Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

LEVEL REFLECTIVE ABSTRACTION MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Walida, Sikky El; Fuady, Anies
JPM : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.945 KB) | DOI: 10.33474/jpm.v3i2.594

Abstract

Abstraction begins with a set of objects, then the object is grouped by important properties and relationships, then aborted nature and relationships that are not important. In this study the abstraction used is a reflection abstraction is a process that refers to the ability of students to reconstruct or re-reveal and reorganize the structures created from the activity and interpretation of students themselves to a new situation. This study aims to determine the level of student reflection abstraction process. The levels of reflection abstraction in this study are: (1) Interiorization, (2) Coordination, (3) Encapsulation, (4) Generalization. The mathematical problem solving in this study includes: (a) understanding the problem, (b) devising plan, (c) carrying out the plan, and (d) looking back (checking back). This research method is quite explorative with qualitative descriptive approach. This research reveals the level of student reflective abstraction in solving math problems. The problem presented is the task of mathematical settlement (TPM). The reflective abstraction is seen from the student behavior in solving the TPM. The process of reflective abstraction is studied using the Polya step. Polya settlement phase is (1) understanding the problem, (2) planning the problem, (3) problem solving, (4) checking again.
PSEUDO ABSTRAKSI REFLEKTIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BARISAN BILANGAN Surya Sari Faradiba; Anies Fuady; Desy Nofita Sari
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4, No 2 (2020): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/histogram.v4i2.685

Abstract

This research is a descriptive study. The research objective was to describe the reflective abstraction process experienced by students. The research subject was a class VIII student. The sampling technique used was purposive sampling. The subjects were chosen because they considered their communication skills which were quite good compared to their peers, making it easier for researchers to explore data. In addition, the selected subjects were students with very satisfying academic achievements compared to their classmates. This study examines and explains the reflective abstraction that the subject does in solving the number sequence problem. The focus of research is the process of reflective abstraction which includes interiorization, coordination, reversal, encapsulation, and generalization. The results showed that the reflective abstraction stage did not guarantee arriving at the correct solution. In this study the subject performs all stages of reflective abstraction starting from interiorization, coordination, reversal, encapsulation, and generalization, but the final solution is wrong. This phenomenon is said to be pseudo-reflective abstraction or pseudo-reflective abstraction.
Abstraction reflective student in problem solving of Mathematics based cognitive style Anies Fuady; Purwanto; Susiswo; Swasono Rahardjo
International Journal of Humanities and Innovation (IJHI) Vol. 2 No. 4 (2019): December
Publisher : Center for Humanities and Innovation Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33750/ijhi.v2i4.50

Abstract

The student's reflective abstraction ability in solving problems is necessary because the result of a person's reflective abstraction is a scheme used to understand something, finding solutions or solving problems. Besides, reflective abstractions are essential to higher mathematical, logical thinking as they occur in logical thinking in children. Therefore, to develop a reflective abstraction notion of high-level mathematical thinking, it is necessary to separate what is an essential feature of reflective abstraction, reflect its rules on higher mathematics, recognize and reconstruct it so that a similar theory of knowledge Mathematics and its instructions. While research that will researchers do is to know how the process of reflective abstraction of students in solving problems in terms of cognitive style. This is because the cognitive style is closely related to how to receive and process all information, especially in learning. The various trends in their learning can be identified and then classified whether the child belongs to an independent field cognitive style (thinking tends to have the independence of views) or field dependent.
BERFIKIR REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anies Fuady
JIPMat Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v1i2.1236

Abstract

Berfikir reflektif dapat terjadi ketika siswa mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan dalam menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya. Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan siswa dalam menyeleksi pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah dalam matematika siswa memerlukan kemampuan berfikir reflektif. Siswa yang berfikir reflektif lebih mungkin melakukan tugas-tugas seperti mengingat informasi yang terstruktur, membaca dengan memahami dan menginterpretasikan teks, memecahkan masalah dan membuat keputusan
Revitalisasi Dan Pelestarian Sumberdaya Air Pada Masyarakat Desa Anies Fuady; Andy Amirulloh; Yuspriyono Yuspriyono; Andri Aryanto; Moh. Basyiruddin; Zainul Abidin; Muhamad Yuma Meidiansyah; Isvaro Amna Maliya; Iud Maisyaroh; Nurlaila La Dana; Nurul Khoirini
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol 1, No 3 (2020): Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v1i3.6482

Abstract

Kearifan lokal sedang menghadapi tantangan yang mengancam eksistensi dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin berkembang. Memahami kearifan secara menyeluruh akan menumbuhkan kesadaran bahwa kearifan lokal sangat penting dalam mengelola SDA dan melestarikan lingkungan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk merevitalisasi dan melestarikan kearifan lokal masyarakat adat di Desa Tlogosari Kec.Tirtoyudo Jawa Timur. Manfaat pengabdian ini akan digunakan untuk revitalisasi pelestarian kearifan lokal, merevitalisasi nilai-nilai dan norma-norma budaya agar dapat menata kehidupan masyarakat. Model revitalisasi dan pelestarian kearifan lokal dalam mengelola sumberdaya air pada masyarakat yang dilakukan melalui pencarian mata air dan pendukung kearifan local sebagai bagian dari warisan budaya. Revitalisasi dan pelestarian kearifan lokal dalam mengelola sumberdaya air pada masyarakat yang menghasilkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya air sebagai urat nadi yang dapat menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.
PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA SMP KURIKULUM 2013 Anies Fuady; Isbadar Nursit
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.968 KB) | DOI: 10.33474/jpm.v2i2.190

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam bidang penilaian. Dengan dikembangkannya Sistem penilaian berbasis ICT tersebut diharapkan dapat mempermudah kinerja guru dalam memberikan penilaian deskriptif pada setiap keunikan kemampuan siswa yang beragam.Target khusus yang ingin dicapai peneliti dalam pengembangan sistem penelitian ini adalah terciptanya produk penelitian berupa sistem penilaian berbasis ICT yang dapat menginterpretasi nilai siswa yang berupa data kuantitatif menjadi data deskriptif yang mampu menggambarkan setiap keunikan masing-masing siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini model 4D. Komponen 4 D terdiri dari 4 tahap yaitu Define (pendifinisian), Design (perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Berdasarkan analisis hasil validasi ahli Pengembang Penilaian dapat disimpulkan bahwa Sistem Penilaian berbasis ICT yang dikembangkan memenuhi kriteria kevalidan yaitu cukup valid dengan banyak revisi dan persentase akhir 76,1%. Berdasarkan analisis hasil validasi praktisi memenuhi kriteria kevalidan dengan kategori sangat valid tanpa revisi dan persentase akhir adalah 90.33%. Berdasarkan hasil analisis validasi user pada 3 Guru Matematika SMP menunjukkan bahwa produk Sistem Penilaian berbasis ICT memiliki kriteria praktis tanpa revisi dengan persentase 82,46%.Kata Kunci : Pengembangan, Sistem Penilaian, Kurikulum 2013, ICT
Gaya Komunikasi Matematis Mahasiswa dalam Menyampaikan Materi Pertidaksamaan Melalui Video Pembelajaran Interaktif Fadhila Kartika Sari; Anies Fuady
Jurnal Tadris Matematika Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/jtm.2021.4.2.165-174

Abstract

Communication style is a way in which a person conveys messages or information. Pre-service teachers need to have good communication skills. Communication is one of the keys to the effectiveness of a learning process. Mathematical communication is divided into two, namely written communication and oral communication. Interactive learning videos are one of the alternative media used in online learning. This study aims to describe the mathematical communication style of pre-service teachers in conveying the material of Inequalities through interactive learning videos. This study uses a qualitative approach. The purposive sampling technique was chosen as the sampling method. The subjects of this study consisted of three students from the mathematics education study program FKIP UNISMA, each of which represented a different cohort level, namely semesters 2, 4, and 6. The results of the three subjects have a distinctive and different communication style in explaining the material of Absolute-Value Inequalities. Based on data analysis, the first student’s communication style tends to be non-assertive, the second student has a manipulative communication style, and the third student’s communication style tends to be more assertive.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TULIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH VOLUME BENDA PUTAR MELALUI MODEL PERKULIAHAN KOLABORATIF Fadhila Kartika Sari; Anies Fuady
Pattimura Proceeding 2021: Prosiding KNM XX
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.296 KB) | DOI: 10.30598/PattimuraSci.2021.KNMXX.229-236

Abstract

Komunikasi matematis tulis merupakan kemampuan mengekspresikan gagasan/ide matematis secara tertulis dalam bentuk simbol, gambar, persamaan, grafik, atau tabel. Topik volume benda putar dipilih dikarenakan pada materi ini melibatkan banyak representasi. Perkuliahan kolaboratif merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada kolaborasi/kerja sama antar peserta didik. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis tulis mahasiswa dalam menyelesaikan masalah volume benda putar melalui model perkuliahan kolaboratif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari 3 mahasiswa yang masing-masing mewakili kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif berdasarkan indikator komunikasi matematis yang disesuaikan dengan standar NCTM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi tulis ketiga subjek sangat lemah dalam menggambar hasil perputaran grafik. Jika ditinjau dari proses penyelesaian soal, subjek dengan kemampuan matematika rendah menunjukkan banyak kesalahan dalam mengoperasikan bentuk aljabar.
PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL PESERTA DIDIK Hilyatul Jannah; Abdul Halim Fathani; Anies Fuady
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 30 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.315 KB)

Abstract

Abstrak : Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didik dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan matematika yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan dan merupakan salah satu aspek penting yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan komunikasi matematis dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri peserta didik salah satunya yaitu kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) berdasarkan tingkat kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimiliki peserta didik. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu subjek dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs NU Menara Bawean, dengan subjek penelitian sebanyak 9 peserta didik, dengan satu peserta didik diantaranya memiliki kecerdasan interpersonal dan intrapersonal tinggi, satu peserta didik memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan intrapersonal sedang. satu peserta didik dengan kecerdasan interpersonal tinggi dan intrapersonal rendah, satu peserta didik dengan kecerdasan interpersonal sedang dan intrapersonal tinggi, satu peserta didik dengan tingkat kecerdasan interpersonal dan intrapersonal sedang, satu peserta didik dengan kecerdasan interpersonal sedang dan intrapersonal rendah, satu peserta didik dengan kecerdasan interpersonal rendah dan intrapersonal Iinggi, satu peserta didik dengan kecerdasan interpersonal rendah dan intrapersonal sedang, dan satu peserta didik memiliki tingkat kecerdasan rendah pada interpersonal dan intrapersonal. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan angket kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, tes kemampuan komunikasi matematis, dan wawancara. Berdasarkan deskripsi dan hasil analisis data dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Kecerdasan Interpersonal
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN WAIKABUBAK Meyti Mirnawati; Ettie Rukmigarsari; Anies Fuady
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 19 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.194 KB)

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan (2) mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis ex post facto. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kristen Waikabubak yang berjumlah 61 siswa dari 161 populasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji korelasi dengan menggunakan software SPSS 25 diperoleh hasil: (1) nilai Sig (2-tailed) pada motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah =  0,004 < 0,05, dan (2) nilai Sig (2-tailed) pada kepercayaan diri terhadap kemampuan pemecahan masalah = 0,003 < 0,05. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah dan ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap kemampuan pemecahan masalah.Kata kunci: motivasi belajar, kepercayaan diri, kemampuan pemecahan masalah