Sumiwi, Asih Rachmani Endang
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk Meningkatkan Kerukunan Intern Orang Percaya Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.78

Abstract

Harmony in Christianity is the teaching of Jesus that must be applied in loving others because the love taught by the Lord Jesus is a love that brings peace that can bring good to all people. Perspective review of Romans 15: 5-6 to increase the internal harmony of believers today. By using the Literature literature method, harmony that is built in the community and intern of religious communities can be seen and reviewed from the Bible in Romans 15: 5-6. Because as a basis and understanding and knowledge of harmony, believers unite the voice, heart and all religious components to be a blessing. The theme of perspective is Romans 15: 5-6 to enhance the internal harmony of believers today. It is a study that can be applied to believers how important it is to be light in harmony in the internal religion, so it is hoped that believers must understand and apply the Theological Review of Rome 15: 5-6, then believers have a role, that is, believers must bring harmony and finally believers making harmony among congregations a priority taught in Christian Education.Kerukunan dalam kristenan adalah ajaran Yesus yang wajib diterapkan dalam mengasihi sesama karena kasih yang diajarkan Tuhan Yesus adalah kasih yang membawa damai yang dapat membawa kebaikan bagi semua orang. Tinjauan Roma 15:5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Dengan menggunakan metode literature pustaka Kerukunan yang dibangun dalam komunitas maupun intern umat beragama dapat dilihat dan ditinjau dari Alkitab dalam Kitab Roma 15:5-6.  Karena sebagai dasar dan pemahaman dan pengetahuan tentang kerukunan maka orang percaya menyatukan suara, hati dan seluruh komponen keagamaan untuk dapat menjadi berkat. Tema Tinjauan Roma 15: 5-6 untuk meningkatkan kerukunan intern orang percaya masa kini. Adalah kajian yang dapat diterapkan bagi orang percaya bagaimana pentingnya menjadi terang dalm kerukunan di intern agama mak diharapkan orang percaya harus memahami dan mengaplikatifkan Tinjaun Teologi Roma 15:5-6, lalu orang percaya memiliki Peran yaitu orang percaya harus membawa kerukunan dan yang terakhir orang percaya menjadikan kerukunan antar jemaat menjadi prioritas yang diajarkan dalam Pendidikan Kristen.
Gembala Sidang Yang Baik menurut Yohanes 10:1-18 Asih Rachmani Endang Sumiwi
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 2 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.187 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i2.16

Abstract

God wants someone who can keep, care, and maintain His people with full responsibility. In the context of today's Christians, this responsibility rests with the pastor. However, not all pastors meet the criteria of a good pastor, so it is necessary to examine how the criteria of a good pastor. This study aims to find out how a good pastor according to John 10: 1-18. With the exegetical method the researcher draws the following conclusions: First in spirituality a good pastor knows God properly based on the written revelation of God, namely the Bible. Second in terms of character, a good pastor is the person who is responsible for the tasks they carry. He is willing to sacrifice as a form of responsibility. Third, in terms of the relationship between the pastor and the congregation, a good pastor knows the congregation he is pastoring. Fourth, in terms of service, the pastor understands and carries out procedures correctly. Abstrak: Tuhan menghendaki adanya orang yang dapat menjaga, memedulikan, dan memelihara umat-Nya dengan penuh tanggung jawab. Dalam konteks umat Kristen masa kini, tanggung jawab ini ada pada gembala sidang. Namun demikian tidak semua gembala sidang memenuhi kriteria gembala yang baik, maka perlu diteliti bagaimanakah kriteria gembala yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gembala sidang yang baik menurut Yohanes 10:1-18. Dengan metode eksegesis peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:Pertama dalam kerohanian seorang gembala sidangyang baik mengenal Tuhan secara benar berdasarkan penyataan Allah yang tertulis, yaitu Alkitab.Kedua dalam hal karakter, gembala sidang yang baik adalah orang yang bertanggung jawab atas tugas yang diembannya. Ia rela berkorban sebagai wujud tanggung jawabnya.Ketigadalam hal relasi gembala sidang dengan warga jemaat, gembala sidang yang baik mengenal jemaat yang digembalakannya. Keempat dalam hal pelayanan, gembala sidang mengerti dan menjalankan prosedur secara benar.
Peran Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Gereja Menurut Kitab Kisah Para Rasul Yovianus Epan; Asih Rachmani Endang Sumiwi
SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI Vol 12 No 1 (2022): SANCTUM DOMINE Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46495/sdjt.v12i1.134

Abstract

The new testament history of the apostles records that it is after Pentecost. The Lord's church is organism forged through the preaching of the apostles and the believers and then formed a fellowship within it. The bible records the early appearance of communion on ACTS 2:41-47 as a result of experiencing repentance from the apostle Peter's talk after Pentecost received by the apostles in Jerusalem's attic. The growth of the church at that time was based on the work of the holy ghost through the apostles and believers through the preaching being preached there were many converts and then in forming communities of believers. Such communion results from the work of the holy ghost in the lives of believers, so the role of the holy ghost has the effect of growth in the church both organisms are capable of forming a vast communion of the Lord's congregation.
Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11 Nofanolo Lase; Asih Rachmani Endang Sumiwi; Setyabudi Tamtomo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.408

Abstract

Berdoa adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan orang percaya karena doa merupakan nafas bagi kehidupan orang Kristen namun sampai saat ini di dalam kehidupan orang percaya masih banyak terdapat masalah yang dialami baik dalam hal pengertian berdoa maupun dalam hal praktik tentang berdoa. Matius 7:7-11 memuat pengajaran Tuhan Yesus tentang berdoa. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan makna berdoa menurut Injil Matius 7:7-11 dan mendapatkan aplikasinya bagi kehidupan orang percaya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan hermeneutika terapan dengan melakukan pencarian data yang diteliti dalam Matius 7:7-11. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, berdoa menurut Injil Matius 7:7-11 adalah permintaan harus dilakukan dengan ketekunan dan dalam kehendak Tuhan, dilakukan terus menerus serta dalam segala keadaan. Kedua, aplikasinya adalah orang percaya harus membangun hubungan persekutuan dengan Tuhan, percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan melakukannya dalam segala keadaan.
Sikap Waspada terhadap Cinta Uang Berdasarkan 1 Timotius 6:9-10 pada Pelaku Investasi Saham Ermiyati Ermiyati; Setya Budi Tamtomo; Asih Rachmani Endang Sumiwi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i1.319

Abstract

One of the responsibilities of humans towards themselves and their families is to provide for themselves and their families by working to earn money. Another effort that humans make to meet their financial needs is by investing in stocks as savings in the future. Stock investment does promise profits, but on the other hand it can ensnare people to the love of money. By analyzing 1 Timothy 6:9-10 according to hermeneutic principles, this study aims to explain the meaning of love of money according to 1 Timothy 6:9-10 and explain awareness of the love of money based on 1 Timothy 6:9-10 for stock investors. The results of this study, the love of money is inclined towards wealth and means chasing money by justifying all means. Stock investors need to be vigilant when investing in stocks so as not to incline their hearts to the wealth of investment results.Salah satu tanggung jawab manusia terhadap dirinya dan keluarga adalah mencukupi kebutuhan diri maupun keluarganya dengan cara bekerja untuk mendapatkan uang. Usaha lain yang dilakukan manusia untuk mencukupi kebutuhan keuangannya adalah dengan cara melakukan investasi saham sebagai tabungan di masa depan. Investasi saham memang menjanjikan keuntungan, tetapi di sisi lain dapat menjerat orang kepada cinta uang. Dengan menganalisis 1 Timotius 6:9-10 sesuai prinsip-prinsip hermeneutika, penelitian ini bertujuan menjelaskan arti cinta uang menurut 1 Timotius 6:9-10 dan menjelaskan kewaspadaan terhadap cinta akan uang berdasarkan 1 Timotius 6:9-10 pada pelaku investasi saham. Hasil dari penelitian ini, cinta uang adalah mencondongkan hati kepada kekayaan dan berarti memburu uang dengan menghalalkan segala cara. Pelaku investasi saham perlu waspada ketika melakukan investasi saham agar tidak mencondongkan hati kepada kekayaan hasil investasi.
Kerukunan sosial internal dalam jemaat: Refleksi teologis 1 Korintus 1:10-13 Sumiwi, Asih Rachmani Endang; Sembodo, Joko; Santo, Joseph Christ
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 2: Teologi Menstimulasi Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kehidupan Bersama dalam Bingkai Kebang
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i2.339

Abstract

Harmony in society is an important thing that needs to be realized as an effort to suppress conflict with the nuances of SARA (ethnicity, religion, race, inter-group). The church needs to have sensitivity in contributing to realizing this harmony. Starting from the internal harmony of Christians, this harmony extends to social harmony. This article seeks to answer how Christians realize social harmony with regard to Paul's message on 1 Corinthians 1:10-13. This research was conducted with a qualitative literature approach, using an interpretive descriptive method on the text of 1 Corinthians 1: 10-13. The conclusion of this paper is that Christians need to participate in building social harmony starting from the internal harmony of the congregation, which is done in three ways: speaking the same things, which means having agreement; being closely united, which means being bound together; and having one mind, which means having similarities in thinking and considering. AbstrakKerukunan dalam bermasyarakat merupakan hal penting yang perlu diwujudkan sebagai upaya untuk menekan konflik dengan nuansa SARA. Gereja perlu memiliki sensitivitas dalam turut mewujudkan kerukunan tersebut. Diawali dari kerukunan intern umat Kristen, kerukunan ini meluas kepada kerukunan sosial. Artikel ini berusaha menjawab bagaimana orang Kristen mewujudkan kerukunan sosial berkenaan dengan pesan Paulus melalui 1 Korintus 1:10-13. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif literatur, menggunakan metode deskriptif interpretatif atas teks 1 Korintus 1:10-13. Kesimpulan dari tulisan ini adalah, orang Kristen perlu turut membangun kerukunan sosial, yang dimulai dari kerukunan internal jemaat, dengan menerapkan tiga hal, yaitu: seia sekata, yang berarti memiliki kesepakatan; erat bersatu, yang berarti terikat bersama; dan sehati sepikir, yang berarti memiliki kesamaan dalam berpikir dan mempertimbangkan.
METODE BERTEOLOGI PAULUS MENURUT 1 KORINTUS 9:1-23 DALAM KONTEKS MASA KINI E. Chrisna Wijaya; Asih Rachmani Endang Sumiwi; Joseph Christ Santo
Manna Rafflesia Vol. 10 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v10i1.350

Abstract

The method of theology used by a person in providing theological understanding has a uniqueness or distinctiveness that can be judged and even imitated by other theological learners. What the Apostle Paul had and did became an example for believers in his time and today, amid the demands of a society that is increasingly moderate and increasingly sensitive to the gospel message, not only in terms of setting an example of life but also setting an example in terms of theology. The author uses qualitative research methods in discussing and studying specifically 1 Corinthians 9:1-23 in order to examine and discover Paul's theological method. In the study, the author found three theological methods used by the Apostle Paul in this context: the rhetoric method, the apologetics method, and the contextual method. In today's context, the rhetorical method enables effective speech by choosing words, terms, expressions, and sentences that can attract the attention and sympathy of the listener. The apologetic method pays attention to the substance of the true truth of the Christian faith without getting bogged down in the demands of the perspective of the average society. The contextual method pays attention to the condition of society, culture, and all its characteristics, with the aim that the gospel is preached and people in that context can accept and know Christ.