Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PIJAT TERAPEUTIK SEBAGAI EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PASIEN KANKER UNTUK MENGURANGI DISTRESS Fatmadona, Rika
Ners Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.11.1.77-84.2015

Abstract

Terapi pijat, merupakan terapi komplementer yang paling banyak dan aman digunakan. Masalah psikologis sebagai dampak dari gangguan fisik banyak terjadi pada pasien penyakit kronis, terutama kanker.  Tujuan penulisan ini adalah memaparkan aplikasi pijat terapeutik untuk mengurangi distress sebagai suatu Evidence Based Nursing (EBN). Metode penulisan ini berupa case study pelaksanaan EBN dilakukan di ruang rawat inap Teratai RS Kanker Dharmais, Jakarta, selama 2 minggu, dalam rentang waktu tanggal 16 April hingga 9 Mei 2014. Pijatan dilakukan selama 3 kali seminggu, 20 menit, dalam 2 minggu, sehingga masing-masing pasien mendapatkan 6 sesi pijat terapeutik.  Partisipan dalam penerapan EBN ini semuanya perempuan, dengan rentang usia 27 th-58 th, dengan 4 orang ca mammae, 1 orang ca cervix, 1 orang ca ovarium, 1 orang ca thyroid, 1 orang LNH. Setelah dilakukan sesi pijat terpeutik sesuai dengan metode Ahles, et al, (1999), didapatkan sesi pijat terapeutik mampu menurunkan cemas pasien, dilihat dari penurunan skor ESAS cemas, mampu merilekskan pasien. Ke-4 pasien yang menjalani terapi pijat pada hari pertama, didapatkan keluhan cemas sedang 2 orang, cemas berat 2 orang pada akhir sesi pasien tidak didapatkan cemas lagi. Respon pasien setelah menjalani sesi melaporkan badannya lebih segar dan tidurnya lebih nyenyak. Pada pasien yang mengeluhkan nyeri hebat dengan pemberian pijat terapeutik yang sebelumnya telah diberikan analgesik, dan teknik relaksasi, diketahui dengan pemberian pijat terapeutik walaupun belum mampu menurunkan  nyeri secara drastis, pasien dapat beradaptasi dengan nyerinya, koping pasien lebih konstruktif
Education of Friends as Improves Knowledge and Attitudes of Youth Adolescents Andriyan, Aric Frendi; Murni, Arina Widya; Fatmadona, Rika
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 8, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.8.4.2020.451-460

Abstract

Early detection is the first step in breast cancer prevention which targets can be done during adolescence, early detection in adolescents needs to be done through peer educators because adolescents prefer information from peers rather than parents or teachers, so that the material presented can improve BSE knowledge and attitude. This study aims to determine the effect of peer health education regarding knowledge and attitudes of BSE. The research design used a quasi-experimental study with a pre-post approach with a control group. Young women are the population in this study, with the sampling technique using purposive sampling. The sample used was 240 female teenage respondents according to the inclusion and exclusion criteria. Data collection using a questionnaire with Cronbach's alpha is 0.941> 0.7 for knowledge and 0.890 (> 0.361) for attitudes. Data analysis using the Wilcoxon test. The results showed that there was a difference between the pre-test median knowledge score was 14 and increased to 22 after the post-test with a P value of  0.000 <0.05 and the pre-test attitude median value was 17 increasing to 23 after the post-test with P Value 0.000 <0.05. Based on the research, it can be concluded that peers are very influential in increasing BSE knowledge and attitudes so that it is very important in early detection of breast cancer.
Gambaran Efikasi Diri Pasien yang Menjalani Hemodialisis Devia Putri Lenggogeni; Hema Malini; Rika Fatmadona; Ega Silvia Roza
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 21, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v21i1.1344

Abstract

Self-efficacy is an individual's perception of their ability in carrying out of action. Self- efficacy is required by end-stage renal disease patients undergoing hemodialysis to be able to carry out good self-management. This research was using a descriptive design. The number of samples used in this study amounted to 63 people. Sampling was done by consecutive sampling technique. Data was collected by using Chronic Kidney Disease Self Efficacy (CKD-SE) questionnaire. Based on this study was known that the largest age range is 41-60 years (66,7%), the most respondent is male (60.3%), the most respondent is still working (61.9%), the most etiology of end stage renal disease is hypertensive renal disease (52.4%),  the highest education of respondents is senior high school (47.6%), duration hemodialysis is < 12 months (71.4%). The mean score of self-efficacy was 72.25. The highest sub-variable of self-efficacy is autonomy which a mean score 23.51. Self-efficacy assessment using CKD-SE can be used in patients undergoing hemodialysis. Knowing self-efficacy can help a nurse to educate patients, so that will improve self-management patients undergoing hemodialysis.
Gambaran Skor INVR (Index of Nausea, Vomiting and Retching) pada CINV (Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting) Kanker Payudara di RSUP M Djamil Padang Wella Juartika; Pramana Khalilul Harmi; Rika Fatmadona
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 4 (2019): Online December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i4.1142

Abstract

AbstrakKanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita. Tujuan: Menentukan gambaran skor INVR pad CINV pada kanker payudara di RSUP M.Djamil Padang. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif terhadap data rekam medis. Sampel penelitian sebanyak 19 pasien yang didiagnosis kanker payudara di Bagian Kemoterapi RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2019. Hasil: Sebagian besar pasien adalah kelompok usia lansia awal (42,1%), pendidikan tinggi (68,4%), stadium (63,4%) dan siklus kemoterapi ke 2 (21,4%). Pengukuran rerata skor mual muntah di lakukan 72 jam atau 6 kali pengukuran. Rerata mual muntah pada kelompok intervensi tertinggi pada pengukuran 60 jam (21,00) dengan nilai min-mak (15-28) dan terendah pada pengukuran 72 jam (18,00) dengan nilai min-mak (3-22). Simpulan: Pada skor INVR terjadi penurunan namun kembali terjadi kenaikan. 
Hubungan Cryotherapy terhadap Mukositis Oral pada Pasien Kanker Payudara dengan Kemoterapi di Ruangan Kemoterapi Rumah Sakit M. Djamil Padang Anggra Trisna Ajani; Hema Malini; Rika Fatmadona
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 4 (2019): Online December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i4.1093

Abstract

Mukositis oral merupakan salah satu efek samping yang paling sering muncul pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Mukositis oral dapat mengakibatkan terjadi gangguan fungsi integritas rongga mulut sehingga menimbulkan rasa nyeri hebat yang dapat mengakibatkan penundaan pengobatan kemoterapi untuk siklus berikutnya. Mukositis oral juga dapat mengurangi dosis pada kemoterapi yang akan dijalani oleh pasien sehingga pengobatan kanker tidak bisa optimal di lakukan. Tujuan: Menentukan hubungan cryotherapy terhadap mukositis oral pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling. Ada 32 orang responden yang menjadi sampel, terdiri dari dua kelompok. Intervensi pada penelitian ini yaitu cryotherapy. Cryotherapy diberikan sewaktu kemoterapi dilaksanakan sampai dengan 14 hari setelah kemoterapi dengan durasi 20 menit sekali sehari. Penilaian mukositis oral dengan menggunakan lembaran observasi OAG (Oral Assesment Guide). Penilaian OAG di lakukan sebelum cryotherapy dan hari ke-14 setelah kemoterapi. Hasil: Ada hubungan cryotherapy dengan penurunan skala mukositis oral pada pasien kanker payudara (p value 0,013). Cryotherapy dapat menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada daerah rongga mulut, mengurangi aliran darah yang membawa obat kemoterapi mencapai area mukosa mulut lebih sedikit. Simpulan: Cryotherapy mampu menurunkan skala mukositis oral pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi kombinasi 5-fluorouracil.
PELATIHAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM CARING Rika Sarfika; Esthika Ariany Maisa; Siti Yuliharni; Dewi Eka Putri; Ira Erwina; Bunga Permata Wenny; Rika Fatmadona; Dwi Novrianda
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.166 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v3i2.386

Abstract

The caring behavior is the main basis that underlies the mutual help relationship established between the nurse-patient. This therapeutic relationship is built through therapeutic communication that is practiced to achieve the success of the therapeutic program. However, there are still many nurses who do not apply therapeutic communication in interacting with patients. This activity was aimed to improve nurses' understanding through therapeutic communication training for nurses at a hospital in Padang city. The implementation of this activity used method lecture, discussion, and demonstration. Learning was carried out for 8 hours effectively, before and following learning the measurement of pre-test and post-test knowledge were carried out. The number of participants as many as 20 nurses who served in the unit inpatient care room. Based on paired t-test, the results obtained were differences in the average knowledge of participants about therapeutic communication before and after training (p value = 0,000). The average difference in knowledge scores before and after training was 2.550. The results of this activity showed that learning activities using lecture, discussion, and demonstration methods were proven to increase nurses' knowledge about therapeutic communication. Therefore, it is suggested that this activity can be carried out routinely in order to improve the quality of nursing care for patients through the application of good therapeutic communication by nurses.
APLIKASI MODERN WOUND CARE PADA PERAWATAN LUKA INFEKSI DI RS PEMERINTAH KOTA PADANG Rika fatmadona; Elvi Oktarina
Ners Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.662 KB) | DOI: 10.25077/njk.12.2.159-165.2016

Abstract

Abstract Using modern wound care dressings began to flourish in Indonesia. The change can be seen from the previous majority of caregivers believe the best make up wound healing environment remains dry wound began to turn into wound care with moisture balance method. This activity aims to share knowledge with the nurses in Surgical department Dr. M. Djamil Hospital Padang on the basis of modern wound care and everyday applications. This activity lasted for one day in the form of seminars and workshops attended by 60 people a surgical nurse. Materials provided not only on the basis of modern wound care, but also about the hospital regulation and health insurance (BPJS) regulations governing the use of the dressing method. Discussion and demontsrasi method used, so that nurses can better understand about modern wound care applications. In the future, need to be arranged procedural clear and an agreement from the medical and hospital pharmacy to use this method in treating injured patients, so the quality of service can be better. Keywords      : Wound care, Modern, Nursing Abstrak Perawatan luka dengan menggunakan modern dressing mulai berkembang di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dari sebelumnya sebagian besar perawat percaya penyembuhan luka yang terbaik membuat lingkungan luka tetap kering mulai berubah menjadi perawatan luka dengan metode moisture balance. Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi ilmu dengan peawat bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang tentang dasar perawatan luka modern dan aplikasinya sehari-hari. Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari berupa seminar dan workshop yang dihadiri oleh 60 orang perawat bedah. Materi yang diberikan tidak hanya tentang dasar perawatan luka modern, namun juga tentang regulasi RS dan BPJS yang mengatur penggunaan dressing metode tersebut. Metode diskusi dan demontsrasi dipergunakan, agar perawat bisa lebih memahami aplikasi perawatan luka modern. Kedepannya, perlu disusun procedural yang jelas dan kesepakatan dari pihak medis dan farmasi RS untuk penggunaan metode ini dalam merawat luka pasien, sehingga kualitas layanan dapat lebih baik. Kata kunci   : Luka, Modern, Perawatan
Analisis Faktoryang Berhubungandengan Rencana Keluargadi Pesisir Pantai Kota Padangdalam Menghadapi Bencana Rika Fatmadona
Ners Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.602 KB) | DOI: 10.25077/njk.10.2.136-150.2014

Abstract

Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat berdasarkan geografis berada pesisir barat pulau Sumatera, sehingga tak terelakkan dari jalur bencana/ring of fire. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat yang tinggal dipesisir diharapkan tanggap akan bencana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan rencana keluarga di pesisir pantai kota padang dalam menghadapi bencana. Desain penelitian adalah Cross Sectional study. Populasi penelitian melibatkan masyarakat di 4 kecamatanyang berada dipesisir kota Padang; Kecamatan Lubuk Begalung, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Padang Utara, dan Kecamatan Koto Tangah, berjumlah 71.046 orang dengan quota sampling sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan fokus grup diskusi. Hasil penelitian menunjukan bahwakeluarga yang tinggal di sepanjang pesisir telah menyadari bencana yang sering dialami adalah gempa-tsunami (100%). Rencana keluarga yang tinggal di pesisir pantai Kota Padang dalam menghadapi bencana76 % sudah baik, responden memiliki tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA (42 %), responden  mayoritas pekerjaan swasta 42 %, lebih dari separuh responden (67%) memiliki tingkat pengetahuan  tentang bencana kurang,lebih dari separuh responden  memiliki sikap terhadap bencana positif(59 %), lebih dari separuh responden (68%) memiliki persepsi positif.Dari hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan rencana keluarga menghadapi bencana dengan p<0,05. Namun tidak terdapat hubungan antara persepsi, pekerjaan, informasi bencana dengan rencana menghadapi bencana, dimana p>0,05. Kesimpulannya pengetahuan dan sikap keluarga yang tinggal dipesisir pantai kota Padang berhubungan erat dengan rencana tanggap bencana. Namun pada persepsi, pekerjaan dan informasi bencana ditemukan tidak berkaitan erat dengan rencana menghadapi bencana  Rekomendasi ditujukan kepada pemerintah daerah agar memberikan pengetahuan dan sosialisasi mengenai manajemen bencana, cepat dan tanggap mengatasi isu negatif yang beredar terkait bencana yang beresiko merubah persepsi masyarakat tentang bencana.
Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Leni Merdawati; Reni Primagusty; Esi Afriyanti; Rika Fatmadona
Ners Jurnal Keperawatan Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.862 KB) | DOI: 10.25077/njk.14.1.19-30.2018

Abstract

Federasi Diabetes Internasional menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berusia 20-79 tahun menderita diabetes melitus (DM). Sementara Indonesia adalah negara ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia. Diabetes mellitus telah menjadi epidemi yang meluas, terutama karena meningkatnya prevalensi dan kejadian diabetes tipe 2. Diabetes melitus dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan penyakit kardiovaskular, kebutaan, gangguan ginjal, gangguan neurologis dan amputasi. Aktivitas fisik seperti yoga adalah salah satu elemen kunci dalam pencegahan dan manajemen diabetes tipe 2, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas latihan Yoga pada penurunan kadar gula darah pada pasien DM Tipe 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental dengan desain pre dan post test kelompok yang tidak sebanding. Subyek penelitian terdiri dari 40 pasien sebagai kelompok eksperimen dan 40 pasien sebagai kelompok kontrol. Semua pasien dalam kelompok eksperimen dipandu oleh ahli yoga untuk latihan reguler dengan pengawasan selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen adalah 217,05 mg / dl dengan standar deviasi 56,735 mg / dl, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 256,85 mg / dl dengan deviasi standart 34,04 mg / dl. Ada perbedaan glukosa darah yang sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p = 0,000). Latihan yoga efektif dalam mengurangi kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 dan disarankan sebagai salah satu pengobatan untuk perawatan promotif.
Penyuluhan Kesehatan Pencegahan Kanker Payudara dan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi di Institusi Pendidikan Non Kesehatan di Kota Padang Leni Merdawati; Boby Febri Krisdianto; Rika Fatmadona; Esi Afrianti; Reni Prima Gusty
Warta Pengabdian Andalas Vol 26 No 4.b (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The incidence of breast cancer in Indonesia is around 8,625 cases and found that 82% of breast cancer patients are already at an advanced stage. Breast cancer patients do not yet know how to detect cancer early and are reluctant to conduct an early examination. West Sumatra is a province with the second highest incidence rate after Yogyakarta. In an effort to reduce mortality from breast cancer an effective screening program is needed to find out early. This activity aims to provide education and health information about breast cancer prevention and breast self-examination (BSE) or SADARI as an initial step in early detection of breast cancer. The method used was simulation, audio-visual education and demonstration. This activity was expected to be able to increase the knowledge, attitudes and awareness of female students in preventing breast cancer. Results of the activity increased student knowledge about breast cancer prevention and breast self-examination. They had a positive attitude towards the prevention and early detection of breast cancer and were willing to do regular breast self-examinations every month independently. Evaluation of this activity shows that it can increase knowledge by 81% - 90% of the knowledge, attitudes and actions of female students towards breast cancer prevention and breast self-examination.