TY - JOUR TI - EDUKASI SELF-CONCEPT MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KEGIATAN PENGABDIAN “HAYU URANG NGOBROL, DAK...” AU - Murtanti Putri, Dianingtyas IS - Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020 PB - LPkM Universitas Bakrie JO - Indonesian Journal of Social Responsibility PY - 2020 SP - 29 EP - 46 UR - AB - Menjadi orang tua adalah tugas yang tidak mudah, apalagi jika orang tua belum memiliki bekal cukup untuk mendidik anak. Salah pengasuhan yang dimaksudkan adalah salah pola asuh, akan membuat proses tumbuh kembang pada diri anak baik secara psikis dan mental akan membentuk konsep diri (self-concept) negatif, sehingga akan memengaruhi penghargaan diri (self-esteem), efikasi diri (self-efficacy) juga negatif. Minimnya pengetahuan parenting yang dimiliki oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya, juga merupakan salah satu hambatan utama dalam proses tersebut. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kali ini dilakukan di desa Karya Mekar Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, dimana faktor lingkungan sosial, status ekonomi, serta model pengasuhan yang salah diturunkan kembali pada penerusnya. Selain itu, latar belakang pendidikan orang tua nya hanya ditamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebagian lagi Sekolah Dasar (SD) saja, kemudian berakhir dengan melanjutkan hidup dengan menikah di usia muda 22-35 tahun. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian untuk memberikan pemahaman mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam proses pembentukan konsep diri. Metode pelaksanaan dilakukan berupa parenting education yang dikemas dengan interactive experience sharing, disini juga akan melibatkan mahasiswa untuk mengintepretasikan materi menggunakan bahasa lokal, agar dimengerti oleh peserta. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta memahami pengemasan pesan dari teori dasar komunikasi 5W+1H yang harus dilakukan saat interaksi komunikasi dengan anak mereka. Selanjutnya, peserta dibekali pengetahuan mengenai cara menciptakan iklim komunikasi yang kondusif dengan anak agar tercipta rasa saling menghargai dengan menghindari kalimat yang destruktif yang bisa berdampak pada self-concept, self-esteem hingga self-efficacy mereka.