Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Studi Perencanaan Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam Pada Peredam Energi Bendung, Jl. Terusan Kecubung, Kota Malang Kause, Nicodemus Nitanel; Khaerudin, Dian Noorvy; Frida, Kiki
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Energy dampers are part of the weir that serves to dampen the energy of the water flow through the weir. Most of the dam damages in Indonesia are caused by the local scouring that occurs continuously downstream of the weir. The local scour is caused by considerable potential energy due to the differences in water level upstream and downstream of the weir. Local scours occurring downstream of the weirs caused by high water levels from damming, endanger the construction of the weir itself. To prevent deep scouring of long energy dampers, a new energy damper is planned. The main factor of the deep scouring on the downstream of the dam is the energy damper that has not functioned optimally. In this research used damper type energy sink. In the design of energy damper, based on flood water level +108,884 m, elevation of weir of +108,244 m, height of 2.5 m and flow rate 2,4217 m / sec found the condition of super critical flow during flood water and for dimension of energy damper: 8.25 m hydraulic jumping length, 1.86 m wake length, 2.75 m tube fingers and 2.35 m foundation depth. From the stable stability analysis of the dam to the bolsters, shear, the carrying capacity of the soil and the building does not decrease due to the load or soil stress that occurs. Keywords ; dams ; energy dampers ; hydraulic analysis ; stability.
EVALUASI PANJANG KOLAM OLAK (Ld) DAN PANJANG LONCATAN (Lj) PADA PEREDAM ENERGI BENDUNG,JL. TERUSAN KECUBUNG, KOTA – MALANG Mau, Nelson Pina; Khaerudin, Dian Noorvy; Sulistyani, Kiki Frida
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Aspek hidraulik pada bendung merupakan salah satu faktor yang penting dalam perencanaan Peredam Energi (Stilling Basin) air yang jatuh, sehingga sisa energi air di hilir kolam olak menjadi minimal sehingga gerusan dasar sungai tidak membahayakan. Yang jadi masalah adalah kedalaman gerusan hilir bendung seberapa jauh membahayakan sehingga perlu dilakukan analisis dengan tujuan untuk mengetahui profil bendung Eksisting dan peredam energi yang mana lebih stabil, mendapatkan hasil Lj + Ld yang diperlukan untuk bendung yang akan direncanakan kembali, mengetahui evaluasi panjang kolam olak Lj + Ld terhadap existing dan stabilitas. Evaluasi dilakukan dengan menghitung debit rencana pada kolam (Q), kecepatanaliran air pada kedalaman kritis (Vz), kedalaman kritis (Yz), dan bilangan Froude (Fr). Dari hasil perhitungan, diperoleh debit rencana sebesar 7,356 m3/dt, kecepatanaliran air pada kedalaman kritis sebesar 3,2827 m/dt, kedalaman kritis sebesar 0,153 m dan bilangan froude 6,522. Hasil perhitungan ini merupakan hasil dari perencanaan peredam energi. Artinya kasil evaluasi yang dilakukan mengharuskan kolam olak perlu dilakukan perencanaan baru untuk mengantisipasi gerusan. Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh nilai Fr pada profil bendung adalah 6,25 berada di bawah hilir bendung, panjang loncatan hidrolis adalah 14 m dan panjang kolam olak 7 m.
STUDI EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI RUAS JALAN BOROBUDUR KOTA MALANG Andika, Dicky; Khaerudin, Dian Noorvy
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Drainage sector which is one of the urban infrastructure development program is strongly influenced by the development of the region woke up in 2013 has reached more than 80 % of the total land area in the city of the poor . This shows that with the increasing woke region , indirectly lead to the increasing discharge waste water into the drainage channel . Otherwise it will lead to more and magnitude of runoff that occurs as a result of the closing of the land used for infiltration ( infiltration ) of rain water into the soil . Thus the discharge of water that must be disposed of through the sewer will also be greater so it requires the provision of sewer area that allows that there is a balance between the capacity of the existing channel and discharge . To analyze the existing channel , it will begin first with an average rainfall analysis of the location study . The data will be used is the data coming from the two stations closest to the area of the rain the study area . For this purpose , the data can be obtained rain is rain observation data from 2003 to 2012 . The rainfall station is Station Climatology rain Karangploso class II Malang and rain Stations Laboratory of Hydrology Water Resources Engineering Department of Brawijaya University , from the station rainfall observation data , the analysis of data the maximum daily rainfall average. The results of the analysis are then summarized to look at the incidence of maximum daily rainfall on average each month . The amount of runoff discharge padasetiap rainy season for each channel segment is different , this is due to a change in land use because of the vast area that awakened driving an increase in the channel coefficients . Of several sections of the existing line , concluded that 60 % of existing ssaluran no longer able to drain the existing flood discharge . To address storm water runoff and domestic waste water drainage system resident needed a good planning and adequate , and the need for normalizing the certainty channels are no longer able to drain water discharge by way of deepening the existing channel dimensions. Keywords : Studies evaluating, the capacity of the drainage system, Street Borobudur Malang City ABSTRAK Sektor drainase yang merupakan salah satu dari programpembangunan prasarana kota sangat dipengaruhi oleh perkembangan kawasan terbangun yang tahun 2013 ini telah mencapai lebih dari 80% dari total luas lahan dikota malang. Hal ini menunjukan bahwa dengan semakin bertambahnya kawasan terbangun, secara tidak langsung mengakibatkan semakin bertambahnya debit air limbah yang masuk pada saluran drainase. Selain itu akan mengakibatkan semakin besarnya limpasan permukaan yang terjadi akibat tertutupnya lahan yang digunakan untuk resapan (infiltrasi) air hujan kedalam tanah. Dengan demikian debit air yang harus dibuang melalui saluran pembuangan juga akan semakin besar sehingga sangat memerlukan penyediaan saluran pembuangan wilayah yang memungkinkan sehingga ada keseimbangan antara kapasitas saluran dan debit yang ada. Untuk menganalisa saluran yang ada, maka akan diawali terlebih dahulu dengan analisa hujan rata-rata dilokasi studi. Data yang akan digunakan adalah data yang berasal dari dua stasiun hujan yang terdekat dengan daerah lokasi studi. Untuk keperluan ini, data hujan yang dapat diperoleh adalah data pengamatan hujan dari tahun 2003 sampai tahun 2012. Stasiun hujan tersebut adalah Stasiun hujan Klimatologi klas II Karangploso Malang dan Stasiun hujan Laboratorium Hidrologi Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, dari data pengamatan hujan stasiun tersebut, maka dilakukan analisa data hujan harian maksimum rata-rata. Hasil analisa tersebut kemudian diringkas untuk melihat angka kejadian hujan harian maksimum rata-rata tiap bulan. Besarnya debit limpasan padasetiap musim hujan untuk setiap ruas saluranberbeda, ini disebabkan adanya perubahan tata guna lahan karena semakin luasnya daerah terbangun yang menyebabkan kenaikan angkah koefisien saluran.Dari beberapa ruas saluran yang ada, disimpulkan bahwa dari 60% ssaluran yang ada tidak mampu lagi mengalirkan debit banjir yang ada. Untuk mengatasi limpasan air hujan dan air buangan rumah tangga penduduk diperlukan perencanaan sistem drainase yang baik dan memadai, dan perlu adanya normalisasi pada saluran yang kepastian sudah tidak mampu lagi mengalirkan debit air dengan cara memperdalam dimensi saluran yang ada.
Studi Perencanaan Jaringan Drainase Permukiman Di Perumahan Pegawai Negeri Sipil Kepanjen Kabupaten Malang Tokan, Agustinus Bunga; Khaerudin, Dian Noorvy; Arifianto, Andy Kristafi
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Drainase berarti mengalirkan, mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum drainase dapat didefinisikan sebagai rangkaian struktur air yang berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan kelebihan air dari suatu wilayah atau tanah, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah merencanakan jaringan drainase perumahan di PNS kabupaten kepanjen malang yang pada umumnya belum direncanakan semua. Lokasi penelitian terletak pada perumahan di PNS kabupaten kepanjen malang barat Jalan Lingkar Barat Kepanjen. Perumahan di PNS kabupaten kepanjen malang perumahan minimalis dengan tipe rumah 36 dengan luas plot 70 m2 dengan jumlah rumah yang ada di lokasi penelitian adalah 309 unit rumah di sebelah timur. Perumahan PNS Kepanjen terletak di sebelah utara jalan lingkar barat kepanjen dan barat dari sungai metro dengan ketinggian + 350 meter dari permukaan laut dan berjarak +18 Km dari pusat Malang. Analisis dan metode manajemen data yang digunakan adalah perhitungan manual sesuai dengan metoda rasional untuk menghitung curah hujan, dan rumus mencari ketinggian air menggunakan h SNI untuk debit saluran. Setelah perhitungan diperoleh dimensi saluran primer adalah dengan lebar dasar saluran b = 0,30 m dan kedalaman saluran 0,50 m, dimensi saluran sekunder adalah lebar saluran b = 0,30 m dan kedalaman saluran 0,40 m, Dimensi saluran tersier adalah lebar saluran = 0,30 m dan kedalaman saluran 0,30 m dengan tingkat kemacetan masing-masing saluran adalah 3% dari kedalaman saluran dari rencana tersebut. Penampang saluran itu berbentuk segi empat. Kata Kunci: Air Hujan; Drainase; Hidrologi; Saluran Drainase; Skema Jaringan Drainase. ABSTRACT Drainage means streaming, drain, dispose of, or divert water. In general, drainage can be defined as a series of water structures that function to reduce or remove excess water from a region or land, so that the land can be functioned optimally. The purpose of this research is to plan the drainage network housing in civil servants kepanjen malang district which in general has not been planned all. The location of the study lies on housing in civil servants kepanjen malang district west of Kepanjen West Ring Road. Housing in civil servants kepanjen malang district minimalist housing with house type 36 with 70 m2 plot area with the number of existing housing at the location of the research is 309 units house in the east. Housing PNS Kepanjen is located on the north of the western ring road kepanjen and west of the metro river with a height of + 350 meters from the sea surface and is + 18 Km distance from the center of Malang. Analysis and method of data management used is manual calculation according to rational metide to calculate rainfall, and formula look for water level using h SNI for channel discharge. After the calculation is obtained the primary channel dimension is with the base width of the channel b = 0.30 m and the channel depth of 0.50 m, the secondary channel dimension is the channel width b = 0.30 m and the channel depth is 0.40 m, the tertiary channel dimension is the channel width = 0.30 m and the channel depth of 0.30 m with the congestion level of each channel is 3% of the channel depth of the plan. The cross section of the channel is rectangular. Keywords : Rain Discharge, Drainage, Hydrology, Drainage Channel, and Drainage Network Scheme.
STUDI PERENCANAAN IRIGASI POMPA PADA DAERAH IRIGASI BKB.I DESA BULU KECAMATAN PILANGKECENG KABUPATEN MADIUN Sawun, Ferdinandus Lagadoni; Khaerudin, Dian Noorvy
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan, sehingga pengembangan jaringan irigasi suatu lahan pertanian mutlak diperlukan untuk perbaikan sistem pertanian di masa mendatang. Menjadi sebab salah satu alternatif dalam mempertahankan sumber daya pangan dan peningkatan pendapatan petani dengan mempertimbangkan kondisi yang ada diwilayah kabupaten Madiun terutama didaerah irigasi B.KB I desa Bulu kecamatan pilang kencang. Direncanakan air yang mengaliri lahan seluas 47 Ha,dimana 22 Ha berada di elevasi +103,360 dan 25 Ha berada di elevasi +96,862,letak sumber air berada di elevasi +99,350 maka digunakan pompa supaya bisa menaikan air keketinggian tersebut.kapasitas pompa 30lt/dt. Untuk memenuhi kebutuhan air yang digunakan untuk mengairi lahan seluas 47 Ha adalah: 101.81 m3/dt. Dengan perincian sbb : Bangunan T.1, Petak tersier A1 luas baku sawah 6ha, kebutuhan airnya ; 20,59 lt/dt, bangunan T.2, petak tersier A2 luas baku sawah 5ha, kebutuhan airnya; 6,86lt/dt, bangunan T.3, petak tersier A3 luas baku sawah 5ha, kebutuhan airnya;11,44lt/dt. bangunan T.4,petak tersier A4 luas baku sawah 6ha, kebutuhan airnya;11,44lt/dt. bangunan T.5, petak tersier A5 luas baku sawah 15ha, kebutuhan airnya; 34,32. bangunan T.6, petak tersier A6 luas baku sawah 10ha, kebutuhan airnya 17,16lt/dt. jd kalau di jumlahkan luas baku sawah 6ha +5ha+5ha+6ha+15ha+10ha=47ha dan kebutuhan airnya, 20,59lt/dt + 6,86lt/dt + 11,44lt/dt + 11,44lt/dt + 34,32lt/dt + 17,16lt/dt =101.81 m3/dt. Pada jaringan irigasi Tersier BKB.1 sepanjang 1500m akan direncanakan menggunakan irigasi pompa dengan sistem rotasi,dimana kapasitas pompa 30lt/dt,dan pipa yang digunakan dalam perencanaan ini 6”(pipa yang berdiameter 6) Kata Kunci : studi perencanaan, irigasi pompa, pilangkeceng, madiun
APLIKASI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY MALANG Soares, Nicolau Martins; Khaerudin, Dian Noorvy
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era yang modern seperti sekarang ini di dunia konstruksi terutama pada konstruksi-konstruksi yang berskala besar perlu adanyan penerapan suatu cara untuk mengatasi masalah masalah seperti pemborosan biaya, pengunaan material yang tidak teratur menerapkan rekaysan nilai atau value Engineering guna mengatasi peborosan biaya konstruksi. Tujuan diterapkanya value engineering adalah untuk melakukan penghematan biaya tampa merubah fungsi banguan itu sendiri sehingga mutu atau kualitas dari bangunan tersebut tetap terjaga dengan begitu anggaran biaya dapat digunakan secara optimal dan efisien. Dalam tugas akhir ini penerapan rekayasa nilai atau Value engineering di terapkan pada sub base struktur dan uper strukur,sub base struktur value engineering di terapkan pada pondasi sedangkan uper struktur value engineering diterapkan pada kolom dan balok analisa ini mengunakan tahap-tahap rencana kerja value engineering yakni tahap informasi, tahap kreativitas, tahap anlisa dan tahap proposal. Sedangkan kriteria-kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi komponen-komponen / sistem, meliputi aspek biaya, waktu pelaksanaan, kekuatan, efisiensi dan kemudahan pekerjaan. Dari hasil analisa Rekayasa Nilai pada proyek Pembangunan Mall Dinoyo City Malang, dapat diambil beberapa kesimpulan: 1.Pada pekerjaan Sub base struktur dengan mengusulkan alternatif-alternatif penganti dipilih Pondasi strous. Karena dengan mengusulkan alternatif penganti, menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp. 101.785.095,97 dari biaya awal sebesar Rp. 1.051.925.232,23 atau 9,68 % 2. Untuk struktur atas dengan mengusulkan alternatif penganti, yaitu dengan pendimensian pada balok dan kolom menghasilkan penghematan biaya sebesar a. Kolom Rp. 138.805.355,09 dari biaya awal sebesar Rp.921. 713.568,28 atau 15,06 % b. Balok Rp. 216.242.068,01 dari biaya awal sebesar Rp.1.237.917.682,83 atau 17,47%
Studi Perencanaan Penampungan Air Hujan Di Gedung Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Talan, Hironimus; Khaerudin, Dian Noorvy; Pandulu, Galih Damar
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is one of the sources of power and energy that exist on this earth. Without water all organism/living things can not survive and will die. The climate change is happening now, resulting in dry and rainy seasons shifted and become erratic. Rainwater reservoir is a simple technique with low cost that does not require special expertise in its construction. Rainwater reservoir system consists of three parts, namely the catch, chamfer with the pipeline, and reservoir. Hydrologic cycle is the movement of sea water into the air, which then falls to the ground again as rain or other precipitation forms, and finally flows into the ocean again. Rainwater reservoir is the collection of rainwater runoff water to meet/fulfill the needs of domestic water, agricultural, and environmental management. Rainwater reservoir that is planned able to help the need of clean water in University of Tribhuwana Tunggadewi Malang. Based on the need projection of clean water in the area planned was obtained Q debit average = 9.895 m3/sec, 15.275 m3/sec, and 7,555m3/sec and Q debit plan = 0.2897 m3/sec, 0.3809 m3/sec, and 0.3113 m3/sec. The reservoir construction is planned by using ferro cement tub, because the cost is relatively cheap and able to accommodate large water capacity. Clean water pipe development plan covers the entire territory of University of Tribhuwana Tunggadewi Malang. Keywords: Rain Water Reservoir, Rain Water Harvesting ABSTRAK Air adalah salah satu sumber kekuatan dan energi yang ada di muka bumi ini. Tanpa air semua makluk hidup tidak dapat bertahan hidup dan akan mati. Perubahan iklim yang terjadi saat ini, mengakibatkan musim kemarau dan musim penghujan mengalami pergeseran dan menjadi tidak menentu. Penampungan air hujan merupakan teknik sederhana dengan biaya rendah yang tidak membutuhkan keahlian khusus dalam pembangunannya. Sistem penampungan air hujan terdiri dari tiga bagian, yaitu tangkapan, talang beserta pipa penyalur, dan tampungan. Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Penampungan air hujan adalah pengumpulan limpasan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pertanian, maupun untuk manajemen lingkungan. Penampungan air hujan yang direncanakan mampu membantu memenuhi kebutuhan air bersih di Universitas Tribhuwana tunggadewi Malang. Berdasarkan proyeksi kebutuhan air bersih pada daerah yang direncanakan diperoleh Qdebit rata-rata = 9,895 m3/detik, 15,275 m3/detik, dan 7,555m3/detik dan Q debit rencana = 0,2897 m3/detik, 0,3809 m3/detik, dan 0,3113 m3/detik. Konstruksi tampungan direncanakan menggunakan bak ferro semen, karena biayanya yang relatif murah dan mampu menampung kapasitas air yang besar. Rencana pengembangan pipa air bersih mencakup seluruh wilayah Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Kata Kunci : Penampungan Air Hujan, Panen Air Hujan
Analisis Ketersediaan Air dengan Metode F.J. Mock untuk Kebutuhan Air Bersih di DAS Borong Kabupaten Manggarai Timur Anwar; Khaeruddin2, Dian Noorvy ; Sulistyani, Kiki Frida
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 1 (2018): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.561 KB)

Abstract

NTT is an area with relatively dry climatic conditions where the rainy season only lasts 3-4 months and the dry season is 8-9 months so it needs an analysis of the availability of water in each water source, one of which is the Borong watershed. The purpose of this study is to calculate how many mainstay debits are in the Borong watershed and find out the need for clean water in the area entering the Borong watershed area. There are two climatological stations that are influential in the Borong watershed, namely Stamet Ruteng and Wae Bobo / Borong. The data used has a span of time for the last 10 (ten) years, namely from 2007 - 2016 with the average rainfall of the two stations is 2132 mm / year, while the average Q99% discharge obtained is 2.258 million m3 / month . To calculate water requirements, the population data is used for 5 (five) years and projected for the next 20 (twenty) years. From the projection results, the current water demand is 0.00003 million m3 / month, while in 2037 it is 0.0011 million m3 / month. The water balance for clean water needs is currently experiencing a surplus of 2.233 million m3 / month, while in 2037 it has a surplus of 2.20 million m3 / month. Of the remaining water that will be used for the needs of irrigation water with an assumption of 1 liter / second / ha, the total irrigation area that can still be utilized is 257 ha with a minimum surplus in October is 0.002 million m3 / month. Thus it can be concluded that the water in the Borong watershed is able to meet the needs of clean water that is available and can still be used for irrigation water needs.
Analisis Ketersediaan Air dengan Metode F. J. Mock di Das Lowo Rea Kabupaten Ende untuk Kebutuhan Air Irigasi Nurdin, Samsul Alam ; Khaeruddin, Dian Noorvy ; Sulistyani, Kiki Frida
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 1 (2018): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.426 KB)

Abstract

Lowo Rea Watershed (DAS) is a water source that has the potential for an irrigated area of ??1500 ha which is currently utilized only 889 ha, meaning the remaining unused land area of ??611 ha. The purpose of this study was to analyze the availability of water by the F. J. Mock method in the Lowo Rea watershed for irrigation water needs. Rainfall data from 2007 to 2016, Paupanda Pattern Station, Soria / Maukaro Station and Nanganio Pattern Station, this calculation also uses maumere climatology station data. The average rainfall in the Lowo Rea Watershed is 1037 mm / year. From the results of data analysis, it can discharge 80% on average per year 124.07 million / m3 for a discharge analysis of 95% averaging 43.20 million / m3 annually. Furthermore, the analysis of water needs in irrigated land for functional land MT1 889 ha MT2 165 ha and potential land MT1 1500 ha MT2 165 ha. Residual water from irrigated land used for household water needs 60 liters / person from the analysis of household water needs experienced a deficit of -0.02 million / m3 in the second period of August 2018 to 2037 while for other months and years surplus to the irrigated districts of Ende, Detusoko, Wewaria, Detukeli, Maukaro, and Maurole for the remaining water from domestic household water needs of 52 million / m3.
Penentuan Kebutuhan Air Irigasi Optimum dengan beberapa Alternatif Pola Tata Tanam pada Daerah Irigasi Semalat Handriyati , Mimie Try ; Khaerudin , Dian Noorvy ; Sulistyani, Kiki Frida
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 2 (2019): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.377 KB)

Abstract

Semalat Irrigation Area (DI) is an irrigation area located in Sungai Betung District, Bengkayang Regency, West Kalimantan Province with an area of 51.91 hectares. So far, there has been no determination of optimum cropping patterns in accordance with agricultural conditions in Semalat. Therefore, there is a need for research on an analysis of the determination of optimum planting patterns from several alternatives. Determination of the optimum planting system pattern aims to maximize agricultural land that is irrigated by irrigation so as to obtain increased crop yields with the need for efficient irrigation water. The choice of a number of alternative planting patterns is based on the time of the start of the planting period. There are five alternative cropping patterns proposed in the Semalat Irrigation Area, the first is the existing cropping pattern by starting the first rice planting on November 1, the first alternative by starting the first rice planting on October 15, the second alternative by starting the first rice planting in November 15, the third alternative by starting the first rice planting on December 1, and the fourth alternative by starting the first rice planting on December 15. Of the five alternatives proposed in Semalat, the optimum cropping pattern is the existing cropping pattern starting with the first rice planting on November 1 with a total irrigation water requirement for 51.91 hectares of rice field area is 86.17 lt / sec / ha.