Claim Missing Document
Check
Articles

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.072 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v1i1.33

Abstract

Indonesia merupakan Negara penghasil CPO terbesar di dunia. Namun industri pengolahan produk turunannya belum berkembang dengan baik. Untuk itu pada tulisan ini akan membahas kajian tentang pengembangan industri pengolahan produk turunan dari CPO. Kajian tersebut meliputi pemilihan alternatif produk turunan CPO yang potensial untuk dikembangkan, dilihat dari aspek potensi pasar, kondisi bahan baku, teknologi proses, nilai tambah produk, dan daya serap tenaga kerja. Dari hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan aplikasi Expert Choice diperoleh oleokimia sebagai alternatif terbaik untuk dikembangkan.
STUDI PENERAPAN HACCP PADA PROSES PENGOLAHAN SANTAN KALENG (Canned Coconut Milk) Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.582 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v1i1.37

Abstract

Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif. Penerapan HACCP pada proses pengolahan santan kaleng di PT.RSUP-Ind telah ditetapkan 4 CCP, yaitu; pada proses penyaringan, pengalengan, pemasakan, dan pendinginan setelah pemasakan. Ke-empat proses ini memiliki bahaya fisik dan biologi, yang jika tidak dikendalikan bisa membahayakan konsumen.
INTRODUKSI PENGOLAHAN ’SALA LAUAK’ PANGANAN KHAS PARIAMAN SEBAGAI PANGAN KAYA NUTRISI Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.458 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v2i1.47

Abstract

Introduksi pengolahan sala lauak bertujuan untuk memperkenalkan panganan khas lokal dari Pariaman yang selama ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat di luar Sumatera Barat. Sala lauak merupakan panganan yang berbahan dasar tepung beras putih dan ikan asin yang ditambah dengan bumbu rempah yang khas. Tepung beras mengandung 9,4 gram protein, 126,61 gram karbohidrat, dan 578 kalori per cangkir. Ikan asin mengandung protein 42%, lemak 1,5%, fosfor 0,3%, dan besi 0,002%. Kandungan tepung beras dan ikan asin tersebut menjadikan sala lauak sebagai panganan kaya nutrisi. Pengolahan yang tidak begitu sulit, bisa menjadikan sala lauak sebagai cemilan untuk keluarga oleh semua orang, meskipun panganan ini merupakan panganan khas Pariaman.
PANGAN HALAL DAN CARA MEMILIH PRODUK KEMASAN YANG AMAN DAN HALAL Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.318 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v2i2.54

Abstract

Jaminan pangan halal dan keamanan pangan sangat dibutuhkan oleh konsumen. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai pangan halal dan keamanan pangan perlu ditingkatkan. Pangan yang baik dapat diartikan sebagai pangan yang memiliki cita rasa baik, sanitasi higine baik dan kandungan gizinya yang baik. Konsumsi makanan halal merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ketentuan halal dan haramnya suatu bahan pangan berasal dari Allah SWT. Ketentuan ini tercantum di dalam Al-Quran dan Hadis.
SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG UBI JALAR DALAM PENGOLAHAN MIE BASAH Nurbaya, Siti; Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.514 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v3i1.61

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi yang tepat pada subsitusi tepung terigu dengan tepung jagung dan tepung ubi jalar mie basah. Penelitian ini akan dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: T0 : Tepung terigu 100%, tepung jagung 0% dan tepung Ubi jalar 0%. T1 : Tepung terigu 0%, tepung jagung 40% dan tepung Ubi jalar 60%. T2 : Tepung terigu 30%, tepung jagung 50% dan tepung Ubi jalar 20%. T3 : Tepung terigu 40%, tepung jagung 60% dan tepung Ubi jalar 0%. T4 : Tepung terigu 50%, tepung jagung 0% dan tepung Ubi jalar50%.Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik untuk kadar air diperoleh dari perlakuan T3 (Tepung terigu 40%, tepung jagung 60%), yaitu 60,47%. Kadar abu terbaik diperoleh pada perlakuan T3 (Tepung terigu 40%, tepung jagung 60%), yaitu 0,16%, dan kadar protein terbaik diperoleh pada perlakuan T4(Tepung terigu 50%, tepung jagung 0% dan tepung Ubi jalar 50%), yaitu 3,03%.
KAJIAN PENERAPAN CARA PRODUKSI YANG BAIK (CPB) PADA INDUSTRI NATA DE COCO Yasin, Ahmad; Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.432 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v3i2.71

Abstract

Penelitian tentang kajian penerapan cara produksi yang baik (CPB) pada industri nata de coco bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan CPB, menganalisa dan mengidentifikasi produk nata de coco guna meningkatkan jaminan keamanan pangan dan mutu bagi konsumen. Hasil penelitian di PD. Salju Mandiri Tembilahan menunjukkan tingkat penerapan CPB secara keseluruhan belum bernilai baik. Jumlah koloni pada sampel nata de coco yang dihitung dengan menggunakan rumus SPC melebihi batas maksimal SNI 2,0 x 102. Derajat keasaman (pH) tidak berada dalam kondisi optimal 4,3 untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
PENGARUH LAMA PEREBUSAN TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN PADA KUE BERBAHAN DASAR TEPUNG KETAN Yoka, Berry Tri; Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.349 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v3i2.73

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu perebusan kue berbahan dasar tepung ketan yang tepat terhadap penerimaan konsumen. Rancangan percobaan penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan lama perebusan (A = 4 menit lama perebusan, B = 5 menit lama perebusan, C = 6 menit lama perebusan, D = 7 menit lama perebusan). Analisa dilakukan untuk menentukan kadar air, kadar pati, dan organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur). Untuk hasil terbaik dari uji penerimaan panelis terhadap kue berbahan dasar tepung ketan adalah pada perlakuan A (7 menit lama perebusan) yaitu dengan kadar air 51,8301%, kadar pati 45,3964%, uji organoleptik warna 3,7%, aroma 3,2%, rasa 3,3%, dan tekstur 3,3%. Kue yang berbahan dasar tepung ketan yang direbus terlalu lama kurang disukai oleh konsumen tetapi sebaliknya kue berbahan dasar tepung ketan yang direbus dengan waktu yang singkat lebih di sukai oleh konsumen.
PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG BERAS DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN PADA CENDOL Rahman, Maulana; Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.159 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v4i1.76

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari perbandingan tepung beras dengan tepung tapioka terhadap penerimaan konsumen pada cendol yaitu kadar air, kadar pati, dan uji organoleptik. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui perlakuan terbaik dari perbandingan tepung beras dengan tepung tapioka terhadap karakteristik cendol yaitu kadar air, kadar pati, dan uji organoleptik. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah produk cendol yang paling baik berdasarkan uji organoleptik yaitu pada perlakuan D dengan penggunaan tepung beras 75% dan tepung tapioka 25% dengan skor 3,65%. Cendol yang dihasilkan dengan kadar air terbaik pada perlakuan E (tepung beras 100% dengan tepung tapioka 0%) memiliki kadar air 73.605%, sedangkan kadar pati tertinggi pada perlakuan D (tepung beras 75% dengan tepung tapioka 25%) yaitu 26.186%. Perlakuan yang diberikan pada cendol dengan perbandingan tepung beras dengan tepung tapioka tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air dan kadar pati cendol yang dihasilkan namun memberikan pengaruh nyata terhadap warna dan tekstur cendol.
EVALUASI KESESUAIAN UKURAN CACAHAN TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK PROSES DAN HASIL PENGOMPOSAN DENGAN PEMBERIAN BIOAKTIFATOR ORGADEC Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 4 No 2 (2015)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.657 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v4i2.81

Abstract

Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pabrik kelapa sawit yang biasanya hanya dibuang. Padahal TKS ini mengandung unsur hara yang tinggi yang dapat dikembalikan ke dalam tanah. Namun proses dekomposisi dari TKS membutuhkan waktu yang lama, karenaTKS mengandung lignin dan selulosa yang tinggi sehingga sulit untuk didekomposisi. Selain itu TKS utuh memiliki luas permukaan efektif yang kecil sehingga menyulitkan mikroorganisme dalam merombaknya. Untuk mengatasi hal tersebut, telah dikembangkan mesin pencacah TKS, namun pengaruh dari ukuran bahan cacahan terhadap proses dekomposisi belum diketahui. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap sifat fisik bahan cacahan, evaluasi kecocokan ukuran bahan cacahan TKS untuk proses dan hasil pengomposan, serta melakukan evaluasi ekonomi untuk mengetahui biaya pokok yang diperlukan selama pengomposan.Dari hasil penelitian didapatkan ukuran terbaik untuk pengomposan adalah ukuran besar (cacahan yang didominasi oleh tangkai yang masih utuh atau sedikit tercacah dengan spikelet masih menempel pada tangkai, yang berukuran ≥ 5 cm). Kompos dari cacahan ukuran besar menunjukkan nisbah C/N yang relatif sama dengan cacahan ukuran kecil, tetapi memiliki kandungan unsur hara dan asam humat yang jauh lebih tinggi dari pada kompos dari cacahan ukuran kecil. Proses pengomposan lebih cepat berlangsung pada cacahan yang diberi bioaktifator dibanding tanpa pemberian bioaktifator. Untuk lama pengomposan, masa inkubasi 3 bulan jauh lebih baik dibanding 1 atau 2 bulan. Dari analisa ekonomi didapatkan biaya pokok untuk proses dan hasil pengomposan pada cacahan ukuran besar dengan pemberian bioaktifator sekitar Rp. 1.213,37/kg yang terdiri dari biaya pokok pencacahan Rp. 5,31/kg, dan biaya pokok pengomposan sekitar Rp. 1.208,06/kg.
STUDI PENAMBAHAN AIR ADONAN TERHADAP KARAKTERISTIK STIK PANGSIT Saripudin, Saripudin; Mardesci, Hermiza
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.832 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v5i1.84

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan air adonan yang tepat terhadap karakteristik stik pangsit. Rancangan percobaan penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan penambahan air adonan (A = 30% air yang ditambahkan, B = 35% air yang ditambahkan, C = 40% air yang ditambahkan, D = 45% air yang ditambahkan. Analisa dilakukan untuk menentukan kadar air, kadar pati, dan organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur). Untuk hasil terbaik dari hasil penelitian penambahan air adonan adalah pada perlakuan A (30% air yang ditambahkan) yaitu dengan kadar air 1,2761%, kadar pati 48,708%, uji organoleptik warna 4,2500%, aroma 3,7500%, rasa 3,6500%, dan tekstur 4,0500%. Penambahan air adonan sebanyak 30% yaitu sebanyak 150 ml air memiliki jumlah kadar air terendah dan sesuai dengan standar mutu makanan ringan ekstrudat dimana jumlah kadar air maksimal 4%.