Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN BUBUK BAYAM MERAH TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) BERULANG PADA BALITA DI PUSKEMAS KARANGPLOSO, MALANG Satiti, Ika Arum Dewi; Wahyuningrum, Ari Damayanti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi   Saluran   Pernapasan   Akut   (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran   pernapasan   atas   maupun   bawah secara mendadak. Mortalitas akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di negara berkembang sebanyak 20% dimana separuhnya terjadi pada balita. Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar tiga sampai enam kali per tahun. Hal ini perlu diperhatikan dengan seksama, mengingat kejadian ISPA berulang dapat menghambat pertumbuhan maupun perkembangan tersebut. Pemberian Bubuk bayam merah merupakan terapi alternative yang perlu dipertimbangkan untuk menurunkan angka ISPA. Bayam merah mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi yang dapat mencegah terjadinya infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan kejadian ISPA sebelum dan sesudah Pemberian bubuk bayam merah pada balita di Desa Ngijo, wilayah kerja Puskesmas Karangploso, Malang. Penelitian ini menggunakan desain quasy- eksperimen dengan sampel penelitian adalah balita dengan riwayat ISPA selama 3 bulan terakhir sejumlah 50 balita yang terdiri dari kelompok perlakuan (25 balita) dan kelompok kontrol (25 balita). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Karangploso, Malang. Analisa statistic menggunakan uji Wilcoxon. Tahap awal dari penelitian ini berupa  pengkajian kejadian ISPA selama 3 bulan sebelum terapi, kemudian pemberian terapi bubuk bayam merah selama 3 bulan serta identifikasi kejadian ISPA post terapi. Hasil Penelitian membuktikan bahwa terjadi penurunan kejadian ISPA yang cukup signifikan pada kelompok perlakuan dengan P value 0.0003. Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi bubuk bayam merah efektif dalam menurunkan angka kejadian ISPA pada balita. 
EFEKTIFITAS TERAPI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA USIA 1-3 TAHUN DI DUSUN PAKISJAJAR, MALANG Amalia, Waifti; Dewi Satiti, Ika Arum
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah gizi anak merupakan salah satu masalah kesehatan tertinggi di Indonesia. Berat badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) merupakan indicator utama pertumbuhan balita. Balita dengan pertumbuhan yang tidak adekuat dapat mengalami berbagai masalah gizi, diantaranya gizi kurang, stunting dan wasting. Pemberian Makanan Tambahan Modifikasi merupakan terapi gizi standar WHO yang terdiri dari susu, minyak, gula, tepung, dan air . Terapi ini dapat dimodifikasi menggunakan lemak tambahan. Penelitian ini bertujuan unuk menilai perubahan pertumbuhan sebelum dan sesudah Pemberian PMT modifikasi pada balita usia 1-3 tahun di Desa Pakisjajar, Kabupaten Malang. Metote yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy- eksperimen dengan sampel penelitian adalah balita berusia 1-3 tahun sejumlah 40 balita yang terbagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok control dan perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pakisjajar, Malang. Analisa statistic menggunakan uji bivariate dependent t-test. Tahapan penelitian ini dimulai dari pengukuran BB dan TB sebelum terapi, kemudian pemberian terapi PMT modifikasi selama satu bulan serta pengukuran BB dan TB post terapi .Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan BB dan TB yang signifikan pada kelompok perlakuan dengan P value 0.000 pada kelompok perlakuan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi PMT modifikasi efektif dalam meningkatkan pertumbuhan anak usia 1-3 tahun. 
TAMBAH NAFSU MAKAN ANAK DENGAN TEHNIK PIJAT TERAPEUTIK PADA KADER POSYANDU Amalia, Waifti; Dewi Satiti, Ika Arum
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Stunting (Anak Pendek) menjadi salah satu masalah yang sedang banyak dibahas di era saat ini. Peran penting dari orang tua maupun tenaga kesehatan dalam mengatasi dan mencegah stunting sangat berpengaruh dalam penurunan angka kejadian. Stunting dapat dipengaruhi oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama, hal ini perlu menjadi perhatian dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak. Dalam pemenuhan gizi sehari – hari, nafsu makan menjadi kunci pokok keberhasilan, pengendalian nafsu makan pada anak balita, keragaman gizi yang diberikan akan mempengaruhi optimalisasi pertumbuhan pada anak. salah satu cara untuk menambah nafsu makan pada anak selain dengan multivitamin atau obat – obatan kimia, bisa digunakan tehnik pemijatan yang lebih sederhana yaitu dengan pijat terapeutik yang dapat dipelajari dan dilakukan oleh orang tua maupun oleh kader. Hal ini dapat menjadi solusi dalam meningkatkan nafsu makan pada anak, karena dapat memperlancar aliran darah yang terjadi di organ limpa dan pencernaan. Dengan menguasai tehnik pijat ini diharapkan tidak ada lagi gisi kurang pada anak yang dapat menyebabkan anak menjadi Stunting. Kejadian stunting di Dusun Trajeng desa Pakisjajar menjadi permasalahan pemerintah setempat karena hal ini menjadi target kerja dari desa Pakisjajar. Selama ini skrining tumbuh kembang yang dilaksanakan dengan pemeriksaan KPSP, DDST, dan bantuan gizi tambahan pada anak balita. Rencana pengabmas ini akan membahas dan melatih para kader posyandu untuk lebih ditingkatkan lagi pengetahuan dan keterampilannya dalam menangani balita yang mempunyai maslaah nafsu makan. Terdapat 7 orang kader di posyandu Janur Kuning 2 yang aktif mengikuti jalannya posyandu.  Pada pengabmas ini dicapai hasil yang sesuai dengan tujuan yakni, pengetahuan dan keterampilan kader yang meningkat serta adanya leaflet yang dapat menjadi panduan kader dalam memberikan pelayanan pada ibu.
READY TO USE THERAPEUTIC FOOD (RUTF) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN BERAT BADAN BALITA USIA 1-3 TAHUN DI DUSUN PAKISJAJAR, MALANG Waifti Amalia; Ika Arum Dewi Satiti
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 8, No 2 (2021): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v8i2.687

Abstract

Masalah gizi anak merupakan salah satu masalah kesehatan tertinggi di Indonesia. Berat badan merupakan indicator utama status gizi balita. Balita dengan berat badan yang tidak adekuat dapat mengalami berbagai masalah gizi, diantaranya gizi kurang, stunting dan wasting. Masalah gizi ini kedepannya dapat menimbulkan kurangnya kemampuan eksplorasi anak, penurunan prestasi belajar, meningkatnya angka penyakit bahkan angka kematian balita.Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka masalah gizi masih sangat kritis di Indonesia, gizi Kurang (Underweigth) 17,7%, stunting 30,8%, dan prevalensi kurus (Wasting) 10,2%.  Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) merupakan makanan berbasis tinngi makronutrient yang dapat digunakan untuk perbaikan status gizi anak. RUTF terdiri dari bahan yang mudah dicerna seperti susu, gula, lemak hewani, lemak nabati, minyak sayur, gula, vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan unuk menilai perubahanberat badan sebelum dan sesudah Pemberian RUTF pada balita usia 1-3 tahun di dusun trajen Pakisjajar, Kabupaten Malang.Metote yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy- eksperimen dengan sampel penelitian adalah balita berusia 1-3 tahun sejumlah 40 balita yang terbagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok control dan perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Trajeng, Pakisjajar, Malang. Analisa statistic menggunakan uji bivariate dependent t-test dan independent t test. Tahapan penelitian ini dimulai dari pengukuran berat badan sebelum terapi, kemudian pemberian terapi yakni RUTF selama satu bulan untuk kelompok perlakuan dan pemberian makanan tamnbahan kacang hijau untuk kelompok kontrol serta pengukuran berat badan post terapi .Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan BB yang signifikan pada kelompok perlakuan. Rerata berat badan balita sebelum pemberian RUTF (11,080) dan setelah pemberian RUTF (11,985) dengan P value 0.000. Sedangkan hasil analisis perbedaan rerata BB kelompok perlakuan dan kelompok control didapatkan beda signifikan dengan selisih 2,167 dan P value 0,037. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ready To Use Teraphy Food (RUTF) efektif dalam meningkatkan BB anak usia 1-3 tahun
Gambaran Mental Health Status pada Siswa dengan Usia 15-18 Tahun yang Melakukan Pembelajaran Blended Learning pada Masa Pandemi Covid-19 Veni Eka Septiyana Hidayanti; Kurniawan Erman Wicaksono; Ika Arum Dewi Satiti
Nursing Information Journal Vol 1 No 2 (2022): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.387 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i2.208

Abstract

Latar Belakang: Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini sehingga Kementrian pendidikan Indonesia menerapkan sistem pembelajaran baru yaitu sistem pembelajaran blended learning dimana siswa harus melakukan pembelajaran secara online dan juga harus datang ke sekolah, jadi pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran bauran antara online dan luring. Sistem pembelajaran blended learning ini tentunya berdampak positif dalam penekanan penyebaran Covid-19, namun disisi lain ternyata juga berdampak negatif pada mental health siswa. Pembelajaran blended learning berdampak buruk pada status kesehatan mental siswa yaitu siswa kesulitan menyesuaikan dengan sistem pembelajarannya, mereka menjadi jarang interaksi dengan teman sebayanya, kesulitan saat berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas karena kurang faham dengan materi yang disampaikan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah mental health status pada siswa yang melakukan pembelajaran blended learning. Metode : Peneliti merupakan penelitia diskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Srenght and Diffuculties Questionnaire (SDQ) yang diberikan pada 30 responden dari jumlah populasi sebanyak 42 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana penliti hanya mengambil responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu siswa yang melakukan pembelajaran blended learning, siswa yang terindikasi mengalami masalah mental health serta siswa yang berusia 15-18 tahun. Hasil : Hasil peneliti ini didapatkan data umum Sejumlah 15 orang adalah perempuan dan 15 orang adalah laki-laki. Rentang usia responden adalah 15-18 tahun dengan hasil usia 15 tahun (26,7%), usia 16 tahun (26,7%), usia 17 tahun (33,3%) dan usia 18 tahun (13,3%). Hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner Srenght and Diffuculties Questionnaire (SDQ) didapatkan hasil data sebanyak 83,4% siswa mengalami gejala emosional, sebanyak 16,7% siswa mengalami masalah dalam perilaku sehari-hari, sebanyak 36,7% siswa mengalami masalah relasi dengan teman sebayanya. Kesimpulan: Pembelajaran blended learning ternyata bukan hanya berdampak positif namun juga berdampak negatif pada siswa, sehingga siswa menjadi kesulitan dalam belajar sehingga mengganggu mental health status siswa.
Implementation of Second Step Learning (SSL) as Psychosocial Stimulation of 7-12 Years Old Children with Neglectful Parents Ika Arum Dewi Satiti; Waifti Amalia
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2020.8(4).270-278

Abstract

Parenting style is an important component in children's emotional social development. Children who have parents with the neglectful parenting type tend to be either very aggressive or very passive and aloof so they are at highest risk of getting into various difficulties. The appropriate stimulation needs to be given to children in this condition to improve emotional and social engagement. Second step learning (SSL) is a method of stimulating social emotional development that is used to train empathy skills, emotional management, case solving and socializing. The purpose of this study was to apply the SSL method as psychosocial stimulation for children aged 7-12 years with neglectful parents at SDN Bendosari 2 Pujon, Kabupaten Malang.The research method used is a quasy experiment with data analysis of the dependent T test to see changes in children's psycho-social development before and after the implementation of SSL. Implementation was carried out on 50 children with parents who have a neglectful type of parenting style. The SSL method is carried out in 4 steps, namely material presentation, case discussions, activities with groups and activities with parents. The results of this study indicate a significant change in the mean social emotional values of children before the stimulation of SSL (80.5 ± 11.7) and after stimulation of SSL (90.1 ± 11) with a P value of 0.000. From the results of this study it can be concluded that second step learning (SSL) stimulation is effective in improving the social emotionality of children aged 7-12 years with neglectful parents at SDN Bendosari 2 Pujon, Kabupaten Malang.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP ALIH TEKNOLOGI BAYAM MERAH SEBAGAI SUPLEMEN MAKANAN BALITA DI ERA PANDEMI COVID-19 Ari Damayanti Wahyuningrum; Ika Arum Dewi Satiti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: pandemi covid-19 diperlukan dengan menjaga pola makan yang memiliki nilai gizi seimbang, sangat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh yang baik sehingga dapat melindungi balita dari paparan virus. Kebutuhan nutrisi harian balita memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan terdiri dari komponen zat gizi makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, lemak sedangkan zat gizi mikronurien terdiri dari vitamin dan mineral. Kebutuhan asupan gizi seimbang harian balita dengan melengkapi keragaman kandungan gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Tujuan penelitian: mengetahui tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang alih teknologi bayam merah sebagai suplemen makanan balita. Metode penelitian:kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 60 responden diambil secara acak di wilayah RW 14 Perum Greenview Malang pada periode Agustus-September 2021. Hasil penelitian: tingkat pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretes dan post tes. Hasil uji wilcoxon didapatkan nilai Pvalue sebesar 0.000<0.05. Kesimpulan: terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang alih teknologi olahan bayam merah sebagai suplemen makanan pada balita. Proses penyampaian pendidikan kesehatan secara daring selama 12 jam dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita dalam pengolahan varian bayam merah sebagai suplemen makanan balita di lingkungan RW 14 Greenview Malang.
PENGARUH PIJAT BAYI SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER TERHADAP KONSTIPASI PADA BAYI 6-12 BULAN Ika Arum Dewi Satiti
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 2 No. 1 (2021): Maret
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v1i2.32

Abstract

Latar Belakang: Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak yang ditandai dengan penurunan frekuensi Buang Air Besar kurang dari tiga kali dalam satu minggu dan terjadi kecemasan ketika proses defekasi karena nyeri saat buang air besar. Sebesar 48% bayi menderita konstipasi kronis di Indonesia Kondisi ini perlu ditangani secara tepat karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah gizi pada bayi. Salah satu penanganan konstipasi tersebut adalah dengan menggunakan terapi nonfarmakologi seperti pijat bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pijat bayi sebagai terapi komplementer terhadap konstipasi pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mojolangu - Kota Malang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperiment dengan pre-post control group desaign yang dilakukan pada 24 bayi usia 6-12 tahun yang mengalami konstipasi. Sampel dibagi menjadi 12 kelompok dan 12 kelompok kontrol perlakuan dengan menggunakan lembar observasi sebagai instrument penelitian. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon didapatkan nilai p= 0.002 sehingga H1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bermakna dari terapi pijat bayi terhadap konstipasi pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mojolangu - Kota Malang. Kesimpulan: Pijat bayi sebagai terapi komplementer efektif dalam mengatasi masalah konstipasi pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mojolangu - Kota Malang  
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DARING PADA ANAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Alfi Maulidiyah Hanan Adibah; Ika Arum Dewi Satiti; Nicky Danur Jayanti
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 3 No. 1 (2022): Maret
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v3i1.64

Abstract

Keberhasilan pembelajaran daring pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua dalam memberikan pola komunikasi yang baik kepada anak dan bagaimana orang tua melakukan interaksi dengan anak secara ruutin kepada anak. Pola komunikasi adalah proses yang telah dirancang sebelumnya untuk keberlangsungan, guda mempermudah pemikiran secara logis dan sitematik. Pola komunikasi dapat diartikan sebagai hubungan antara dua atau lebih dalam mengirim dan menerima sebuah pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami. Tujuan dalam penelitian ini untu menganalisis pola komunikasi orang tua dengan keberhasilan pembelajaran daring anak selama pandemi Covid-19 di SDN Mojolangu 4 Kota Malang. Metode penelitian ini menggunkan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan kepada 55 responden yang memiliki anak yang sedang melakukan pembelajaran daring di SDN Mojolangu 4 Kota Malang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan instrumen kuesioner dan nilai rapot anak yang kemudian di uji menggunakan SPSS dengan jenis uji rank spearma. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pola komunikasi dengan keberhasilan pembelajaran daring pada anak (p=0,000). Dari 55 responden yang memiliki pola komunikasi sedang 14 orang (25,5), baik 38 orang (69,1%) dan sangat baik 3 orang (5,5%) dapat disumpulkan bahwa pola komunikasi yang baik maka keberhasilan pembelajaran daring anak juga semakin tinggi.
EFEKTIFITAS ANGKAK (BERAS MERAH) TERHADAP PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PENDERITA DBD Ika Arum Dewi Satiti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 5 No 1: April
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.529 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v5i1.123

Abstract

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes Albopictus. DBD menunjukkan berbagai manifestasi klinis dan laboratoris, salah satunya adalah manifestasi perdarahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit. Pengobatan DBD bersifat suportif dengan tujuan untuk memperbaiki sirkulasi dalam waktu yang cepat dan mencegah timbulnya komplikasi yang lebih berat. Salah satu pengobatan tradisional yang bisa digunakan untuk menaikkan jumlah trombosit adalah angkak. Tujuan penelitian: Mengetahuai adanya perbedaan kadar trombosit penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak di puskesmas rawat inap Kediri. Metode penelitian : Deskriptif analitik dengan pendekatan secara crossectional. Populasi adalah pasien DBD rawat inap di Puskesmas Kandangan dan Ngadiluwih Kediri dengan jumlah 40 sampel melalui rekam medik. Adanya perbedaan kadar trombosit penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak diuji dengan uji t-independent. Hasil penelitian: Didapatkan dua hasil penelitian yaitu hasil penelitian yang diperoleh dari uji t dependent dan uji t independent. Hasil uji t-dependent menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kadar trombosit hari pertama dan kedua MRS baik pada penderita DBD dengan konsumsi angkak maupun tanpa konsumsi angkak dengan p sebesar 0,000 (p<0,005). Hasil uji t independent menujukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kadar trombosit hari kedua MRS penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak dengan p sebesar 0,000 (p<0,005). Dimana kadar trombosit penderita DBD dengan konsumsi angkak lebih tinggi dibandingkan tanpa konsumsi angkak. Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar trombosit hari pertama dan kedua MRS pada penderita DBD dengan konsumsi angkak maupun dengan tanpa konsumsi angkak serta terdapat perbedaan kadar trombosit hari kedua MRS penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak.