Sarjani, Andi Irma
Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENELITIAN TENTANG PERSYARATAN DAN KEKHUSUSAN KALIMAT PASIF DALAM BAHASA JEPANG DAN PERBANDINGANNYA DALAM BAHASA IINDONESIA Sarjani, Andi Irma; Kazuhide, Chounan
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.4098

Abstract

Abstrak. Dalam kalimat pasif bahasa Jepang, dikenal kalimat pasif langsung yang memiliki padanan dengan kalimat aktif, dan kalimat pasif tidak langsung yang tidak memiliki padanannya dalam kalimat aktif. Kalimat pasif langsung dalam bahasa Indonesia diekspresikan dengan imbuhan “di-“, tetapi pada kalimat pasif tidak langsung tidak dapat diekspresikan dengan imbuhan “di-“, Ditambah lagi, berdasarkan hasil angket terhadap pembelajar bahasa Jepang, dimana ditanyakan mengenai adakah bentuk pasif dari  kalimat aktif 「私は木村君を褒めた」dan apakah itu alami atau tidak, semua responden menjawab bahwa bentuk pasifnya ada dan alami yaitu「木村君は私に褒められた」, yang dalam bahasa Indonesia adalah, “Kimura dipuji oleh saya”. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif seperti contoh di atas bisa diterima, tetapi dalam bahasa Jepang kalimat pasif tersebut sangat tidak alami. Menurut Takami (2011), ada 4 syarat yang penting dalam kalimat pasif langsung bahasa Jepang, yaitu sudut pandang pembicara, syarat perubahan kondisi, syarat adanya kekhususan dan syarat adanya kerugian. Dalam bahasa Jepang, apabila dari 4 syarat tersebut terpenuhi salah satunya (atau dua syarat atau lebih), maka kalimat pasif tersebut dapat diterima. Bila melihat ke dalam kalimat pasif dalam bahasa Indonesia, tidak ada 4 syarat seperti terdapat dalam kalimat pasif bahasa Jepang. Dan ada kecenderungan bahwa semua kalimat pasif dalam bahasa Jepang akan diterjemahkan dengan memakai imbuhan “di-”. Begitu pula sebaliknya, semua kata berimbuhan “di-”akan diterjemahkan kedalam bentuk pasif dalam bahasa Jepang. Terutama, seperti pada kalimat “sayuran segar dicuci dahulu sebelum dimakan”, sangat tidak alami apabila diterjemahkan kedalam bentuk pasif dalam bahasa Jepang. Menurut Sneddon (1996), ada dua jenis kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Yang pertama adalah kalimat pasif tipe 1 dan kalimat pasif tipe 2. Penderita pada kalimat pasif tipe 1 adalah kata ganti orang ke-3, dimana objek pada kalimat aktif berubah menjadi subjek pada kalimat pasif, dan imbuhan ”me-“ berubah menjadi imbuhan “di-“. Kalimat pasif tipe 2, pelaku merupakan kata ganti orang. Pada tipe ini, objek pada kalimat aktif dipindahkan ke awal kalimat, dan kalimat pasif dibentuk dengan cara menghapus imbuhan “me-“ pada kata kerja. Bentuk ini juga disebut “pasif zero”. Adanya syarat dan kekhususan kalimat pasif dalam bahasa Jepang serta bentuk-bentuk pasif dalam bahasa Indonesia yang tidak semuanya bisa berbentuk pasif dalam bahasa Jepang inilah yang belum dipahami oleh pembelajar Indonesia sehingga menyebabkan sulitnya memahami kalimat pasif dalam bahasa Jepang.  要旨。日本語の受身文には、よく知られているように、構造上、対応する能動文が存在する「直接受身文」と、対応する能動文が存在しない「間接受身文」がある。直接受身はインドネシア語の受身文では、接頭辞の”di-”で表しているが、間接受身は接頭辞の[di]で表すことが出来ないので、インドネシア人日本語学習者にとって難しいようである。さらに、能動文の「私は木村君を褒めた」に対して、受身文はどうなるのか、という質問を学生に聞いた結果、「木村君は私に褒められた」という答えで、インドネシア語の受身文では、 [Saya dipuji oleh Kimura] になったのである。インドネシア語ではその受身文は自然に聞こえているそうだが、日本語では不適格ことが分かってきた。日本語の受身について、高見(2011)は、直接受身文について、日本語の受身文には四つの重要な条件がある。その四つの条件/制約のどれか(あるいは二つ以上)を満たす場合に適格になる。日本語の直接受身に重要な制約・条件が四つ存在するのに対し、インドネシア語の受身文には日本語のような制約・条件があるだろうか。スネードン(1996)によると、インドネシア語の受身文は二種類がある。それは1タイプの受身文や2タイプの受身文である。1タイプの受身文は、行為者は第三者の人か名詞句である。行為者が表さない場合もこの1タイプの受身文の種類である。これは、インドネシア語の受身文の一般的なパターンで、能動文に対応する受身文である。1タイプの受身文には構造的に能動文の目的語が、受身文では主語に置き換えられ、述語にある「me-」接頭辞を「di-」接頭辞に変えて作られる。実際は、インドネシア人日本語学習者は、このタイプしか理解していないので、日本語の受身文を接頭辞「di」に訳してしまう傾向がある。逆に、インドネシアごの接頭辞”di”ある文は、すべて日本語の受身文になってしまう。また、インドネシア語の受身文には、日本語のような条件・制約が存在しないので、これらのことが日本語の受身文はインドネシア人日本語学習者にとって分かりにくいと思われる。
Honami's Personality Aspects: A Study on Freud's Psychoanalysis of the Main Figures in Holy Mother's Novel by Akiyoshi Rikako Sarjani, Andi Irma; Zuriyati, Zuriyati; Attas, Siti Gomo
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 1 (2019): JAPANEDU Volume 4 Issue 1, June 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v4i1.16760

Abstract

This study aims to reveal the character of one of the main characters, Honami in the Holy Mother novel. The data source in this study is the Holy Mother novel wrote by Japanese author Akiyoshi Rikako,which has been published in Indonesia in 2016. The technique used for data collection in this study is library techniques. The method usedin conducting this research was the psychoanalysis method which was first put forward by Sigmund Freud. The results showed that based on psychoanalytic studies, the main character of the novel,a woman namedHonami, showed that the Id aspectinfluences all of herthoughts and actions. This was triggered by various events, namely herown misfortune which had many miscarriages and had a disease that made it difficult for herto get pregnant, and Kaoru's existence that changed herlife to became more meaningful. The emergence of fear and concern for her daughter because of the successive killings that struck a small child in the city where she lived, making her falsify and obscure the fact that Makoto, wascommitted murder to protect her daughter. The results also showed thatthe personality of the main character, Honami, is dominated by an element of the Egopersonality that defeats the Superego.