Johan, Mhd
Universitas Putera Batam

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TATARAN FONEM PENDERITA STROK PADA MASA TERAPI SUATU KAJIAN NEUROLINGUISTIK Johan, Mhd; Susanto, Alpino
Jurnal KATA Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.159 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i2.3209

Abstract

Communication can happen to everyone. It can not be separated from language, language regardless of caste or disease, with the sick everyone can communicate, even if the person is afflicted by aphasia or stroke patient. This research is intentionally done that useful to bridge the relationship of stroke patients with healthy people. The purpose of this study is to find the phoneme level disorder that was tested by stroke patients during the therapy period. The study used neurolinguistic theory written by Literature. In addition, this theory is also supported by leading neurolinguistic experts. To get this research data, researcher use method refer to record technique, note, participatory option personal methode (SLC). Furthermore, to analyze the data the researcher uses the agih method (distribution), this method is supported by the technique of immediate segmenting constituents technique (ICS) and advanced techniques such as deletion, subtitute, and extension. After that, the results obtained are the process of the splitting of 10 times of delegation, then the process of substitution or there are as many as 16 (sixteen) times, while the process of accreditation or addition there are 4 (four) times Komunikasi dapat terjadi pada setiap orang.  Hal itu tidak dapat dipisahkan dari bahasa, bahasa tidak memandang kasta atau penyakit, dengan orang sakitpun setiap orang dapat berkomunikasi, sekalipun orang itu mengalami gangguan afasia atau menderita strok. Penelitian ini harus dilakukan yang bermaksud untuk menjembatani hubungan penderita strok dengan orang sehat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari gangguan tataran fonem yang diujarkan oleh penderita strok pada masa terapi. Penelitian menggunakan teori neurolinguistik yang ditulis oleh Sastra. Di samping itu, teori ini juga didukung oleh berbagai ahli neurolinguistik terkemuka. Untuk mendapatkan data penelitian ini, peneliti menggunakan metode simak dengan teknik record,  catat, participatory option personal methode atau simak libat cakap (SLC). Selanjutnya, untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan metode agih (distribution), metode ini didukung oleh teknik immediate segmenting constituents technique dan teknik lanjutan seperti deletion, subtitute, dan extension. Setelah itu, hasil yang didapat adalah proses pelesapan 10 kali pelesapan, kemudian proses pergantian atau subtitute ada sebanyak 16 (enam belas) kali, sedangkan proses ekspansi atau penambahan ada 4 (empat) kali.
Gangguan Bertutur pada Penderita Strok: Suatu Kajian Neurolinguistik Johan, Mhd; Susanto, Alpino
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 2 (2018): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v5i2.1127

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian neurolinguistik yang bertujuan untuk menjelaskanbentukgangguan fonem yang dilafalkan oleh penderita strok. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan teknik rekam dan metode Simak Libat Cakap (SLC). Selanjutnya  untuk menganalisis data, penulis  menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung akan didukung teknik-teknik dasar dan teknik lanjutan seperti teknik lesap, teknik ganti, teknik ulang, dan teknik ekspansi. Adapun hasil penelitian membuktikan bahwa gangguan yang terjadi pada penderita strok pada saat melafalkan fonem yakni adanya penghilangan, penambahan dan pergantian fonem  pada posisi yang tidak menentu. Penderita strok yang mengalami gangguan pada saraf kiri tidak dapat melafalkan fonem-fonem dengan tepat. Gangguan ini termasuk kategori afasia dan disartria. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa yang terjadi pada para penderita strok adalah peristiwa pelesapan, perganti, dan penambahan fonem.