Kursistin H, Panca
Universitas Muhammadiyah Jember

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK USIA DINI DARI PERSPEKTIF PENDIDIK PAUD Kursistin H, Panca
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.492 KB) | DOI: 10.32528/ins.v12i2.331

Abstract

Pemahaman tentang pengetahuan dan ketersediaan keterampilan para pendidikPAUD sangat diperlukan sebagai dasar pijakan untuk memulai aplikasi pendidikan sekstersebut, sehingga urgensi ini tidak hanya datang dari para pakar pendidikan namun jugaberangkat dari kebutuhan yang dirasakan oleh pendidik PAUD sendiri.Penelitian ini bertujuan mengetahui perspektif pendidik PAUD tentangpendidikan seks anak usia dini dengan menggunakan rancangan kualitatif deskriptif.Subyek penelitian adalah 5 orang guru PAUD di lingkungan Himpaudi KabupatenJember.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pendidik PAUD tentangpendidikan seks usia dini berkisar pada pengenalan anatomi tubuh dan cara menjagakebersihannya. Pendidikan seks dianggap sangat penting untuk diberikan di usia dini agaranak bisa menjaga dirinya, menjaga kesehatannya, mengetahui yang boleh dan tidakboleh dilakukan terkait tubuh dan peran jenisnya. Namun dampak pemberian pendidikanseks yang tidak utuh dan bersinergi dengan pihak orangtua akan menyebabkan anakmenjadi salah mengartikan yang diajarkan.Media yang efektif dalam mengajarkan pendidikan seks pada anak usia dinimenurut pendidik PAUD adalah alat peraga, gambar dan praktek terutama bila terkaitketerampilan. Media cerita dan dongeng juga cukup efektif untuk mengajarkan situasisituasiatau kejadian yang harus diantisipasi anak, termasuk nilai-nilai dan batas-batasperilaku yang diterima secara normatif. Media film dan video masih dirasa kurang efektifuntuk anak usia dini, karena anak belum memahami pesan simbolis dari film yangditayangkan dan belum mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama untuk mengikutitayangan. Keterlibatan dan dukungan orangtua sangat diperlukan, agar adakesinambungan antara yang diajarkan di sekolah dengan yang diajarkan di rumah.
Memahami Alasan Perempuan Bertahan Dalam Kekerasan Domestik Segaf, Zakiyah; Yumpi-R, Festa; Kursistin H, Panca
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 5, No 1 (2009): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.497 KB) | DOI: 10.32528/ins.v5i1.1463

Abstract

Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang pengertiannya terdapat dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2004 pasal 1 point 1 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. KDRT bisa menimpa pada siapa saja, akan tetapi kebanyakan korban KDRT adalah istri. Tidak sedikit perempuan yang menjadi korban memilih untuk diam dan tidak berbuat apa-apa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan perempuan yang memilih bertahan bersama pasangan yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan domestik). Desain penelitian menggunakan pendekatan studi kasus.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:54). Peneliti menggunakan dua orang perempuan korban kekerasan sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun ciri-cirinya yaitu perempuan yang sudah menikah, yang bertahan dalam hubungan kekerasan dalam jangka waktu minimal 1 tahun, telah terdaftar di lembaga P3A sebagai korban KDRT. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara sebagai metode utama dan observasi sebagai metode tambahan.Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada beberapa faktor yang mendorong perempuan bertahan, antara lain: ketidakberdayaan, afeksi yang membelenggu, penerimaan terhadap peran otoritas laki-laki, harapan terhadap figur pelindung, keterbatasan memahami masalah, keterbatasan keahlian, dan kurang pemahaman tentang kekerasan domestik.