis data, faktor pemertahanan bahasa Minangkabau ragam nonformal dalam ranah kekariban pada komunitas seni sakato di Kota Yogyakarta meliputi faktor keluarga, faktor pergaulan, faktor intensitas komunikasi, kator kegiatan, dan faktor keinginan.Kata Kunci    : Pemertahanan bahasa, bahasa Minangkabau, faktor pemertahanan bahasa Minangkabau, komunitas seni sakato.