Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : AVICENNA

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Husin, Hasan; Yanuarti, Riska; Fandini, Mutia Ade
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i1.743

Abstract

Angka Kasus Demam Berdarah yang terjadi di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu sebanyak 33 Kasus. Untuk mengetahui hubungan perilaku keluarga dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamukdi Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.  Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian observational analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 orang di wilayah kerja Puskesmas sawah Lebar Kota Bengkulu. Penelitian di lakukan pada tanggal 2-10 Agustus 2019. Hasil penelitian dari 66 orang  responden terdapat 7 orang yang pengetahuan  kurang, 31 orang  pengetahuan cukup dan 28 orang yang pengetahuan baik. Terdapat 18 orang sikap tidak mendukung dan 48 orang sikap Mendukung. Kemudian terdapat 18 orang  tindakan kurang dan 48 orang tindakan baik.  Dari 66 orang Responden 14 orang yang ada jentik nyamuk dan 52 orang yang tidak ada jentik nyamuk. Terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamuk di  Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Saran untuk pelayanan kesehatan agar dapat mengupayakan pencegahan Demam Berdarah Dengue dengan dapat memberikan edukasi atau pengetahuan kesehatan tentang upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamuk di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Berat Badan Lahir sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting di Kabupaten Bengkulu Utara Angraini, Wulan; Pratiwi, Bintang Agustina; Amin, Mohammad; Yanuarti, Riska; Harjuita, Tiara Rifki
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.399

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.Wilayah kerja Puskesmas Kota Argamakmur merupakan jumlah tertinggi balita dengan status gizi stunting 14,8%. Penelitiann ini bertujuan untuk mengetahui berat badan lahir sebagai faktor risiko kejadian stunting. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada 02 – 20 Agustus 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kota Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Populasi seluruh ibu yang memiliki balita usia 24 – 36 bulan. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling berjumlah 72 orang. Analisis data dengan univariabel dan bivariabel.Hasil penelitian menunjukkan 37,5% balita berat badan lahir rendah dan status gizi stunting 40,27%. Analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara berat badan lahir terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Kota Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara.Adanya pemeriksaan rutin status gizi balita dan melakukan pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang stunting.
Faktor Pendorong Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Pratiwi, Bintang Agustina; Riska, Yanuarti; Wati, Nopia; Angraini, Wulan; Okavianti, Lusi
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.392

Abstract

Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu tahun 2018 sebesar 63,8%, merupakan angka cakupan ASI Eksklusif terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif  dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai anak umur 6 bulan – 24 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling di dapatkan sampel sebanyak 62 orang. Data di analisis Univariat, Chi Square, Regresi Logistik Berganda.Sebesar 51,6% Ibu memberikan ASI Eksklusif, 88,7% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, 53,2% mendapat dukungan suami, 66,1% mendapat dukungan orang tua. Terdapat hubungan antara Dukungan Petugas Kesehatan dan dukungan orang tua dengan pemberian ASI Eksklusif (p value = 0,05 dan 0,020). Dukungan orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI Esklusif.Petugas kesehatan menginformasikan kepada ibu hamil bahwa kehadiran orang tua sangat membantu ibu dalam proses menyusui. Orang tua akan berbagi pengalaman dengan anaknya
Faktor Pendorong Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Bintang Agustina Pratiwi; Yanuarti Riska; Nopia Wati; Wulan Angraini; Lusi Okavianti
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.392

Abstract

Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu tahun 2018 sebesar 63,8%, merupakan angka cakupan ASI Eksklusif terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif  dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai anak umur 6 bulan – 24 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling di dapatkan sampel sebanyak 62 orang. Data di analisis Univariat, Chi Square, Regresi Logistik Berganda.Sebesar 51,6% Ibu memberikan ASI Eksklusif, 88,7% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, 53,2% mendapat dukungan suami, 66,1% mendapat dukungan orang tua. Terdapat hubungan antara Dukungan Petugas Kesehatan dan dukungan orang tua dengan pemberian ASI Eksklusif (p value = 0,05 dan 0,020). Dukungan orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI Esklusif.Petugas kesehatan menginformasikan kepada ibu hamil bahwa kehadiran orang tua sangat membantu ibu dalam proses menyusui. Orang tua akan berbagi pengalaman dengan anaknya
Berat Badan Lahir sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting di Kabupaten Bengkulu Utara Wulan Angraini; Bintang Agustina Pratiwi; Mohammad Amin; Riska Yanuarti; Tiara Rifki Harjuita
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.399

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.Wilayah kerja Puskesmas Kota Argamakmur merupakan jumlah tertinggi balita dengan status gizi stunting 14,8%. Penelitiann ini bertujuan untuk mengetahui berat badan lahir sebagai faktor risiko kejadian stunting. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada 02 – 20 Agustus 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kota Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Populasi seluruh ibu yang memiliki balita usia 24 – 36 bulan. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling berjumlah 72 orang. Analisis data dengan univariabel dan bivariabel.Hasil penelitian menunjukkan 37,5% balita berat badan lahir rendah dan status gizi stunting 40,27%. Analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara berat badan lahir terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Kota Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara.Adanya pemeriksaan rutin status gizi balita dan melakukan pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang stunting.
HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Hasan Husin; Riska Yanuarti; Mutia Ade Fandini
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i1.743

Abstract

Angka Kasus Demam Berdarah yang terjadi di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu sebanyak 33 Kasus. Untuk mengetahui hubungan perilaku keluarga dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamukdi Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.  Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian observational analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 orang di wilayah kerja Puskesmas sawah Lebar Kota Bengkulu. Penelitian di lakukan pada tanggal 2-10 Agustus 2019. Hasil penelitian dari 66 orang  responden terdapat 7 orang yang pengetahuan  kurang, 31 orang  pengetahuan cukup dan 28 orang yang pengetahuan baik. Terdapat 18 orang sikap tidak mendukung dan 48 orang sikap Mendukung. Kemudian terdapat 18 orang  tindakan kurang dan 48 orang tindakan baik.  Dari 66 orang Responden 14 orang yang ada jentik nyamuk dan 52 orang yang tidak ada jentik nyamuk. Terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamuk di  Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Saran untuk pelayanan kesehatan agar dapat mengupayakan pencegahan Demam Berdarah Dengue dengan dapat memberikan edukasi atau pengetahuan kesehatan tentang upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik nyamuk di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
FACTORS OF FAILURE EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN BENGKULU CITY Bintang Agustina Pratiwi; Riska Yanuarti; Wulan Angraini
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i2.989

Abstract

Bengkulu Province is in the fifth lowest position in achieving exclusive breastfeeding nationally. There was a decrease in the achievement of exclusive breastfeeding in Bengkulu Province by 6.7% from 2016-2017. The low achievement of exclusive breastfeeding will have an impact on the health status of babies and children in the future. This study aims to analyze the causes of failure of exclusive breastfeeding in the city of Bengkulu.This type of research is a quantitative method, the research was conducted at two health centers, namely the Betungan Health Center (Success) and the Community Health Center (Failure). The selection of puskesmas is based on data obtained from the Bengkulu City Health Office. The sample selection used purposive sampling, with a minimum sample size of 124 breastfeeding mothers. The data were analyzed by Univariate, Bivariate (Chi Square) and Multivariate (Multiple Logistic Regression).Mothers who do not provide exclusive breastfeeding are 79 (63.7%). There is a relationship between efforts to prepare exclusive breastfeeding, health worker support, advertisements for formula milk, support from husbands and support from mothers (parents) and exclusive breastfeeding in Bengkulu City. Advertising for formula milk is the most associated factor with exclusive breastfeeding.Information need for the nearest person and health care staff are not exposed to the mother's milk formula ads.
PELAKSANAAN KLINIK SANITASI LINGKUNGAN PUSKESMAS JALAN GEDANG KOTA BENGKULU Eva Oktavidiati; Sandos Yedilau; Nopia Wati; Riska Yanuarti
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 17 No. 3 (2022): Avicenna: Jurnal Ilmiah
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v17i3.4582

Abstract

Sanitation clinics are created to improve the health status of the community through promotive, preventive, and curative efforts that are carried out in an integrated, focused and continuous manner. This study aims to see the implementation of a sanitation clinic at Jalan Gedang Health Center. This research is a qualitative research with a descriptive approach that describes the state of the object under study. The data collection used is by interview and observation with interview guidelines and observation sheets. Informants in this study were sanitarian officers, poly officers, head of RT, community, head of Jalan Gedang Public Health Center. This research was conducted on August 10 s.d. August 20, 2022 in the Working Area of ​​Jalan Gedang Health Center, Bengkulu City. The results of the research in the Working Area of ​​Jalan Gedang Health Center showed that there were 2 activities that had been going well and in accordance with the Minister of Health Regulation No. 13 of 2015, namely there had been counseling activities carried out by the Puskesmas in order to solve health problems due to the environment and the Puskesmas had several field review programs. namely IKL SAB, TTU Sanitation, Healthy Homes, and Drinking Water Depot Sanitation. There is 1 sanitation clinic activity at the Puskesmas that is not appropriate, namely intervention activities in the community which are only carried out if a case has occurred in the community. The conclusion of this study is that Jalan Gedang Health Center has several programs that function in preventing environmental-based diseases. However, intervention programs in the community must be implemented better before environmental-based disease cases arise.