Saputro, Dio Herman
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROFESI PUBLIC RELATIONS DI INDONESIA DALAM KAJIAN GENDER Damayanti, Novita; Saputro, Dio Herman
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi public relations di Indonesia dalam persepktif gender belum berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk mencermati profesi public relations sector swasta lebih dominan maskulin atau feminism dan menggali lebih dalam mengenai indikasi feminitas dan maskulinitas pada profesi public relations sector swasta. Peneliti mengembangkan kerangka konseptual profesi public relations sebagai profesi gender dari tiga teori yakni kontruksi realitas social untuk memahami bagaiamana peran gender pada profesi public relations dikontruksi, teori social rules untuk menganalisa indikasi keseteraan gender pada profesi public relations, dan genderlect styles untuk menganalisa perbedaan persepsi PR wanita dan pria. Dua praktisi PR pria dan dua praktisi PR wanita dikaji dengan observasi partisipasi, diwawancarai, dan ditelaah dengan metode penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesi PR di perusahaan swasta cenderung lebih dominan maskulin daripada feminism namun pada industry perhotelan profesi public relations menjadi feminism-oriented profession menurut nilai hospitality. Peneliti juga menemukan adanya indikasi maskulinitas pada sektor swasta dan feminisasi pada sektor industri perhotelan karena stuktur dimensi budaya nasional Indonesia sebagai Negara maskulin, identitas perusahaan, kebutuhan perusahaan, kebijakan perusahaan, dan preferensi menejemen. Kebanyakan responden dalam penelitian ini mempersepsikan indikasi feminitas dan maskulinitas merujuk pada atribut komunal dan agentik. Pada situasi tertentu praktisi PR dalam penelitian ini memainkan peran yang berbeda bukan berdasarkan atribut komunal dan agentik.
REPRESENTASI MASKULINITAS PRIA DI MEDIA ONLINE Saputro, Dio Herman; Yuwarti, Harti
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.45 KB)

Abstract

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui medan wacana, pelibat wacana dan sarana wacana dari teks-teks mengenai maskulinitas dalam rubrik style & grooming pada edisi bulan Juni-Agustus 2013. Teori yang digunakan dalam studi ini adalah teori konstruksi sosial realitas, teori maskulinitas Janet S. Chafez, dan teori representasi Stuart Hall dimana teori-teori tersebut akan mengungkap realitas maskulinitas yang terkontruksi dalam rubrik tersebut. Studi ini berlandaskan pada paradigma komunikasi konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika sosial Halliday yang terdiri dari tiga elemen konseptual yaitu medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana mengenai maskulinitas pada unit analisa berupa 10 teks rubrik style & grooming edisi Juni-Agustus 2013 yang dipilih secara sampling purposif. Teknik pengumpulan data yang diakukan peneliti melalui studi pustaka dan wawancara mendalam dengan nara sumber dari pihak redaksi dan pembaca media online Men’s Health IndonesiaHasil studi pada level teks dari elemen medan wacana dalam teks-teks tersebut adalah peristiwa kesempurnaan fisik pria, perawatan fisik pria, dan gaya pakaian pria yang rapih, bagus, bersih, necis, dan trendy, elemen pelibat wacana yang terdapat pada teks-teks tersebut adalah sejumlah tokoh-tokoh vitalitas pria, penikmat vitalitas pria, dan ahli style & grooming, dan elemen sarana wacana pada tek-teks tersebut adalah gaya bahasa jurnalistik popular, deskriptif, dan eksplanatif mengenai tips-tips seputar perawatan fisik dan penampilan pria sehinga dengan mudah dapat dipahami oleh kalangan pembaca. Secara keseluruhan representasi maskulinitas pria di media online www.menshealth.co.id dalam rubrik tersebut adalah maskulinitas metroseksual.Disatu sisi konstruksi realitas maskulinitas yang di bangun oleh para pelaku sosial adalah maskulinitas hibridasi dari elemen-elemen maskulinitas global yang terdiri dari maskulinitas uber seksual/stecis, well grooming, dan K-POP. Men’s Health Indonesia mengganggap wacana maskulinitas metroseksual sudah kuno. Walaupun demikian pembaca masih mengganggap maskulinitas dalam rubrik tersebut adalah maskulinitas metroseksual sehingga dapat di simpulkan visi dan misi Men’s Health Indonesia belum tercapai dalam merepresentasikan maskulinitas pria yang bersosok uberseksual, stecis, well grooming, dan K-POP (konfusianisme)
DON’T HATE ME CAUSE I’M BEATIFUL: MANAJEMEN KESAN DALAM FACEBOOK Prasasti, Ratih; Saputro, Dio Herman; Wulandari, Siti
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 10, No 4 (2011)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DON’T HATE ME CAUSE I’M BEATIFUL: MANAJEMEN KESAN DALAM FACEBOOK 
MANAJEMEN KESAN PENGGUNA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM MENGEKSISTENSIKAN PANCASILA Saputro, Dio Herman; Diniati, Anisa
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekan pancasila yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai ideologi negara Indonesia, dimeriahkan oleh generasi millennial dengan cara mengunggah foto-foto pribadi mereka di media sosial instagram dengan hashtag #SayaIndonesiaSayaPancasila. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji manajemen kesan pengguna media sosial instagram dalam mengeksistensikan pancasila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi virtualdengan menganalisis foto-foto pribadi para pengguna instagram melalui teknik analisis framing William Gamson.Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesan yang dibangun oleh pengguna media sosial instagram dalam mengeksitensikan pancasila dilakukan dengan menampilkan kesempurnaan fisik, citra diri, profesi, dan jati diri nasionalisme pancasila.