Jaya, Allan Restu
Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN POLA GERUSAN LOKAL DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN BERBENTUK SPILL-TRHOUGH ABUTMENT DAN VERTICAL WALL WITHOUT WING Claudia, Jennifer; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Gerusan lokal (local scouring) adalah proses yang terjadi di sungai akibat pengaruh morfologi sungai atau adanya bangunan air yang mengakibatkan perubahan kecepatan aliran sungai. Abutmen jembatan merupakan salah satu struktur bawah jembatan yang sangat penting dan selalu berhubungan langsung dengan aliran sungai. Gerusan lokal yang terjadi dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan jembatan yang dapat menyebabkan runtuhnya jembatan. Penelitian tentang pola gerusan lokal yang terjadi pada abutmen jembatan berbentuk Spill-through abutment dan Vertical Wall Without wing ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola dan kedalaman gerusan yang terjadi pada abutmen tersebut. Penelitian ini dilakukan di laboratorium menggungakan flume dengan panjang 6 m, tinggi 0,4 m, dan lebar 0,2 m. Running dilakukan dengan menggunaknan 3 variasi debit yaitu sebesar 0,00188 m3/s, 0,00081 m3/s, dan 0,00022 m3/s, serta 2 bentuk model abutmen yaitu Spill-Through Abutment dan Vertical Wall Without Wing. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan kontur dan kedalaman geruisan lokal yang terjadi disekitar abutmen. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Sungai Kahayan yang lolos saringan no. 10 dan tertahan di saringan no. 200 dengan d50 = 0,46668 mm. Penelitian dilakukan dengan kondisi aliran clear water scour. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa di waktu (t) awal running, kedalaman gerusan mengalami perubahan yang cukup besar dan semakin mengecil pada waktu (t) selanjutnya sampai tercapai kondisi equilibrium atau tidak terjadi gerusan lagi. Kedalaman gerusan maksimum umumnya terjadi pada sisi samping bagian depan abutmen sebelah hulu, yaitu sisi yang berbenturan langsung dengan arah datangnya aliran. Sedangkan kedalaman gerusan minimum terjadi pada sisi samping bagian belakang abutmen sebelah hilir. Kedalaman gerusan relatif (Ys/b) memiliki hubungan dengan bialangan Froude (Fr) dan bilangan Reynold (Re), karena semakin besar bilangan Froude (Fr) dan bilangan Rednold (Re) maka kedalaman gerusan yang terjadi akan semakin besar pula. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terdapat perbedaan pola dan kedalaman gerusan yang terjadi pada kedua model abutmen yang digunakan, gerusan lokal yang terjadi pada abutmen berbentuk Spill-Through Abutment lebih panjang dan lebih dalam dibandingkan dengan Vertical Wall Without Wing. Kata Kunci: Abutmen Spill-Through Abutment dan Vertical Wall Without Wing, Gerusan Lokal, Kedalaman Gerusan Relatif
PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN KRIB PADA SUNGAI KATINGAN Siburian, Hendrik Faisal; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai sampai kearah tengah yang berfungsi untuk mengatur arah arus sungai, mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, mempercepat sedimentasi, menjaga keamanan tanggul terhadap gerusan dan mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai. Pada perencanaan ini menjelaskan tentang kajian perencanaan  bangunan krib berdasarkan hasil survai dan pengamatan yang telah dilakukan di Sungai Katingan. Adapun yang menjadi tujuan dalam perencanaan ini adalah terjadinya penggerusan tanah secara terus-menerus di sekitar abutmen jembatan Katingan arah kota Palangkaraya, penggerusan terjadi diakibatkan karena bangunan penahan arus sungai atau krib pada sekitar jembatan itu tidak berfungsi dengan baik, untuk itu perlu dibuatkan kembali konstruksi krib yang sesuai untuk aliran Sungai Katingan. Dari hasil perhitungan yang direncanakan tentang konstruksi bangunan krib ini didapat kesimpulan bahwa konstruksi krib tiang pancang merupakan konstruksi yang memungkinkan untuk digunakan pada aliran Sungai Katingan selain lebih tahan lama, dari segi kekuatan konstruksi tiang pancang lebih kuat dari pada konstruksi lainnya karena konstruksi tiang pancang yang direncanakan ini terbuat dari bahan dasar beton bertulang.Kata kunci: sungai, debit, krib
STUDI PERENCANAAN BENDUNG DAERAH IRIGASI UWANG DI WILAYAH KABUPATEN BARITO SELATAN AlAzmi, Qahfi; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, penyediaan air minum, kebutuhan industri dan lain lain. Kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat sehingga perlu adanya pengembangan dan peningkatan untuk masalah ketersediaan air sungai serta kebutuhan area di sekelilingnya, agar pemanfaatan dapat digunakan secara efektif dan efisien.Perkembangan ilmu dan teknologi yang baik akan dapat mencapai sasaran yang diharapkan apabila suatu bangunan air dalam hal ini adalah bendung telah terlaksana sesuai dengan ketetapan kriteria perencanaan. Seperti hal nya yang terdapat pada lokasi di Kecamatan Gunung Bintang Awai Desa Tabakanilan-Mukahaji memang sudah dilaksanakan pembangunan bendung tepatnya yaitu di daerah Irigasi Uwang, namun demikian untuk menambah  ilmu pengetahuan  maka dirasakan perlu juga bila dilakukan perencanaan bendung alternatif lain.Kata Kunci: Bendung
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS SUNGAI DENGAN MEMANFAATKAN ARUS SUNGAI BARITO DI KABUPATEN BARITO UTARA (STUDI KASUS DI TIGA ALTERNATIF LOKASI PADA DESA SIKAN KECAMATAN MONTALAT) Rakhmadi, Akhmad Rizky; Ariati, Ariati; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Sungai Barito merupakan salah satu sungai yang berada di Kalimantan Tengah yang memiliki potensi sangat besar sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, hal ini sesuai dengan keadaan iklim, topografi dan hidrologinya yang merupakan merupakan wilayah dataran tinggi, dengan selalu tersedianya aliran air karena curah hujan pertahunnya relatif tinggi, oleh sebab itu maka perlu dilakukan sebuah analisis dan perencanaan pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran sungai barito mengingat masih banyaknya pemukiman di tepian Sungai Barito yang belum dilengkapi oleh jaringan listrik milik pemerintah. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: (1) mengetahui gambaran umum lokasi penelitian seperti lokasi, pemukiman, aksebilitas, tata guna lahan, dan fasilitas kelistrikan. (2) mengambil data kecepatan aliran dengan alat current meter di tiga lokasi berbeda di desa sikan. (3) menganalisis data current meter untuk menetukan lokasi yang paling tepat untuk penempatan PLTAS. (4) pembuatan model generator dan turbin PLTAS. (5) percobaan perangkat PLTAS untuk mengetahui daya yang dihasilkan (6) perencanaan ponton PLTAS sederhana. Dari hasil analisis data alat current meter 2-37415 yang telah dikalibrasi oleh Dinas PU Provinsi Kalimantan Tengah dengan rumus  untuk n> 0,25 didapat bahwa bagian hilir Desa Sikan memiliki kecepatan aliran rata-rata terbesar yaitu 3,58 m/dt, maka dengan demikian lokasi tersebut dipilih sebagai tempat penempatan perangkat PLTAS. Perangkat PLTAS terdiri dari generator yang dibuat dari modifikasi dinamo starter kendaraan roda empat yang dibuat seefektif mungkin untuk aliran tepian sungai, turbin direncanakan terdiri dari beberapa bagian seperti rangka besi dan kincir yang berfungsi mengalirkan energi kinetik ke generator, dan bagian terakhir perangkat PLTAS adalah ponton yang digunakan untuk meletakan generator dan kincir. Dari hasil uji di lapangan perangkat PLTAS dapat menghasilkan daya sebesar 4,93 V (DC) untuk kecepatan aliran sebesar 0,403 m/dt, maka dengan ekstrapolasi data didapat besarnya daya yang dihasilkan aliran air di hilir Desa Sikan dengan kecepatan 3,58 m/dt sebesar 43.807 V (DC). Kata Kunci: Perangkat PLTAS, Penentuan Lokasi PLTAS, Daya Listrik PLTAS
PERUBAHAN FUNGSI JALAN MENJADI SALURAN MERUPAKAN SALAH SATU PENYEBAB BANJIR DAN KERUSAKAN JALAN DI KOTA PALANGKA RAYA Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kita tahu bahwa masalah banjir banyak terjadi dikota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang dan lain-lain. Demikian pula dengan kota Palangka Raya, yang merupakan kota yang sedang berkembang, masalah banjir sudah mulai terjadi, walaupun intensitas banjir masih relatif kecil. Namun demikian, sebagai warga kota Palangka Raya, kita wajib untuk menjaga, mengantisipasi, jangan sampai kedepan sesudah Palangka Raya menjadi kota yang besar, menjadi langganan banjir. Pada umummya banjir disebabkan oleh karena drainase yang buruk, misalnya saluran tersumbat sampah, endapan lumpur, atau akibat kurangnya saluran primer, sehingga air tergenang cukup lama. Nah, kami akan menyoroti salah satu penyebab banjir di jalan-jalan kota Palangkaraya adalah perilaku masyarakat yang merubah fungsi jalan menjadi saluran.  Sebagai pemerhati dari akademisi, keadaan banjir yang terjadi di kota Palangka Raya, akan menjadi pembelajaran baik bagi pemerhati lingkungan, maupun bagi mahasiswa, sehingga dapat menjadi masukan bagi Dinas Tata Kota atau Dinas terkait untuk menertibkan bangunan, agar tidak menutup penuh saluran yang menyebabkan air dari permukaan jalan tidak dapat mengalir ke saluran pembuang. Kata Kunci : Jalan, Saluran dan Banjir.
ANALISIS UNJUK KERJA PDAM PALANGKA RAYA BERDASARKAN DEBIT DAN KUALITAS AIR BERSIH DI TINGKAT PELANGGAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN BUKIT TUNGGAL PALANGKA RAYA) Febryan, Muhammad; Jaya, Allan Restu; Ariati, Ariati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Dalam memenuhi kebutuhan dan pelayanan air bersih bagi masyarakat di Kota Palangka Raya khususnya di Kelurahan Bukit Tunggal, perlu diadakan perhitungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas air bersih. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi sejauh mana tingkat unjuk kerja pelayanan PDAM Palangka Raya dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sekitar Kelurahan Bukit Tunggal. Sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan produksi air bersih yang dapat merugikan masyarakat di Kelurahan Bukit Tunggal maupun pihak PDAM Palangka Raya. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah kehilangan (losses) air, unjuk kerja pelayanan jaringan PDAM terhadap debit berupa keandalan, kelentingan, dan kerawanan jaringan distribusi air bersih, serta tingkat kualitas air bersih di tingkat pelanggan di Kelurahan Bukit Tunggal Palangka Raya. Rancangan penelitian yang disusun untuk memenuhi tujuan penelitian di atas: 1) Peninjauan lokasi, 2) Pengumpulan data, 3) Analisis data, 4) Pengujian kualitas air di laboratorium. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, tingkat kehilangan air (Losses) yang terjadi di Kelurahan Bukit Tunggal sebesar 4,647%. Tingkat unjuk kerja layanan jaringan air bersih PDAM Kota Palangka Raya di Kelurahan Bukit Tunggal dari Tahun 2011 s/d Tahun 2013 dengan keandalan sebesar 91,73% dengan kondisi gagal sekitar 1,21 bulan. Sedangkan hasil tes laboratorium pengujian kualitas air bersih bahwa parameter Temperature (di lab), pH (di lab), Selenium (Se), dan Organik Matter (KMnO4) tidak memenuhi kadar maksimum yang diperbolehkan. Kata Kunci: Distribusi, kehilangan, kelentingan, keandalan