Sumiwi, Asih Rachmani Endang
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk Meningkatkan Kerukunan Intern Orang Percaya Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.78

Abstract

Harmony in Christianity is the teaching of Jesus that must be applied in loving others because the love taught by the Lord Jesus is a love that brings peace that can bring good to all people. Perspective review of Romans 15: 5-6 to increase the internal harmony of believers today. By using the Literature literature method, harmony that is built in the community and intern of religious communities can be seen and reviewed from the Bible in Romans 15: 5-6. Because as a basis and understanding and knowledge of harmony, believers unite the voice, heart and all religious components to be a blessing. The theme of perspective is Romans 15: 5-6 to enhance the internal harmony of believers today. It is a study that can be applied to believers how important it is to be light in harmony in the internal religion, so it is hoped that believers must understand and apply the Theological Review of Rome 15: 5-6, then believers have a role, that is, believers must bring harmony and finally believers making harmony among congregations a priority taught in Christian Education.Kerukunan dalam kristenan adalah ajaran Yesus yang wajib diterapkan dalam mengasihi sesama karena kasih yang diajarkan Tuhan Yesus adalah kasih yang membawa damai yang dapat membawa kebaikan bagi semua orang. Tinjauan Roma 15:5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Dengan menggunakan metode literature pustaka Kerukunan yang dibangun dalam komunitas maupun intern umat beragama dapat dilihat dan ditinjau dari Alkitab dalam Kitab Roma 15:5-6.  Karena sebagai dasar dan pemahaman dan pengetahuan tentang kerukunan maka orang percaya menyatukan suara, hati dan seluruh komponen keagamaan untuk dapat menjadi berkat. Tema Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Adalah kajian yang dapat diterapkan bagi orang percaya bagaimana pentingnya menjadi terang dalm kerukunan di intern agama mak diharapkan orang percaya harus memahami dan mengaplikatifkan Tinjaun Teologi Roma 15:5-6, lalu orang percaya memiliki Peran yaitu orang percaya harus membawa kerukunan dan yang terakhir orang percaya menjadikan kerukunan antar jemaat menjadi prioritas yang diajarkan dalam Pendidikan Kristen.
Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2 Asih Rachmani Endang Sumiwi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v1i1.4

Abstract

The existence of Christians in this world cannot be separated from the community in which they are located. When someone is in the midst of a community with a different way of life, it is very possible for him to be similar to his surroundings. Whereas what God wants from the existence of Christians in the world is that they can become bright, not follow the flow around them. Paul once gave a special message to the Romans so that they would not be like this world but changed by renewal of mind. This study focuses on the study of the phrases ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς (anakainosei tou noos) from Romans 12: 2, which literally means renewal of the mind. This study aims to find out what is meant by the renewal of the mind, why it is necessary to renew the mind, how the renewal of the mind occurs, and how it applies to the life of Christianity in the present. With the exegesis method, researchers try to find out the meaning of the phrase either through lexical studies or by paying attention to the background of letter writing. Having found the meaning and relation to the context of the phrase, its application is made for Christian life today. The conclusions of this research are as follows: First, the renewal of the mind in Romans 12: 2 is a renewal of one's awareness of the truth which builds understanding of the true meaning of life. Second, followers of Christ need to experience a renewal of the mind because the mind will play a role in determining its life, namely in creating or setting its standard of living. Third, renewal of the mind is a process that occurs continuously every day through the Word of God which is done by the Holy Spirit, so that by this process Christians will understand the will of God, that is what is good, that is pleasing to God and perfectAbstrakKeberadaan umat Kristen di dunia ini tidak dapat dipisahkan dari lingungan masyarakat di mana mereka berada.  Ketika seseorang berada di tengah masyarakat dengan cara hidup yang berbeda, sangat mungkin baginya untuk menjadi serupa dengan sekitarnya.  Padahal yang dikehendaki Tuhan dari keberadaan umat Kristen di dunia adalah agar mereka bisa menjadi terang, bukan mengikuti arus sekitarnya. Paulus pernah berpesan secara khusus kepada jemaat Roma agar mereka tidak menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubah oleh pembaharuan pikiran.  Penelitian ini memusatkan kajian kada frasa ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς  (anakainosei tou noos) dari surat Roma 12:2, yang secara literal berarti pembaharuan pikiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembaharuan pikiran, mengapa perlu pembaharuan pikiran, bagaimana terjadinya pem­baharuan pikiran, serta bagaimana penerapannya bagi kehidupan kekristenan pada masa sekarang. Dengan metode eksegesis, peneliti mencoba menemukan makna dari frasa tersebut baik melalui studi leksikal maupun dengan memperhatikan latar belakang penulisan surat. Setelah ditemukan makna dan kaitannya dengan konteks dari frasa tersebut, dibuat penerapannya bagi kehidupan kekristen­an sekarang ini. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, pembaharuan pikiran dalam Roma 12:2 adalah pembaharuan kesadaran sese­orang terhadap kebenaran sehingga terbangun pemahaman akan makna hidup yang benar. Kedua, pengikut Kristus perlu mengalami pembaharuan pikiran karena pikiran akan sangat berperan dalam menentukan kehidupan­nya, yaitu dalam mencipta­kan atau menetapkan standar hidupnya. Ketiga, pembaharuan pikiran adalah proses yang terjadi terus menerus setiap hari melalui Firman Tuhan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga dengan proses ini orang Kristen akan mengerti kehendak Allah yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan sempurna. 
Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.156 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i1.19

Abstract

Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Trinitas yang dijanjikan untuk hadir menyertai gereja sebagai pribadi yang melanjutkan karya Tuhan Yesus. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan menggunakan metode analisis topikal atau tematik dengan pendekatan kualitatif pada teks-teks Alkitab, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Roh Kudus memberi orang percaya kehidupan yang baru. Termasuk dalam karya-Nya memberi kehidupan yang baru adalah kelahiran baru orang Roh Kudus, Roh Kudus mendiami orang percaya, baptisan Roh Kudus, pemeteraian oleh Roh Kudus, adopsi oleh Roh Kudus. Kedua, Roh Kudus membawa orang percaya kepada pengalaman kekudusan. Dalam hal ini Roh Kudus membebaskan orang percaya dari ikatan dosa, Roh Kudus menguduskan orang percaya, Roh Kudus memenuhkan orang percaya, dan Roh Kudus memimpin kepada seluruh kebenaran. Ketiga, Roh Kudus menguatkan orang percaya: Ia menjadi jaminan bagi orang percaya, Ia juga turut berdoa bagi orang percaya. Keempat, Roh Kudus memperlengkapi orang percaya: Ia memberikan karunia-karunia dan menjadikan orang percaya berbuah.
Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2 Asih Rachmani Endang Sumiwi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v1i1.4

Abstract

The existence of Christians in this world cannot be separated from the community in which they are located. When someone is in the midst of a community with a different way of life, it is very possible for him to be similar to his surroundings. Whereas what God wants from the existence of Christians in the world is that they can become bright, not follow the flow around them. Paul once gave a special message to the Romans so that they would not be like this world but changed by renewal of mind. This study focuses on the study of the phrases ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς (anakainosei tou noos) from Romans 12: 2, which literally means renewal of the mind. This study aims to find out what is meant by the renewal of the mind, why it is necessary to renew the mind, how the renewal of the mind occurs, and how it applies to the life of Christianity in the present. With the exegesis method, researchers try to find out the meaning of the phrase either through lexical studies or by paying attention to the background of letter writing. Having found the meaning and relation to the context of the phrase, its application is made for Christian life today. The conclusions of this research are as follows: First, the renewal of the mind in Romans 12: 2 is a renewal of one's awareness of the truth which builds understanding of the true meaning of life. Second, followers of Christ need to experience a renewal of the mind because the mind will play a role in determining its life, namely in creating or setting its standard of living. Third, renewal of the mind is a process that occurs continuously every day through the Word of God which is done by the Holy Spirit, so that by this process Christians will understand the will of God, that is what is good, that is pleasing to God and perfectAbstrakKeberadaan umat Kristen di dunia ini tidak dapat dipisahkan dari lingungan masyarakat di mana mereka berada.  Ketika seseorang berada di tengah masyarakat dengan cara hidup yang berbeda, sangat mungkin baginya untuk menjadi serupa dengan sekitarnya.  Padahal yang dikehendaki Tuhan dari keberadaan umat Kristen di dunia adalah agar mereka bisa menjadi terang, bukan mengikuti arus sekitarnya. Paulus pernah berpesan secara khusus kepada jemaat Roma agar mereka tidak menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubah oleh pembaharuan pikiran.  Penelitian ini memusatkan kajian kada frasa ἀνακαινώσει τοῦ νοὸς  (anakainosei tou noos) dari surat Roma 12:2, yang secara literal berarti pembaharuan pikiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembaharuan pikiran, mengapa perlu pembaharuan pikiran, bagaimana terjadinya pem­baharuan pikiran, serta bagaimana penerapannya bagi kehidupan kekristenan pada masa sekarang. Dengan metode eksegesis, peneliti mencoba menemukan makna dari frasa tersebut baik melalui studi leksikal maupun dengan memperhatikan latar belakang penulisan surat. Setelah ditemukan makna dan kaitannya dengan konteks dari frasa tersebut, dibuat penerapannya bagi kehidupan kekristen­an sekarang ini. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, pembaharuan pikiran dalam Roma 12:2 adalah pembaharuan kesadaran sese­orang terhadap kebenaran sehingga terbangun pemahaman akan makna hidup yang benar. Kedua, pengikut Kristus perlu mengalami pembaharuan pikiran karena pikiran akan sangat berperan dalam menentukan kehidupan­nya, yaitu dalam mencipta­kan atau menetapkan standar hidupnya. Ketiga, pembaharuan pikiran adalah proses yang terjadi terus menerus setiap hari melalui Firman Tuhan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga dengan proses ini orang Kristen akan mengerti kehendak Allah yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan sempurna. 
Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk Meningkatkan Kerukunan Intern Orang Percaya Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.78

Abstract

Harmony in Christianity is the teaching of Jesus that must be applied in loving others because the love taught by the Lord Jesus is a love that brings peace that can bring good to all people. Perspective review of Romans 15: 5-6 to increase the internal harmony of believers today. By using the Literature literature method, harmony that is built in the community and intern of religious communities can be seen and reviewed from the Bible in Romans 15: 5-6. Because as a basis and understanding and knowledge of harmony, believers unite the voice, heart and all religious components to be a blessing. The theme of perspective is Romans 15: 5-6 to enhance the internal harmony of believers today. It is a study that can be applied to believers how important it is to be light in harmony in the internal religion, so it is hoped that believers must understand and apply the Theological Review of Rome 15: 5-6, then believers have a role, that is, believers must bring harmony and finally believers making harmony among congregations a priority taught in Christian Education.Kerukunan dalam kristenan adalah ajaran Yesus yang wajib diterapkan dalam mengasihi sesama karena kasih yang diajarkan Tuhan Yesus adalah kasih yang membawa damai yang dapat membawa kebaikan bagi semua orang. Tinjauan Roma 15:5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Dengan menggunakan metode literature pustaka Kerukunan yang dibangun dalam komunitas maupun intern umat beragama dapat dilihat dan ditinjau dari Alkitab dalam Kitab Roma 15:5-6.  Karena sebagai dasar dan pemahaman dan pengetahuan tentang kerukunan maka orang percaya menyatukan suara, hati dan seluruh komponen keagamaan untuk dapat menjadi berkat. Tema Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Adalah kajian yang dapat diterapkan bagi orang percaya bagaimana pentingnya menjadi terang dalm kerukunan di intern agama mak diharapkan orang percaya harus memahami dan mengaplikatifkan Tinjaun Teologi Roma 15:5-6, lalu orang percaya memiliki Peran yaitu orang percaya harus membawa kerukunan dan yang terakhir orang percaya menjadikan kerukunan antar jemaat menjadi prioritas yang diajarkan dalam Pendidikan Kristen.
Menerapkan Konsep Pelayan Tuhan Perjanjian Baru pada Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi; Joseph Christ Santo
EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.692 KB) | DOI: 10.33991/epigraphe.v3i2.129

Abstract

The term "servant of God" has a growing meaning, and at this time the phrase has several meanings. In its development there is also the meaning of "servant of God" which shifts from the original understanding. This can cause inconsistencies in the function of God's servant in the congregation. With word studies, this research tries to reformulate the concept of servant of God based on the use of some words about servants in the books of the New Testament. The use of these words in the cultural context at that time showed the characteristics of "servants", and from those characteristics it could be formulated the concept of servants of the Lord's New Testament. The results of this study indicated several criteria that must be owned by a member of the congregation so that he deserves to be set as a servant of God. AbstrakIstilah “pelayan Tuhan” memiliki makna yang berkembang, dan pada saat ini frasa tersebut memiliki beberapa makna. Dalam perkembangannya ada juga makna “pelayan Tuhan” yang bergeser dari pengertian semula. Hal ini bisa menimbulkan inkonsistensi fungsi pelayan Tuhan dalam jemaat. Dengan studi kata, penelitian ini mencoba merumuskan kembali konsep pelayan Tuhan berdasarkan penggunaan beberapa kata tentang pelayan di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru. Penggunaan kata-kata tersebut dalam konteks budaya pada waktu itu menunjukkan karakteristik “pelayan”, dan dari karakterisik itu dapat dirumuskan konsep pelayan Tuhan Perjanjian Baru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa kriteria yang perlu dimiliki seorang warga jemaat agar ia layak ditetapkan sebagai pelayan Tuhan.
Aktualisasi Amanat Agung di Era Masyarakat 5.0 Paulus Purwoto; Asih Rachmani Endang Sumiwi; Alfons Renaldo Tampenawas; Joseph Christ Santo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 6, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v6i1.640

Abstract

Abstract. Society 5.0 is the concept of a new life order that focuses on humans and based on digital technology to support human work. Meanwhile, the Church has the task to carry out the Great Commission of Christ according to Matthew 28:18-20. The problem is how to implement the Great Commission of Christ in this 5.0 society era. The method used in this study is grammatical and lexical study of Matthew 28:18-20. Through this study, it could be concluded that the actualization of the Great Commission of Christ requires new innovations, from previously on-site-based missions to digital missions. Missionaries are required to have capabulity in mission activities innovation through digital technology.Abstrak. Masyarakat 5.0 adalah konsep tatanan kehidupanbaru yang berfokus pada manusia dan berbasiskan teknologi digitaluntuk mendukung pekerjaan manusia.Sedangkan Gereja memiliki tugas untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus berdasarkan Matius 28:18-20.Problemnya adalah bagaimanakah implementasi Amanat Agung Kristus di era masyarakat 5.0 ini. Metode yang digunakan dalam kaijian ini adalah studi gramatikal dan leksikal Matius 28:18-20. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa aktualisasi Amanat Agung Kristus menuntut inovasi baru, dari sebelumnya misi berbasis on site menuju digital mision.Misionaris dituntut untuk memiliki kemampuan berinovasi dalam aktivitas misi melalui teknologi digital.
Pola Manajemen Penginjilan Paulus Menurut Kitab Kisah Para Rasul 9-28 Paulus Purwoto; Asih Rachmani Endang Sumiwi
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.879 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.71

Abstract

The ideal evangelism is evangelism that has directed growth, both qualitatively and quantitatively, management is fundamental and absolutely necessary in evangelistic services, so that the running of evangelism services can be coordinated and carried out well. Evangelism management is the process of handling, controlling and directing the work of evangelism by working with others. This study aims to find patterns in Paul's evangelistic management according to the Book of Acts 9-28 from the perspective of modern management science. This study uses a qualitative method with a library research approach and hermeneutics, where the researcher tries to answer the research problem by looking for literary sources that correlate with the research problem. These sources are the study of the text of the Book of Acts 9-28 as well as textbooks, both physical books and e-books, and journals. The conclusion of this research is that there is Paul's evangelistic management pattern in Acts 9-28, namely setting a clear vision, planning evangelism, organizing evangelism, conducting evangelism, and controlling evangelism. Paul's evangelistic management pattern can be used as a pattern for church evangelism today.Penginjilan yang ideal adalah penginjilan yang mengalami pertumbuhan yang terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, olehnya manajemen merupakan hal fundamental dan mutlak diperlukan dalam  pelayanan penginjilan, sehingga berjalannya pelayanan penginjilan  dapat terkoordinir dan terlaksana dengan baik.  Manajemen Penginjilan adalah proses menangani, mengontrol dan mengarahkan pekerjaan penginjilan dengan bekerja sama dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola manajemen penginjilan Paulus menurut Kitab Kisah Rasul 9-28 dalam perspektif ilmu manajemen modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan dan hermeneutika, dimana  peneliti  berusaha menjawab permasalahan penelitian dengan mencari sumber-sumber literatur yang berkorelasi dengan masalah penelitian. Sumber-sumber tersebut adalah kajian teks Kitab Kisah Rasul 9-28 serta buku teks, baik buku fisik maupun e-books, dan jurnal. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pola manajemen penginjilan Paulus dalam Kisah Rasul 9-28 yaitu  penetapan visi yang jelas, perencanaan penginjilan, pengorganisasian penginjilan,   pelaksanaan penginjilan,  dan pengendalian penginjilan. Pola manajemen penginjilan Paulus tersebut dapat dijadikan sebagai pola penginjilan gereja masa kini.
MANFAAT KONSELING BAGI PERUBAHAN KARAKTER PESERTA RETREAT ENCOUNTER GBI KELUARGA ALLAH SURAKARTA PERIODE JANUARI-MARET 2017 Asih Rachmani E. Sumiwi; Reniyana Reniyana
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.258 KB) | DOI: 10.46307/rfidei.v3i2.24

Abstract

Counseling service is a guidance process carried out by the counselor to the counselee based on the Word of God and under the leadership of the Holy Spirit. The aim of biblical counseling is to introduce Christian maturity, to help people enter a personal experience with Christ. Christian maturity is meant to be able to deal with problems that arise directly with attitudes that are consistent with the teachings of the Bible and also form, develop Christlike characters through fellowship and personal experience with God. This means that there is a change and recovery resulting from this counseling service. Abstrak: Pelayanan konseling merupakan suatu proses bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli berdasarkan Firman Tuhan dan dalam pimpinan Roh Kudus. Sasaran dari konseling Alkitabiah adalah untuk memperkenalkan kedewasaan Kristen, untuk menolong orang-orang memasuki suatu pengalaman secara pribadi dengan Kristus. Kedewasaan Kristen yang dimaksudkan adalah dapat menangani masalah yang timbul secara langsung dengan sikap yang konsisten dengan ajaran Alkitab dan juga membentuk, mengembangkan karakter seperti Kristus melalui persekutuan dan pengalaman pribadi dengan Tuhan. Hal ini berarti ada perubahan dan pemulihan yang dihasilkan dari pelayanan konseling ini.
Aplikasi Makna Pergaulan Menurut 1 Korintus 15:33-34 bagi Pemuda Kristen Masa Kini Deslinawati Telaumbanua; Titik Haryani; Asih Rachmani Endang Sumiwi
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.915 KB)

Abstract

The social challenges experienced by Christian youth are very difficult and important challenges, they are faced with a cruel world that provides everything that can destroy them if they can't use and use it well. The purpose of this study is to explain the meaning of association according to 1 Corinthians 15:33-34 and to explain the application of the meaning of association according to 1 Corinthians 15:33-34 for today's Christian youth. This study uses qualitative research that uses a hermeneutic approach. The conclusion of this study is, Christian youth should not be easily deceived, avoid destructive associations, have good moral character to live righteously, be aware of sin, know God, and pay attention and care for those around them.Tantangan pergaulan yang dialami oleh pemuda Kristen merupakan tantangan yang sangat sulit dan penting, mereka diperhadapkan dengan dunia yang kejam yang menyediakan segala sesuatu yang bisa menghancurkan mereka apabila tidak bisa menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang makna pergaulan menurut 1 Korintus 15:33-34 dan untuk menjelaskan aplikasi makna pergaulan menurut 1 Korintus 15:33-34 bagi pemuda Kristen masa kini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang memakai pendekatan hermeneutika. Kesimpulan penelitian ini adalah, pemuda Kristen jangan mudah dibohongi, menghindari pergaulan yang merusak, memiliki karakter moral yang baik untuk hidup benar, sadar terhadap dosa, mengenal Allah, dan memperhatikan serta peduli terhadap orang sekitar.