Claim Missing Document
Check
Articles

Pelatihan Pendidik Sebaya tentang Generasi Berencana (GenRe) di SMP N 24 Kota Semarang Sofiyanti, Ida; Astuti, Fitria Primi; Setyowati, Heni
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 3, NO 1 (2020) : FEBRUARI 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jpdb.v3i1.97

Abstract

The true teenager is the hope of a nation, the country will become strong if it has teenagers who are spiritually intelligent, intellectually and have a strong emotional. As the rapid development of the world makes changes in behavior in adolescents, but these changes are more likely to lead to negative activities rather than positive activities. Problems that often arise are usually related to sexuality issues, such as unwanted pregnancy, abortion, HIV / AIDS, and drug abuse. Adolescents with these behavioral deviations need a treatment and also get information about reproductive health for young women and men, need to organize a good future by leaving unwholesome behavior that can damage the future of adolescents. Going through adolescence far from deviant behavior would certainly be our common concern. Teenagers will not be able to walk on their own without the assistance of parents, the school, home and etc. Realizing this, the Community Service Study Program of the Midwifery Study Program at the Faculty of Health, Ngudi Waluyo University, felt responsible for facilitating adolescents to learn to understand and be able to practice healthy behaviors to become adolescents who had strong hopes for the nation. Community Service is carried out in 5 stages, namely the first phase of selecting active groups of students who are willing to be agents of change for GenRe / willing to be peer educators, the second stage of counseling and training of peer educators. The third stage of mentoring is increasing peer group skills in providing information to peers. Stage four peer educators independently socialize GenRe to peers. The Fifth stage evaluates the delivery of information from peer educators to their peers, explores the usefulness of the existence of peer educators, limitations and new things that arise when becoming a peer educator.Keywords: Generation planning, peer educators
Gambaran Peran Diri Wanita Yang Melakukan Pernikahan Dini Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Rusdayanti; Ida Sofiyanti; Isfaizah
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 1 (2020): Journal of Holistics and Health Science, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i1.55

Abstract

Early marriage is still a trend in rural communities which causes reproductive and psychological health problem. Women are the spearhead in carrying out roles in the household to get harmony in the family. Physical and mental unpreparedness of adolescents who commit early marriage result which cause they are not able to fulfill their respective roles and respondibilities. To describe the role of women who conducted early marriage in banyukuning village, bandungan sub-district, semarang district. Descriptive qualitative research design. Type of phenomenological research. The population of 9 women’s who married in august 2017- june 2018. Sample 4 main female informants, 4 husband informants, 4 mother informants and 1 KUA pfficer in bandungan sub-district. Interview guide measurement tool. Data analysis uses data reduction, categorization, synthesization and constructs working hypotheses. The description of the women’s role who early marriage, the real role was carried out, mothers become role models in carrying out roles, the role of hope women expect to be good wife, There was no conflict in the role, and women experience anxiety at the beginning of marriage. Women who carry out early marriage can carry out their roles in the household. The need for pre-marital counseling so that women who do early marriage do not experience anxiety at the beginning of marriage. ABSTRAK Pernikahan dini masih menjadi trend di masyarakat desa yang menyebabkan masalah kesehatan reproduksi dan psikologis. Wanita merupakan ujung tombak dalam menjalankan peran dalam rumah tangga untuk mendapatkan keharmonisan dalam keluarga. Ketidaksiapan fisik dan mental remaja yang melakukan pernikahan dini mengakibatkan tidak dapat memenuhi peran dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mendeskripsikan peran diri wanita yang melakukan pernikahan dini di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Desain penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian fenomenologi. Populasi 9 wanita yang menikah pada bulan agustus 2017- juni 2018. Sampel 4 informan utama wanita, 4 informan suami, 4 informan ibu dan 1 petugas KUA Kecamatan Bandungan. Alat ukur pedoman wawancara. Analisa data menggunakan reduksi data, kategorisasi, sintesisasi dan menyusun hipotesa kerja. Gambaran peran diri wanita yang melakukan pernikahan dini, peran nyata terlaksana, ibu menjadi role model dalam menjalankan peran, peran harapan wanita mengharapkan untuk menjadi istri yang baik, tidak ada konflik dalam peranan, dan wanita mengalami kecemasan pada awal pernikahan Wanita yang melakukan pernikahan dini dapat menjalankan perannya dalam rumah tangga. Perlu adanya konseling pra-nikah agar wanita yang melakukan pernikahan dini tidak mengalami kecemasan pada awal pernikahan.
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Program Aku Bangga Aku Tahu (Abat) Tentang Hiv Dan Aids Pada Siswa Kelas X Dan Xi Di SMK Tunas Pariwisata Ungaran Nurliyana; Sofiyanti, Ida; Rini Susanti
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 1 (2020): Journal of Holistics and Health Science, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i1.54

Abstract

AIDS in Indonesia ocwpies third in the list of ten deadly diseases, right under heart disease and cancer. Prevention is more emphasized in the age group 15-19 years. The "I Am Proud Of I Know" program is an effort to control HIV and AIDS by using IEC media. To find out the difference in knowledge before and after the counseling I Am Proud Of I Know (ABAT) program about HIV and AIDS in students of class X and XI at SMK Tunas Pariwisata Ungaran. The design of this study was a pre-experiment using the one group pre- post test design approach. The population in this study were students of class X and XI at the Tunas Pariwisata Ungaran Vocational School, amounting to 71 students. The sampling technique, namely total sampling (saturated sampling). Data collection is done by distributing questionnaires about students' knowledge of HIV and AIDS. Normality test using Kolmogorov-Smirnov and different tests using Paired T-test. The results of the calculation before being given counseling on average respondents' knowledge of 10,62 then increased to 13,31 after being given counseling. In bivariate analysis (p-value 0,000), it indicated that there were differences before and after counseling. There are differences in students' knowledge before and after the counseling program I Am Proud Of I Know (ABAT) about HIV and AIDS in students of class X and XI at Vocational High School in Tourism Ungaran. It is recommended that the school can run the program I am Proud of I Know, where the program can provide knowledge to students at the Ungaran Tunas Pariwisata Vocational School about comprehensive HIV / AIDS. ABSTRAK Penyakit AIDS di Indonesia menempati urutan ketiga dari daftar sepuluh penyakit mematikan, tepat dibawah penyakit jantung dan kanker. Pencegahan lebih ditekankan pada kelompok usia 15 – 19 tahun. Program “Aku Bangga Aku Tahu” adalah salah satu upaya pengendalian HIV dan AIDS dengan menggunakan media KIE. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) tentang HIV dan AIDS pada siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran. Desain penelitian ini adalah pre experiment menggunakan pendekatan one group pre-post test design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran yang berjumlah 71 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling (sampling jenuh). Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner tentang pengetahuan siswa terhadap HIV dan AIDS. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji beda menggunakan Paired T-test. Hasil perhitungan sebelum diberikan penyuluhan rata-rata pengetahuan responden sebesar 10,62 kemudian meningkat menjadi 13,31 setelah diberikan penyuluhan. Pada analisis bivariat (p-value 0,000), menunjukkan bahwa adanya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Terdapat perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan program aku bangga aku tahu (ABAT) tentang HIV dan AIDS pada siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran. Disarankan pihak sekolah dapat menjalankan program Aku Bangga Aku Tahu, dimana program tersebut dapat memberikan pengetahuan pada siswa-siswi di SMK Tunas Pariwisata Ungaran tentang HIV/AIDS yang komprehensif
Perbedaan Psikologis Ibu Nifas Primipara dan Multipara di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang Jawa Barat Tahun 2021 Nababan, Ifra Nasye; Sofiyanti, Ida
Journal of Holistics and Health Science Vol 4 No 1 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i1.118

Abstract

Nifas’s mother adaptation was sometimes impaired both physically and psycologically. The psycological problem nifas mother is postpartum depression that runs on both primipara and multipara. But in some cases the increased risk of depression is common to postpartum primipara, so the purpose f this study is to find out how psycological differences are between postpartum primipara and multipara. the study uses an analytic observational methode designed for research using sample test pausing a 34 sample, sample was obtained using an accidental sampling. An instrument used in this reasearch is a questionnaire EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale). With Shapiro Wilk normality test analysis and paired sample t-test. Based on the data result from study using paired sample test know value significant the variability of the result of a questionnaire’s EPDS account on postpartum primipara and multipara size to 0.615 > 0.050, then it is concluded that Ho wa accepted and Ha was denied. Thus there is no significant difference between the average variable result of EPDS postpartum primipara and multipara. the psychological adaptation of postpartum has three phases talking ini, talking hold and letting go. therefore if during the adaptation process a breakdown can result in a psychological breakdown. ABSTRAK Ibu nifas terkadang mengalami gangguan baik fisik maupun psikis. Masalah psikologis yang rentan dialami ibu nifas adalah depresi postpartum yang terjadi baik pada ibu primipara maupun multipara. Namun pada beberapa kasus peningkatan resiko depresi umumnya dialami oleh ibu nifas primipara. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan psikologis ibu nifas pada primipara dan multipara. penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan penelitian menggunakan uji sampel berpasangan dengan jumlah sampel sebanyak 34 di dapatkan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS). Dengan analisis uji normalitas Shapiro Wilk dan uji paired sample t-test. berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan menggunakan uji paired sample t-test diketahui nilai signifikasi variabel hasil kuesioner EPDS pada ibu nifas primipara dan multipara sebesar 0.615 > 0.050, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antar rata-rata variabel hasil EPDS ibu nifas primipara dan multipara. Adaptasi psikologis yang dialami ibu nifas primipara dan multipara memiliki 3 fase yaitu, talking in, talking hold dan letting go. oleh sebab itu jika pada saat proses adaptasi ibu nifas mengalami gangguan dapat menimbulkan gangguan psikologis pada ibu nifas.
Gambaran Praktik Budaya pada Masa Nifas di Suku Dayak Meratus Ilawati; Sofiyanti, Ida
Journal of Holistics and Health Science Vol 4 No 1 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i1.123

Abstract

In some cultures, prohibition from eating certain foods to postpartum mothers can affect nutritional intake. Food taboo means that several dish or cooking ingredients are not allowed to be eaten by individuals within this particular society for cultural reasons. This study aims to determine the description of cultural practices during the postpartum period in the Meratus Dayak tribe. This study used a qualitative research approach with in-depth interviews. The participant are postpartum mothers, traditional figure, shaman, and midwives of the village. The study found that there was still food taboo such as not being allowed to consume rancid foods like chickens’ meat and eggs. In addition, foods that are too sweet, too spicy and too sour, also foods that can cause itching. Taboo actions, one of which is during the postpartum period, the mother is prohibited from being exposed direct to the sunlight because it can cause blurred vision and even bleeding. The way to treat postpartum care in the Meratus Dayak tribe is to uses turmeric as a wound healing process, they believe that turmeric can dry out stitches in postpartum mothers. Breast milk treatment for the Meratus Dayak tribe is to utilizes a natural product, Lua fruits’ sap which is applied to the mother's breast ABSTRAK Pada beberapa budaya, pantang makan pada ibu nifas dapat berpengaruh terhadap asupan gizi. Pantang makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran praktik budaya pada masa nifas di suku Dayak Meratus. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam dengan informan utama ibu nifas, infroman triangulasi tokoh adat, dukun beranak, dan bidan desa. Penelitian menemukan masih adanya pantang makanan seperti tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang bersifat anyir contohnya daging ayam dan telur, manis, pedas asam serta makanan yang dapat menimbulkan gatal. Pantang perbuatan salah satunya dalam masa nifas ibu di pantang untuk tidak terpapar sinar matahari dikarenakan dapat menyebabkan penglihatan kabur bahkan pendarahan. Cara perawatan masa nifas pada suku Dayak Meratus menggunakan kunyit sebagai proses penyembuhan luka, mereka meyakini bahwa kunyit tersebut dapat mengeringkan luka jahitan pada ibu nifas. Perawatan ASI pada suku Dayak Meratus memanfaatkan hasil alam yaitu getah buah Lua yang dioleskan ke payudara ibu.
PERBEDAAN FREKUENSI ENURESIS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BEHAVIOR MODIFICATION (ALARM ENURESIS) Fitria Primi Astuti; Ida Sofiyanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 9, No 2 (2018): April 2018
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.493 KB) | DOI: 10.33846/9202

Abstract

Prevalensi enuresis sebesar 15% pada usia 5 tahun, 10% pada usia 7 tahun dan menurun menjadi 5% pada usia 11-12 tahun. Apabila enuresis tidak segera diatasi dan diabaikan dapat mengganggu kepercayaan diri anak dan hubungan sosialnya. Beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi enuresis dengan terapi motivasi, therapy alarm (behavior modification), latihan menahan keluarnya air kencing (bladder therapy training), Terapi melalui makanan, hypnotherapy. Penelitian ini Bertujuan mengetahui perbedaan frekuensi enuresis sebelum dan sesudah pemberian Behavior Modification (Alarm Enuresis) di Kelompok Bermain dan Anak Usia Prasekolah TK Sumurejo Kecamatan Gunung Pati. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental) dengan rancangan One Group Pre-test dan Post-test desain, sampel dalam penelitian ini 10 responden. Hasil penelitian ini menunjukan frekuensi enuresis sebelum diberikan Behavior Modivication (Alarm Enuresis) mean Eneuresis malam 8,90 lebih besar dibandingkan dengan Mean frekuensi Enuresis pada siang hari yaitu 1,2. Bahwa frekuensi Enuresis setelah diberikan Behavior Modivication (Alarm Enuresis) dalam satu minggu mean Eneuresis malam 0,40 lebih besar dibandingkan dengan Mean frekuensi Enuresis pada siang hari yaitu 3,30, ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian Behavior Modivication (Alarm Enuresis) dengan p0,012
Peran Konselor ASI dalam Keberhasilan Pemberian Kolostrum Hapsari Windayanti; Ida Sofiyanti; Fitria Primi Astuti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk218

Abstract

Lactation counseling carried out by breastfeeding counselors can help increase the knowledge and motivation of pregnant women in preparing for colostrum and exclusive breastfeeding. This study aims to determine the role of breast milk counselors in the success of giving colostrum. This study was an action research, with 2 cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely: planning, acting, observing, and reflecting. The results showed that there were still 13% of mothers who did not give colostrum to their babies because the mother's family was worried that if there was no immediate food, the babies became fussy because of hunger and mothers couldn't wait for colostrum to come out on days 1-4. after the baby was born. Keywords: colostrum; breast milk counselor ABSTRAK Konseling laktasi yang dilakukan oleh konselor air susu ibu dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian kolostrum dan menyusui secara esklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran konselor air susu ibu terhadap keberhasilan pemberian kolostrum. Studi ini merupakan action research, dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada 13% ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya dikarenakan keluarga ibu merasa khawatir jika tidak ada makanan yang segera diberikan, maka bayi menjadi bayi rewel karena kelaparan dan ibu tidak sabar menunggu kolostrum yang akan segera keluar pada hari 1–4 setelah bayinya lahir. Kata kunci: kolostrum; konselor air susu ibu
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG Wulan Widi Astuti; Ida Sofiyanti; Ari Widyaningsih
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.182 KB)

Abstract

AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Kelas ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keikutsertaan mengikuti kelas ibu hamil adalah minat, dukungan keluarga dan motivasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan mengikuti kelas ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung sebanyak 95 orang dengan sampel 51 orang diambil menggunakan teknik proportionate simple random sampling. Alat pengambilan data yang digunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan minatdengan keikutsertaan kelas ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung, dengan p-value sebesar 0,037 (? = 0,05). Ada hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan kelas ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung, dengan p-value sebesar 0,033 (? = 0,05). Ada hubungan motivasi dengan keikutsertaan kelas ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung, dengan p-value sebesar 0,045 (? = 0,05).Kata Kunci : minat, dukungan keluarga, motivasi dan keikutsertaan kelas ibu hamil.
DIFFERENCES OF PREMENSTRUAL SYNDROME PREVENTIONS BEFORE AND AFTER THE FOOD CONSUMPTION WHICH CONTAINS ISOFLAVON IN ADOLESCENT Ni Wayan Putri Utami; Ida Sofiyanti; Galeh Septiar Pontang
Journal of Midwifery Vol 3, No 1 (2018): Published on June 2018
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.386 KB) | DOI: 10.25077/jom.3.1.6-12.2018

Abstract

In adolescence, there will be some complaints, such as complaint of premenstrual syndrome (PMS). It defined as a physical, psychological or emotional symptom that appeared 7-10 days before menstruation. One of the treatments to reduce premenstrual syndrome is to eat food that contains isoflavones (68mg / day) because it has anti-estrogenic effect which is able to balance progesterone and etherogen hormones, which can decrease the complaints of premenstrual syndrome. This study aimed to determine the premenstrual syndrome complaints before and after the consumption of isoflavone food in tenth grade adolescents in Senior High School 2 Ungaran. This study was using pre-experimental design with one group pretest-posttest study design using simple random sampling totaling 16 respondents. Measurement of complaint of premenstrual syndrome used Premenstrual Shorted Assassement Form 1-6. Data analysis was performed using bivariate analysis using Paired-T test. Results of this study shown that 16 respondents who had complaints of premenstrual syndrome before the consumption of isoflavones food that contained isoflavones 14 respondents had moderate complaints and 2 respondents had light complaints. After the consumption of isoflavone food it showed that 9 respondents had moderate complaint and 7 respondents had light complaint. Based on statistical test, it was found that the mean value decreased from 26.18 to 21.12, the median from 15.00 to 21.50, SD ± 5.706 to ± 3.51 with p value of 0.011, which means p value <0.05. Conclusion of this study that there are differences in the complaint of premenstrual syndrome before and after the consumption of isoflavone food in tenth grade adolescents in Senior High School 2 Ungaran. Keywords: Isoflavone, premenstrual syndrome 
Penerapan Hypnoparenting Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak Usia Dini Fitria Primi Astuti; Ida Sofiyanti; Heni Setyowati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v1i2.4915

Abstract

Latar belakang: penerapan Hypnoparenting di KB dan TK Pertiwi 01 Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati, adalah sebagian besar orangtua siswa bekerja, dan pengasuhan dilakukan oleh nenek. Permasalahan yang muncul pada siswa yaitu kurangnya kemandirian anak, tantrum, sering menangis, dan masih banyak lagi. Akhir-akhir ini muncul beberapa metode untuk mengarahkan anak berperilaku baik. Salah satu metode dalam rangka membawa anak menjadi sesuatu yang diharapkan tanpa harus memaksa apalagi dengan ancaman dan kekerasan adalah dengan metode Hypnoparenting, yaitu metode yang menggabungkan praktek pengasuhan anak dengan pengetahuan hypnosis. Hypnoparenting adalah teknik hypnotherapy yang secara khusus diterapkan oleh orangtua dalam mengasuh anak. Secara garis besar, teknik ini bermanfaat meningkatkan kualitas komunikasi dan kecerdasan spiritual orangtua dan anak. Bekerja langsung pada alam bawah sadar anak, membuat orangtua dapat menerapkan pola asuh tanpa paksaaan. Tujuan: kegiatan ini adalah menerapkan pola asuh yang baik dengan hypnoparenting. Metode: pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 3 tahapan yaitu seminar dan worksop tentang pola asuh, bahasa cinta dan hypnoparenting, pendampingan penerapan selama satu bulan, dan evaluasi penerapan hypnoparenting oleh orang tuasiswa dan guru. Hasil: hasil awal saat diberikan kuesioner pola asuh 53% memiliki pola asuh yang kurang baik, orangtua antusias dalam workshop penerapan hypnoparenting. Pendampingan penerapan dilakukan selama satu bulan dengan hasil evaluasi yaitu terjadi perubahan sikap anak setelah dilakukan hypnoparenting. Kesimpulan: kesimpulan dari kegatan ini anak menjadi baik dan mudah diarahkan apabila orangtua menggunakan bahasa-bahasa cinta tanpa bentakan.
Co-Authors Abdul Roni Adelena Adelia Natalia Bria Agan Sridewi Anggi anis farida farida Annisa Ari Widyaningsih Asteria Roswita Kue Asti Puspita Atika Rizki Suryani Cici Priskila Cinta Nashita Clarisa Martila Cantika Denok Pratiwi Putri Diens Nanda Diens Nanda Ela Permana Dietha Meidia Puspitasari Ellenora Lim Emilia Sandra Emiliana Eti Salafas Fathul Feny Marselina Fera Aldania Fitria Primi Astuti Galeh Septiar Pontang Grahita Ayu Mumpuni Hapsari Windayanti Heldina Hutahaean Heni Setyowati Heni Setyowati Hermalia Andra Ristanti Hilma Tunisah Ifra Nasye Nababan Ika Supadmi Ikka Bella Seftiyani Ilawati Ilawati Indri Wulaningsih Irma Ismawati Irma Suryani Isfaizah Jumilah Fitriana Kartika Dian Pertiwi Khamidah Kiki Wahyuni Kinanti Asmara Kristina Luruk Bria Kusuma Intan Setianing Fifit Lalita Mafudiah Linda Maria Pankrasia Koten Maria Skolastika K Mega Nasanova Melati Apriliana Ramadhani Mil'atul Amaniyah Nababan, Ifra Nasye Nayla Chusna Ni Wayan Putri Utami Nila Trisna Yulianti Nova Oktaviani Novi Melisa Nurlia Erika Nurliyana Nurmina Nurmina Onesima Yolla H Prisma Linda Rambu Lika Yuliana Ratih Kumalasari Rika Aprillia Rina Pratiwi Rina Rina Rini Septianasari Rini Susanti Riska Susanti Riva Mustika Anugrah Rusdayanti Rusdayanti Ryan Nabela Maha Rani Sigit Ambar Widyawati Siswati Siti Aisyah Sri Suarni Susiawati Tesa Dwiputri Rahmadhani Tiya Kariyani Tri Retno Wati Tya Lestari Vivin mustika Vivin Mustikawati Wahyu Kristiningrum Widayati wiwik sapitri Wulan Widi Astuti Yovita Paru Mali Yuliaji Siswanto Yulianti Yuni Fitria