Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STUDI PERSEPSI INVESTOR DALAM PEMBELIAN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA PALANGKA RAYA Eldanari, Dhevryana; Gawei, Apria Brita Pandohop; Aditama, Subrata
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Salah satu indikasi meningkatnya pertumbuhan ekonomi perkotaan yaitu banyaknya tempat usaha masyarakat yang dapat menarik perputaran uang atau investasi. Tempat usaha tersebut antara lain rumah toko (ruko). Fungsi rumah toko (ruko) tidak hanya sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal  namun juga sebagai tempat usaha atau bisnis karena rumah toko (ruko) mempunyai bangunan yang multiguna. Perusahaan dan pengusaha (developer) berusaha untuk memuaskan selera investor (konsumen) dengan cara memenuhi kenyamanan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan, sebab semua itu menyangkut kelangsungan hidup investor (konsumen) dengan perusahaan dan pengusaha itu sendiri. Berdasarkan data dari Kantor Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan Kota Palangka Raya, pada tahun 2014 sampai bulan Desember jumlah rumah toko terdata 147 rumah toko dan ditahun 2015 sampai bulan Juli jumlah rumah toko yang terdata sebanyak 34 rumah toko. Berdasarkan data tersebut diketahui jumlah rumah toko yang terdata mengalami penurunan. Penurunan inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan peneliti an mengenai seberapa besar persepsi investor dalam pembelian rumah toko (ruko) di Kota Palangka Raya. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) serta mendapatkan faktor yang paling dominan terhadap persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) di Kota Palangka Raya. Objek penelitian adalah para investor (konsumen) yang telah membeli rumah toko (ruko). Penelitian ini mempunyai proses dan dasar-dasar pengambilan faktor untuk faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu didapat dari studi literatur, kumpulan referensi-referensi penelitian sebelumnya, jurnal-jurnal ilmiah serta dari sumber-sumber lain yang menunjang, dan dari semuanya itu dikumpulkan yang ada hubungannya dengan persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke para investor (konsumen) dengan menggunakan metode penelitian uji validitas, uji reliabilitas serta data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan indeks dan varian untuk mengetahui faktor dominan dalam bentuk peringkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu faktor harga, lokasi, konstruksi bangunan, kebudayaan dan kelas sosial, kebutuhan, fasilitas penunjang, lingkungan serta kepercayaan dan sikap terhadap perusahaan (developer). Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu faktor tersedianya sambungan jaringan listrik dengan nilai indeks 4,679 dan varian 0,222, faktor tersedianya air bersih dengan nilai indeks 4,661 dan varian 0,228 dan faktor lingkungan yang aman dengan nilai indeks 4,554 dan varian 0,324. Kata Kunci: Persepsi Investor, Membeli, Rumah Toko, Indeks dan Varian
MODEL ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI PADA KEGIATAN PEMELIHARAAN GEDUNG DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA DENGAN COST SIGNIFICANT MODEL Maygrecia, Louisa Gusni; Lendra, Lendra; Gawei, Apria Brita Pandohop
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Pemeliharaan bangunan Universitas Palangka Raya dilakukan berulang-ulang dengan estimasi biaya dilakukan dengan cara mengalikan luas bangunan dan harga satuan yang diperoleh dari Standar Biaya Masukan (SBM) pada software RKAKL (Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga). Estimasi dengan software RKAKL tidak diketahui item pekerjaan yang akan dikerjakan. Metode Cost Signficant Model diharapkan dapat memberikan perkiraan biaya untuk pengajuan anggaran dengan beberapa pekerjaan signifikan diketahui. Tujuan penelitian ini mengetahui komponen pekerjaan yang berpengaruh secara signifikan dan membangun model estimasi biaya pemeliharaan sarana dan prasarana gedung di lingkungan Universitas Palangka Raya. Tahap analisis dimulai dengan mengumpulkan data sekunder. Data sekunder kemudian diidentifikasi cost significant items yang memiliki persentase 80% dari total biaya pekerjaan. Data kemudian diuji terhadap normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Analisis menggunakan analisis regresi linear berganda, mencari nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2), serta uji One Way ANOVA.Hasil penelitian menunjukkan komponen pekerjaan berpengaruh mulai dari koefisien terbesar pada Tahun Anggaran 2015 adalah pekerjaan lantai; pekerjaan cat dinding & cat plafond; pekerjaan atap; pekerjaan sanitasi; pekerjaan pintu, jendela, dan ventilasi; pekerjaan plafond; dan pekerjaan dinding. Persamaan model estimasi Tahun Anggaran 2015 Y= 28.951.543,58 + 1,394X1 + 1,101X2 + 0,988X3 + 0,958X7 + 0,957X4 + 0,862X6 + 0,823X8. Kata Kunci: Cost Significant Model, Estimasi Biaya, Pemeliharaan Gedung
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PELAT LANTAI (STUDI KASUS GEDUNG ARSIP DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KM. 3,5 PALANGKA RAYA Albert, Albert; Waluyo, Rudi; Gawei, Apria Brita Pandohop
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengoptimalkan dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang optimal atau lebih efisien dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan Value engineering dilakukan pada pekerjaan struktur Pelat Lantai yaitu pada Bangunan Gedung Arsip Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah KM. 3,5 Palangka Raya. Permasalahan yang ditinjau adalah bagaimana penerapan dan pengaruh Value Engineering terhadap biaya Bangunan Gedung Bertingkat. Penelitian dimulai dengan melakukan survai mengumpulkan data untuk kemudian dianalisis menggunakan Value Engineering. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari gambar bangunan gedung, RAB Perencanaan Bangunan Gedung Tahap I, dokumen kontrak, brosur material, buku-buku literatur, dan referensi yang berkaitan dengan Value Engineering. Dalam melakukan proses Analisis Value Engineering terdiri dari 5 tahapan, yaitu tahap Informasi, Kreatif, Analisis, Pengembangan dan Presentasi.Hasil menunjukan bahwa Biaya pekerjaan Struktur Pelat lantai Exsisting adalah sebesar Rp985.627.991,13 dan setelah di lakukan Velue Engineering biaya pekerjaan Struktur Pelat Lantai menjadi sebesar Rp643.722.052 yaitu pada Alternatif 6 (Pelat Lantai komposit Floor Deck tipe W dengan penambahan Balok dan Tulangan Wiremash) dan memberikan efisiensi biaya Pekerjaan Struktur Pelat Lantai sebesar Rp 321.241.763 atau 32,59% dan 9,00%  terhadap biaya keseluruhan Bangunan Gedung Bertingkat.Kata kunci: Analisis Fungsi, Value Engineering , Penghematan biaya, efisiensi biaya
STUDI PELELANGAN SECARA ONLINE PADA LPSE KALIMANTAN TENGAH Perdian, Alprido; Lendra, Lendra; Gawei, Apria Brita Pandohop
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Globalisasi mengubah proses pelelangan yang selama ini dilaksanakan secara offline menjadi proses pelelangan online yang diharapkan menjadi lebih efisien, efektif, terbuka, mampu bersaing, transparan, adil dan akuntabel. Karena e-Procurement merupakan hal yang baru, maka diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai gambaran umum, tata cara pelaksanaan dan tahapan evaluasi pada LPSE Kalteng. Strategi dalam menentukan harga penawaran pada e-Procurement juga berbeda dengan pelelangan biasa sehingga perlu diketahui perbedaan selisih pagu dengan harga penawaran agar dapat menjadi referensi bagi kontraktor yang akan mengikuti e-Procurement.   Metode penelitian ini adalah observasi dan pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Sampling. sehingga diperoleh paket lelang kategori pekerjaan konstruksi Tahun Anggaran 2012 pada LPSE Kalimantan Tengah sebagai sampel sebanyak 354 buah. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan MS EXCEL sehingga diperoleh nilai persentase perbedaan selisih pagu dengan harga terkoreksi. Untuk analisis data menggunakan analisis deskriptif, antara lain: mean (rata-rata) standar deviasi dan distribusi frekuensi. Untuk uji perbedaan menggunakan One Way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, diungkapkan bahwa LPSE Kalimantan Tengah adalah unit kerja semi online yang dibentuk untuk menyelenggarakan pengadaan barang/jasa secara elektronik dan memfasilitasi pejabat pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi sebesar 4,155%. Nilai terkecil rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi adalah 0,149% pada Bidang Cipta Karya golongan kecil dan nilai terbesarnya adalah 22,757% pada Bidang Sumber Daya Air golongan kecil. Berdasarkan uji beda, rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi berdasarkan jenis golongan tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara ketiganya, dengan nilai signifikansi 0,330 > 0,05. Sedangkan perbedaan rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi berdasarkan jenis bidang, bidang sumber daya air  memiliki perbedaan yang nyata dengan bidang bina marga dan cipta karya dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Kata kunci: harga penawaran, kontraktor, LPSE, Kalteng
ANALISIS PENANGANAN WASTE MATERIAL CONSUMABLE DAN NON CONSUMABLE PADA PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA DI KOTA PALANGKA RAYA Pranisa Luita Nadia Singarimbun; Rudi Waluyo; Apria Brita Pandohop Gawei
Jurnal Teknik Sipil Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.639 KB) | DOI: 10.24002/jts.v16i2.4774

Abstract

Material merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi nilai produktivitas dan biaya proyek. Dalam pelaksanaan pembangunan sering terjadi masalah yaitu, material konstruksi yang berlebih, tersisa, berserakan, hancur yang tidak dapat digunakan lagi yang disebut waste material. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste material consumable dan non consumable beserta penyebabnya, upaya mengurangi waste material consumable dan non consumable yang akan terjadi dan cara penanganan waste material consumable dan non consumable yang telah terjadi pada proyek perumahan sederhana di Kota Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-September 2020, selama 7 bulan. Pandemi COVID-19 menyebabkan penelitian ini tertunda dan dilanjutkan kembali setelah memasuki kenormalan baru. Data penelitian diperoleh melalui survei penyebaran kuesioner kepada 35 pengembang perumahan sederhana di Kota Palangka Raya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis frekuensi, dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa material yang berpotensi menjadi waste material pada consumable material adalah semen, pasir, kerikil/agregat kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan), keramik, pipa, paku. Sedangkan pada non-consumable material adalah papan bekisting, perancah kayu (balok) dan perancah kayu (bulat). Faktor penyebab waste material pada consumable material adalah pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan volume. Dan untuk non-consumable material adalah kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga kerja. Upaya untuk mengurangi waste material consumable dan non consumable yang akan terjadi adalah kerja dengan teliti. Cara penanganan waste material consumable dan non consumable yang telah terjadi adalah gunakan kembali.
PEMBUATAN MICROSOFT HOUSE PRIORITY APPLICATION (MHPA) UNTUK PRIORITAS BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI Geovanie Anggastae Apriliae; Apria Brita Pandohop Gawei; Veronika Happy Puspasari
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 8 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i8.2021.2527-2537

Abstract

Rumah dapat diartikan sebagai tempat berlindung dan bernaung bagi penghuninya dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, fungsi rumah bagi penghuni adalah sebagai sarana yang mendasar untuk meningkatkan generasi selanjutnya dan juga menjadi ruang lingkup yang mendasar bagi pendidikan. Rumah yang dapat dikatakan tidak layak untuk dihuni adalah rumah yang tidak termasuk dalam kategori persyaratan yang berlaku baik secara teknis maupun non teknis, kesehatan penghuni dan kecukupan minimum luas bangunan. Tujuan dibuatnya aplikasi Microsoft House Priority Application (MHPA) adalah untuk mendapatkan prioritas penerima bantuan  rumah tidak layak huni. Perlengkapan yang dipersiapkan untuk pengolahan data dalam penentuan rumah tidak layak huni menggunakan Visual Basic for Application (VBA) yaitu, Data Identitas Penghuni, Data Kondisi Fisik Rumah dan Petunjuk Penggunaan. Dalam penelitian ini, ada 2 tahap untuk menginput data yaitu Identitas Diri dan Kondisi Fisik Rumah. Data-data yang dikumpulkan untuk mendapatkan bantuan terdiri dari 3 aspek komponen yaitu, aspek keselamatan, aspek kesehatan dan aspek komponen bahan bangunan dengan bantuan sebuah aplikasi yaitu Microsoft House Priority Application (MHPA). Setelah semua data diinput maka diperoleh persentase prioritas penerima bantuan rumah tidak layak huni dan siap untuk dicetak. Dengan adanya aplikasi ini sekiranya dapat berguna bagi peneliti selanjutnya dalam menentukan prioritas bantuan rumah tidak layak huni dan dapat mengembangkan aplikasi menjadi lebih sempurna.  
MANAJEMEN PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GEDUNG, ASET DAN FASILITAS DI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Zerizkyeska Nugrahayu N.; Dewantoro Dewantoro; Apria Brita Pandohop Gawei
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2021): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v4i2.6415

Abstract

Aset dan fasilitas berupa bangunan gedung yang ada di Universitas Palangka Raya perlu dikelola dengan baik dan dilakukan perawatan serta pemeliharaan secara terjadwal. Perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung bertujuan agar bangunan gedung dapat berfungsi dengan baik dan tetap laik fungsi serta memperpanjang umur bangunan dengan pemeriksaan secara teratur. Manajemen universitas belum sepenuhnya diterapkan dengan tepat. Kondisi fisik bangunan gedung UPR pada umumnya belum memiliki kualitas yang baik dan berorientasi jangka panjang sehingga mengurangi faktor efisiensi, keamanan dan kenyamanan penggunaannya, serta sarana  dan prasarana pendidikan masih belum memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bangunan gedung yang dimiliki UPR berdasarkan fungsi bangunan gedung dan mengetahui  manajemen perawatan dan pemeliharaan gedung, aset, dan fasilitas di UPR berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008. Data penelitian diperoleh dengan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara kepada pihak pengelola bangunan gedung di UPR. Pengecekan keabsahan data menggukakan triangulasi. Metode analisis data model Miles dan Huberman digunakan daam menganalisis penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, UPR memiliki bangunan gedung dengan  fungsi hunian, fungsi usaha,  fungsi sosial dan budaya, dan fungsi keagamaan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, UPR sudah melakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dengan rutin dan baik, namun dalam manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung UPR belum sepenuhnya menerapkan peraturan yang berlaku.Kata Kunci:  manajemen, pemeliharaan, perawatan, bangunan gedung, aset.
ANALISIS KONSUMSI ENERGI DAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU Lendra Lendra; Apria Brita Pandohop Gawei; Lelo Sintani
Jurnal Reka Lingkungan Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v10i2.165-176

Abstract

Tahapan pembangunan jalan dari tahap konstruksi ke tahap operasi, mengkonsumsi sejumlah besar energi serta menghasilkan emisi. Penelitian ini bertujuan menganalisis jumlah energi dan emisi gas rumah kaca (CO2) pada pekerjaan jalan dengan perkerasan lentur (aspal) dan perkerasan kaku (beton) dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Studi kasus dilakukan pada ruas jalan di Provinsi Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan untuk mengestimasi konsumsi energi dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu metode Tabel Energy Use and GHG Emissions for Pavement Construction dan Metode Konversi Bahan Bakar yang mengacu pada prosedur standar Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Hasil perhitungan, dengan pendekatan LCA jumlah konsumsi energi untuk konstruksi perkerasan kaku berjumlah 612.16 GJ dan perkerasan lentur berjumlah 268.91 GJ. Hasil perhitungan total emisi menunjukkan perkerasan lentur sebesar 19949.38 kgCO2/km dan perkerasan kaku sebesar 45414.75 kgCO2/km. Kesimpulan penelitian ini bahwa perkerasan lentur lebih ramah terhadap lingkungan dan lebih berkelanjutan dibandingkan dengan perkerasan kaku.