Kamiana, I Made
Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KOTA KUALA KAPUAS KABUPATEN KAPUAS Hasanah, Ainun; Nindito, Dwi Anung; Kamiana, I Made
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Seiring berkembangnya suatu daerah dan diikuti oleh lajunya pertumbuhan penduduk, mengakibatkan meningkatnya volume bahan buangan manusia ke lingkungan. Kuala Kapuas memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 56.902 jiwa (BPS, 2010), sehingga diperlukan perencanaan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang dapat digunakan untuk mengolah bahan buangan manusia sebelum dibuang ke lingkungan, agar lebih aman. Perencanaan ini mengacu kepada beberapa peraturan atau standar yang berlaku di Indonesia, antara lain: Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam Tahun 1999, Dasar-dasar Teknik Pengelolaan Air Limbah, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton pada SK SNI 03-2847-2002 serta Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun 2013.Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi hidrolis masing-masing kolam: (a) Tangki imhoff memiliki panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman total 7 m; (b) Kolam Anaerobik memiliki panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan kedalaman 3 m; (c) Kolam Fakultatif memiliki panjang 18 m, lebar 6 m, dan kedalaman 2,5 m; (d) Kolam Maturasi memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan kedalaman 2 m; serta (e) Unit Pengering Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, dan kedalaman 1 m. Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi struktur kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi dengan menggunakan mutu beton fc’ 25 MPa, mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat rencana 250 mm, diperoleh beton dengan tulangan tunggal, tulangan pokok berdiameter 16 mm dan tulangan bagi berdiameter 12 mm, jarak antar tulangan pokok bervariasi (90-200 mm), sedangkan untuk jarak antar tulangan bagi adalah 220 mm. Hasil perhitungan RAB untuk pembangunan IPLT di Kuala Kapuas adalah sebesar Rp1.916.753.000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah).Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur
VARIASI DIMENSI PIPA BELL SIPHON TERHADAP EFEKTIFITAS TERHADAP PENGURAS SEPTIC TANK TERAPUNG Imamsyah, Mohammad; Nindito, Dwi Anung; Kamiana, I Made
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Sungai Kahayan juga merupakan tempat pembuangan limbah dari aktifitas manusia seperti limbah industri, limbah rumah tangga, bahkan kotoran manusia atau tinja yang dibuang secara langsung ke badan air karena tidak terdapat fasilitas septic tank (tangki septik). Berkenaan dengan itu dibutuhkan suatu modifikasi atau inovasi dari septic tank yang dapat digunakan masyarakat tepian sungai. Modifikasi septic tank terapung harus disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga diharapkan septic tank terapung ini dapat dikuras secara mekanis dengan alat penguras otomatis. Oleh karena itu diperlukan alat penguras (bell siphon) dalam modifikasi septic tank terapung. Beberapa variasi yang akan dirunning meliputi komponen bell siphon yaitu, Siphon Diameter (A), Drow Down (B),  Custom Width of Trap (C), Bottom of Trap to Low Water Line (D), Bottom of Discharge to Low Water Line (E), Bottom of Trap to Bottom of Discharge (F), Height of Trap Above Low Water Line (G) dan Trap to Discharge (H). Dalam memvariasi komponen bell siphon untuk ukuran yang akan divariasi meliputi, Siphon Diameter (A) digunakan 2 jenis ukuran pipa yang berbeda yaitu A1 (1 inchi) dan A2 (2 inchi). Variabel tidak tetap yaitu Height of Trap Above Low Water Line (G) dengan ukuran G1 (5 cm atau posisi minimal), G2 (10 cm), G3 (15 cm) dan G4 (20 cm atau posisi maksimal). Variabel tetap yaitu Bottom of Trap to Bottom of Discharge (F) dengan ukuran F1 (21.5 cm), F2 (18.5 cm), F3 (15.2 cm) dan F4 (12 cm).  Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Penerapan bell siphon pada tampungan air di zona pembuangan, diperoleh kondisi paling optimal terkait ukuran dan dimensi bell siphon yaitu: (a) pada running pipa 1 inchi (A1G3D4F1), (b) pada running pipa 2 inchi (A2G4D4F2). Kriteria optimal diperoleh berdasarkan kondisi nilai D optimal, nilai G optimal dan nilai B optimal. Semakin tinggi nilai G, maka semakin besar pula nilai B. (2) Penerapan bell siphon pada tampungan air terkait efektifitas lama pengurasan bell siphon didasarkan pada nilai D optimal, F optimal dan G optimal, pada tiap variabel tetap (B). Nilai B yang mendekati terdapat pada kode variasi running A1G4D4F3 (1 inchi) dan A2G4D4F3 (2 inchi), untuk tinggi B yang sama, maka semakin cepat proses pengurasan T (waktu menguras semakin kecil). Untuk nilai B yang sama, semakin rendah nilai (F), maka semakin cepat pengurasan T (waktu menguras semakin kecil). Kata Kunci: Dimensi Bell Siphon, Efektifitas Penguras, Septic Tank
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA KASONGAN KABUPATEN KATINGAN Brivida, Benny; Nindito, Dwi Anung; Kamiana, I Made
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Salah satu ciri yang menandakan perkembangan di suatu daerah adalah dengan adanya peningkatan jumlah penduduk pada daerah tersebut. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka peluang timbulnya permasalahan lingkungan khususnya dampak pembuangan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat pun meningkat. Pembuangan lumpur tinja merupakan bagian penting dalam sanitasi lingkungan. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penanganan lumpur tinja yang mampu menampung serta mengolah tinja sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh lumpur tinja tersebut dan sesuai dengan persyaratan teknis, ekonomi dan berwawasan lingkungan yang dimulai dari penampungan tinja pada setiap rumah, pengurasan, sampai pengolahan akhir di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).Secara umum perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Kasongan Kabupaten Katingan bertujuan untuk mengetahui dimensi hidrolis, struktur, dan rencana anggaran biaya (RAB). Acuan yang dipakai dalam perencanaan adalah tata cara perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang dilakukan secara bertahap, yaitu pengumpulan data meliputi: (a) data primer; (b) data sekunder; Analisis data meliputi: (a) menghitung proyeksi penduduk untuk 20 tahun mendatang; (b) merencanakan debit tinja yang akan dikelola oleh iplt; (c) Merencanakan dimensi IPLT yang meliputi Tangki Imhoff, kolam anaerobik, kolam fakultatif; kolam maturasi dan bak pengering lumpur,  perencanaan hidrolis meliputi; (a) perencanaan dimensi kolam iplt; (b) penggambaran dimensi iplt; (c) perhitungan struktur perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan penyusunan laporan.Pada perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Kasongan Kabupaten Katingan diperoleh hasil  jumlah penduduk untuk 20 tahun mendatang yaitu 76.447 orang; kapasitas debit 20 m3/hari; ukuran dimensi Tangki Imhoff:  lebar 3,5 m, panjang 7 m, kedalaman 6 m; dimensi kolam anaerobik  lebar  2,6 m, panjang 7,8 m, kedalaman 3 m; dimensi kolam fakultatif:  lebar 6 m, panjang 18 m, kedalaman 2,5 m; dimensi kolam maturasi: lebar 3,4 m, panjang 6,8 m, kedalaman 1,5 m; bak Pengering lumpur: luas permukaan 1 unit (5x15) m2 dengan kedalaman 1 m; total Rencana Anggaran Biaya sebesar Rp1.460.499.027,- (Satu Milliar Empat Ratus Enam Puluh Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Dua Puluh Tujuh Rupiah).Kata Kunci: IPLT, RAB, Perencanaan Hidrolis
PERENCANAAN TEKNIS SALURAN DRAINASE TERTUTUP DI SISI KIRI-KANAN JALAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN (STUDI KASUS JALAN TAURUS KAWASAN PERMUKIMAN AMACO KOTA PALANGKA RAYA) Noperdie, Dede; Kamiana, I Made; Ariati, Ariati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Pembangunan saluran drainase terbuka pada ruas jalan dengan lebar yang terbatas tentu akan mempersempit lebar ruas jalan yang bersangkutan. Dalam kondisi yang demikian, pembangunan saluran drainase tertutup menjadi pilihan alternatif. Perencanaan teknis ini secara umum bertujuan  mengetahui dan menganalisis desain maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB) saluran drainase tertutup di Jalan Taurus Permukiman Amaco Kota Palangka Raya.Perencanaan teknis dilakukan melalui beberapa tahap: (1) Pengumpulan data hujan, dan data saluran drainase eksisting; (2) Perhitungan beban drainase; (3) Perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting; (4) Evaluasi kapasitas saluran drainase eksisting; (5) Perhitungan dimensi hidraulis dan dimensi struktur saluran drainase maupun bangunan pelengkap. Struktur saluran drainase menggunakan beton bertulang; dan (6) Perhitungan RAB.Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila terjadi intensitas hujan rencana dengan periode ulang dua tahun maka kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu mengalirkan beban drainase. Oleh karena itu, dimensi hidraulis saluran drainase eksisting perlu dikaji dalam suatu perencanaan teknis. Hasil perencanaan teknis sebagai berikut: (1) Layout rencana saluran drainase tertutup direncanakan berada sejajar di sisi kiri-kanan ruas jalan; (2) Arah aliran air direncanakan mulai dari jalan Taurus VIII ke jalan Aries (STA 0+331-STA 0+000); (3) Dimensi hidraulis saluran drainase: lebar 0,5 m; kedalaman 0,65 m; (4) Dimensi saluran inlet sebesar 0,25 m x 0,25 m dengan jarak antar inlet sepanjang 10 m; (5) Dimensi manhole yaitu 1,0 m x 0,9 m; (6) Dimensi pipa untuk saluran air limbah domestik yaitu 3”. (7) Mutu beton yang dipergunakan untuk saluran drainase dan bangunan pelengkap adalah K-175; (8) Penulangan saluran drainase tertutup: tulangan pokok ø 10-100 mm dan tulangan bagi ø 8 mm; (9) Penulangan manhole: tulangan pokok ø 10 dan tulangan bagi dengan ø 8; (10) Inlet berbentuk empat persegi dengan dimensi 0,25 m x 0,25 m. Konstruksi inlet berupa grill atau rakitan besi siku; (11) RAB yang diperlukan sebesar Rp3.014.354.451,-.Kata Kunci: Perencanaan Teknis, Saluran Drainase Tertutup di Tepi Jalan, Palangka Raya
PERENCANAAN TEKNIS SALURAN DRAINASE TERTUTUP PADA CENTRE LINE JALAN (STUDI KASUS KAWASAN PERMUKIMAN AMACO JALAN TAURUS KOTA PALANGKA RAYA) Saputra, Borneo; Ariati, Ariati; Kamiana, I Made
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Banjir adalah peristiwa atau keadaan di mana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Faktor utama penyebab banjir adalah hujan deras yang berkepanjangan atau hujan dengan debit yang besar. Banjir yang terjadi secara tiba-tiba dapat disebabkan kurang cepatnya air meresap atau kurang maksimalnya saluran drainase yang dibuat sehingga mengakibatkan banjir pada suatu daerah. Pada perencanaan ini lokasi yang dipilih berada di Kota Palangka Raya yaitu di Jalan Taurus. Pemilihan lokasi penelitian tersebut diambil dikarenakan kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan baik pada musim penghujan, limbah perumahan grey water serta penyalahgunaan bahu jalan. Maka perlu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dalam hal ini perencana mencoba melakukan perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan pada kawasan permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus guna mengatasi permasalahan banjir yang ada di kawasan tersebut.Secara umum perencanaan drainase dilakukan secara bertahap, yaitu pengumpulan data meliputi: (a) data primer (b) data sekunder, analisis data meliputi: (a) penggambaran eksisting, (b) menganalisis data hidrologi, (c) menganalisis saluran eksisting, evaluasi kapasitas pengaliran drainase (qs) meliputi: (a) melakukan perbandingan nilai dari besar beban drainase (qr) dan kapasitas pengaliran drainase (qs); (b) jika nilai perbandingan qr > qs, akan dilakukan perencanaan ulang kembali terhadap sistem dan dimensi saluran, Perencanaan teknis meliputi: (a) analisis tata jaringan drainase, (b) perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap, (c) perhitungan struktur saluran drainase tertutup (desain dimensi tulangan), (d) perhitungan rencana anggaran biaya (RAB), (e) penggambaran lay out jaringan saluran drainase, dimensi saluran, dan inlet, dan penyusunan laporanPada perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan pada kawasan permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus Kota Palangka Raya diperoleh hasil yaitu debit saluran drainase eksisting memiliki nilai lebih kecil daripada debit kumulatif rencana maka dilakukan perencanaan teknis; ukuran dimensi drainase tertutup yaitu lebar 0,6 m dan kedalaman 0,78 m; bangunan pelengkap  ada 3 yaitu inlet grill dengan ukuran 0,25m x 0,25 m, Pipa buangan limbah domestik ø3”, dan manhole dengan ukuran lebar 0,9 m, panjang 0,5 m, dan tebal 0,15 m; dimensi penulangan dengan tulangan pokok ø10-125 tulangan bagi ø8-140; total rencana anggaran baya sebesar Rp999.874.475,37,-.Kata kunci : Drainase Tertutup, Inlet, Rencana Anggaran Biaya