Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Poppy Farasari
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikk.v5i1.1396

Abstract

Kemampuan sosialisasi salah satu hasil penting yang harus dimiliki seorang anak ketika akan memasuki usia sekolah (anak prasekolah), tidak saja meliputi kecerdasan dan keterampilan motorik tetapi kemampuan sosisalisasi juga tidak kalah pentingnya. Faktor yang mempengaruhi sosialisasi pada anak yaitu pola pengasuhan orang tua, pengaruh teman sebaya, penerimaan diri dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi pada anak usia 4-5 tahun di Paud Nurul Fikri Tulungagung. Desain penelitian ini cross sectional. Populasinya adalah semua orang tua dan anak 4-5 tahun di Paud Nurul Fikri Desa Ngrance Kecamatan Pakel sebanyak 33 responden dengan menggunakan teknik sampling Total Sampling. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner dan observasi, kemudian diolah dengan editing, coding, scoring dan tabulating dan di uji menggunakan Spearman rho dengan program SPSS. Hasil penelitian didapatkan pola asuh orang tua dalam kategori demokrasi yaitu 27 responden (81,8%) sedangkan kemampuan sosialisasi dalam kategori baik sebanyak 25 responden (75,8%). Hasil uji statistic spearman rho dengan signifikansi 0,05 didapatkanilai P value = 0,008 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (0,008< 0,05) sehingga terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi pada anak usia 4-5 tahun di paud nurul fikri tulungagung. Kata Kunci : Pola Asuh, Kemampuan Sosialisasi, Usia Prasekolah
HUBUNGAN PARITAS DENGAN PENURUNAN FUNDUS UTERI PADA IBU SETELAH MELAHIRKAN DI TULUNGAGUNG: RELATIONSHIP OF PARITY WITH DECREASING OF UTERO FUNDUS IN MOTHERS AFTER GIVING BIRTH IN TULUNGAGUNG poppy farasari
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v4i1.90

Abstract

Abstrak : Involusi / pengecilan Rahim adalah suatu proses dari uterus balik dalam keadaan pada sebelum kehamilan. Pada ibu pertama kali persalinan, kekuatan kontraksi pada uteri lebih tinggi dan terasa lebih keras, sedangkan pada ibu melahirkan kedua atau lebih, kontraksi uterus berlangsung lebih lama sebagai akibatnya dapat memberikan efek terhadap proses involusi uterus. Tujuan penelitian mengetahui hubungan paritas terhadap penurunan Fundus Uteri pada ibu setelah melahirkan di Tulungagung. Penelitian dilaksanakan tanggal 16 April-15 Mei 2021. Jenis penelitian observasional, menggunakan cross sectional dan instrument penelitian dengan kuesioner dan observasi. Populasi penelitian adalah semua ibu setelah melahirkan di Tulungagung. Sampel diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 30 orang. Variabel independent paritas, variabel dependent penurunan fundus uteri. Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar dari responden merupakan ibu multipara atau melahirkan dua kali atau lebih yaitu sebanyak 19 orang (63,4%) dan hampir seluruh responden penurunan TFU normal, yaitu sebanyak 28 orang (93,3%). Uji statistik chi square didapatkan P Value = 0,001 < 0,05 sehingga H1 diterima, yang berarti ada hubungan paritas terhadap penurunan Fundus Uteri pada ibu setelah melahirkan di Tulungagung. Ibu yang usianya lebih tua dan sudah beberapa kali melahirkan banyak ditentukan oleh proses perubahan umur dimana mengalami perubahan pada metabolisme dengan terjadi peningkatan jumlah lemak, penurunan otot, penurunan penyerapan lemak, karbohidrat , dan protein dan hal ini akan menghambat penurunan fundus uteri. Resiko yang terjadi pada kehamilan >5 kali seperti kontraksi uterus yang kurang maksimal. Kata Kunci : Paritas, Penurunan Tinggi Fundus Uteri, Post Partum Abstract : Involution / shrinkage of the uterus is a process of the uterus turning back in its pre-pregnancy state. In women who give birth for the first time, the force of contractions in the uterus is higher and feels harder, while in women giving birth to the second or more, uterine contractions last longer as a result can have an effect on the process of uterine involution. The purpose of this study was to determine the relationship between parity and decrease in uterine fundus in mothers after giving birth in Tulungagung.The research was carried out on April 16-15 May 2021. The type of research was observational, using cross sectional and research instruments with questionnaires and observations. The study population was all mothers after giving birth in Tulungagung. Samples were taken using purposive sampling as many as 30 people. The independent variable is parity, the dependent variable is a decrease in the uterine fundus. Data were analyzed using chi square test.The results showed that most of the respondents were multiparous mothers or gave birth twice or more as many as 19 people (63.4%) and almost all of the respondents had a normal TFU decline, as many as 28 people (93.3%). Chi square statistical test obtained P Value = 0.001 < 0.05 so H1 is accepted, which means that there is a parity relationship to the decrease in uterine fundus in mothers after giving birth in Tulungagung.Mothers who are older and have given birth several times are largely determined by the process of changing age where there is a change in metabolism with an increase in the amount of fat, a decrease in muscle, a decrease in the absorption of fat, carbohydrates, and protein and this will inhibit the decline in the uterine fundus. Risks that occur in pregnancy > 5 times such as uterine contractions that are less than optimal. Keywords: Parity, Decreased Uterine Fundal Height, Post Partum
Pengetahuan dan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Batita di Posyandu Poppy Farasari
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i3.1512

Abstract

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi adalah kelengkapan imunisasi dasar dan hal ini banyak disokong oleh pengetahuan dan perilaku ibu dalam membawa anaknya untuk imunisasi, akibatnya adalah cakupan imunisasi dasar kurang memenuhi target yang seharusnya tercapai. Faktor inilah yang sering menjadi permasalahan saat ini karena kemauan membawa anak untuk imunisasi bisa dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan pendekatan observational analytic. Jumlah sampel keseluruhan 37 responden menggunakan metode total sampling. Penelitian dilakukan pada Januari 2020. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Uji statistic adalah Non parametrik dengan menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan perilaku ibu di Posyandu Desa Sukodono dalam pemberian imunisasi dasar untuk batita dari 29 responden yang mempunyai pengetahuan baik didapatkan 22 responden (59%) mempunyai perilaku baik, sedangkan dari 8 responden yang pengetahuannya kurang, hanya ada 1(13%) yang perilakunya baik. Hasil analisis komparatif sederhana menggunakan uji statistik spearman rho diperoleh nilai p 0,029 pada signifikansi α 0,05 sehingga Nilai p < Nilai α artinya bahwa ada Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Batita Di Posyandu Desa Sukodono Tahun 2020. Disimpulkan bahwa pengetahuan berkorelasi dengan perilaku ibu, semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada batita semakin baik perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Dengan demikian maka penting meningkatkan pemahaman orang tua tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi agar terbentuk kesadaran orang tua dan derajat kesehatan batita yang lebih baik.
Weaning Breast Milk Age As Factor Cause Of Nutritional Status Of Children Aged 0-2 Years In Jeli Posyandu Karangrejo Village District Tulungagung Year 2019 Poppy Farasari
Journal of Global Research in Public Health Vol. 4 No. 2 (2019): December
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat IIK Strada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.064 KB) | DOI: 10.30994/jgrph.v4i2.35

Abstract

Toddlers are groups of children who are in the process of growth and development that is unique, meaning that it has a pattern of growth and physical development can determine the nutritional status of children. Nutritional status is a state of balance between intake and nutrient requirements needed by the body for growth and development, especially for children under five, which could be affected by weaning is a process cessation of lactation gradually or all at once. Age weaning is done too early can have an impact on the nutritional status of children <1 year. This study aims to determine the age of weaning breastfeeding relationship with ststus nutrition of children aged 0-2 years in Poyandu Jelly Village, District Karangrejo, Tulungagung in 2019. The study design was analytical research retrospektive approach. The population is all the mothers who have children aged 0-2 years and had weaned him. Subjects were toddlers usi 0-2 years who had been weaned by his mother in Posyandu Jellies, District Karangrejo, Tulungagung in 2019 by 30 respondents with accidental sampling technique. The collection of data by using sheet kuosioner then analyzed using Spearman Rho. The results showed that the weaned child aged 13-24 months gained as much as 8 normal nutritional status of children (72.7%) and the weaned child aged 0-6 months less nutritional status of 8 children (100%), the results of analysis p value = 0,000 with α = 0.05 means there is a relationship of age of weaning breastfeeding and nutritional status of children aged 0-2 years in Poyandu jelly Village, District Karangrejo, Tulungagung in 2019. With the results of these studies, need to increase information about the importance of proper breastfeeding weaning age that had no impact on the nutritional status of children in the IHC.
Edukasi Pemeriksaan Payudara Sendiri Berpengaruh terhadap Keterampilan Sadari Remaja Putri Usia 13-15 Tahun Poppy Farasari
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 23, No 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v23i2.3174

Abstract

The cause of high early death rates for women is caused by breast cancer, and is in second place in the world with new cases of 1.67. million. Early detection of signs and symptoms of breast cancer can be done independently by doing breast self-examination (BSE). Education about BSE is an alternative way to improve breast cancer prevention skills. This study aims to determine the effect of providing BSE education on BSE skills in young women aged 13-15 years (In Gesikan Pakel Village, Tulungagung 2022). The research design is a one group pre post test design with a quantitative approach. The population is all young women aged 13-15 years as many as 92 people with a purposive sampling technique obtained a sample of 35 respondents. The independent variable is breast self-examination education and the dependent variable is BSE skills. Data collection uses a BSE skills questionnaire sheet, then the data is processed through coding, scoring and tabulating. Statistical test using the Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed that there was an increase in the skills of the respondents, namely before the treatment there were 20 respondents (57.1%) who had initial category skills, and after the treatment there were 18 respondents (51.4%) who had advanced category skills. The p value obtained is 0.000 and α is 0.05 which means the p value <α means that H0 is rejected and H1 is accepted. It was concluded that there was an effect of providing BSE education on BSE skills in young women aged 13-15 years in Gesikan Village. The success of providing education through demonstrations to school-age adolescents is able to increase concentration and skills in performing breast examinations. Thus the methods and techniques of BSE education can be improved for the success of BSE.