Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine sp) SEBAGAI OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT) PADA PENGOBATAN MEDIS Poerwosusanta, Hery; Ali, Mulyohadi; Noor, Zairin; Mintaroem, Karyono; Widjajanto, Edi
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.262 KB)

Abstract

Bawang Dayak (Eleutherine sp) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar di hutan Kalimantan yang berpotensi dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandard. Berdasarkan studi etnofarmakologi, tanaman ini dimanfaatkan masyarakat suku Dayak sebagai obat diabetes, stroke, kanker payudara, antihipertensi, mempercepat penutupan luka, dan pengobatan jantung. Meski sudah digunakan turun temurun dan riset yang berkelanjutan, bawang Dayak belum dimanfaatkan dokter formal untuk pengobatan klinis. Hal ini disebabkan belum adanya uji y akurat dan terstandar yang dapat digunakan sebagai bukti ilmiah. Pada sisi lain, masyarakat berpendapat bahwa penggunaan bawang Dayak sebagai jamu dapat berbahaya karena komplikasi akibat bercampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Dengan demikian, bawang Dayak perlu diupayakan dalam Program Saintifikasi Jamu untuk mewujudkan jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka yang berkualitas, bermutu serta aman. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas beberapa riset tentang bioaktifitas bawang Dayak mulai fitokimia hingga tahapan uji praklinik
Extraction the Dayak Onion (Eleutherine sp): Scientific Based Herbal Medicine (OHT) Production Protocol Hery Poerwosusanta; Zairin Noor; Karyono Mintaroem; Edi Widjajanto; Mulyohadi Ali
Berkala Kedokteran Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.456 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v15i2.7263

Abstract

Abstract: Indonesia has the second largest tropical forest and the richest in flora biodiversity in the world. Based on the Basic Health Research 2010, 59.29% of Indonesian had consumed herbal medicine, noted that Indonesian had consumed herb since the VIII century. Dayak onion (Eleutherine sp) widely used as traditional medicine, as a bahimang /wound healing agent. Dayak onion is not reassured as a medical treatment and lacked scientific evidence. Until 2018, thousands of herbs consumed by Indonesian, only 85 ingredients clinically tested. Sixty-four herbs have been pre-clinically tested and designated as Scientific based Herbal Medicines/Obat Herbal Terstandar (OHT) and 21 herbs have been tested clinically and determined as Phytopharmaca by the Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI). Based on the data, the Dayak onion appointed as a Scientific based Herbal medicine (OHT) based on pre-clinical and phase 0 clinical research.  Potential and promising for the treatment of metabolic, degenerative, catastrophic, neoplasmic, genetic and infectious diseases, Dayak onions can be developed into phytopharmaca in the future. The study aim is to make guidelines for the standardized herbal medicines development according to the rules and regulations. Keywords: Dayak Onion, Eleutherine sp, Scientific based Herbal Medicines, Phytopharmaca, Pre Clinic and Clinical Trials phases
POTENSI EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine sp) SEBAGAI OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT) PADA PENGOBATAN MEDIS Hery Poerwosusanta; Mulyohadi Ali; Zairin Noor; Karyono Mintaroem; Edi Widjajanto
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.705 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.174

Abstract

Bawang Dayak (Eleutherine sp) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar di hutan Kalimantan yang berpotensi dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandard. Berdasarkan studi etnofarmakologi, tanaman ini dimanfaatkan masyarakat suku Dayak sebagai obat diabetes, stroke, kanker payudara, antihipertensi, mempercepat penutupan luka, dan pengobatan jantung. Meski sudah digunakan turun temurun dan riset yang berkelanjutan, bawang Dayak belum dimanfaatkan dokter formal untuk pengobatan klinis. Hal ini disebabkan belum adanya uji y akurat dan terstandar yang dapat digunakan sebagai bukti ilmiah. Pada sisi lain, masyarakat berpendapat bahwa penggunaan bawang Dayak sebagai jamu dapat berbahaya karena komplikasi akibat bercampur dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Dengan demikian, bawang Dayak perlu diupayakan dalam Program Saintifikasi Jamu untuk mewujudkan jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka yang berkualitas, bermutu serta aman. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas beberapa riset tentang bioaktifitas bawang Dayak mulai fitokimia hingga tahapan uji praklinik