TY - JOUR TI - ITTIJAH AL-MANAHIJ Al-KHOMS FI TAFSIR RUH AL-BAYAN FI TAFSIR AL-QUR’AN (TAFSIR HAQQI) Karya Ismail Haqqi al-Brousawi Konstantinepel (1653-1715 M / 1063-1127 H) AU - Samsurrohman Samsurrohman IS - Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an PB - LP3M Universitas Sains Al Qur'an JO - Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam PY - 2015 SP - 126 EP - 142 UR - https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/mq/article/view/910/481 AB - Aktifitas interpretasi terhadap kalam Allah yang dikomunikasikan kepada hamba-Nya merupakan aktifitas yang tidak mengenal henti, hal itu dikarenakan adanya keautentikan kitab suci yang menuntut para pengimannya untuk selalu bisa membuatnya selaras dengan perkembangan jamannya. Dengan kata lain, yang membuatnya kitab suci itu bisa berbicara adalah manusia, khususnya para pengimannya. Al Qur’an dikomunikasikan Allah pada empat belas abad silam, dimaksudkan untuk seluruh jaman dan masa, oleh sebab itu kebutuhan akan interpretasi menyebabkan perlu untuk di up data pada setiap jamannya, sehingga kitab suci itu senantiasa shalih likulli zaman. Disinilah kenapa Al Qur’an dapat diterima disetiap jaman. Karya besar yang dilakukan Ismail Haqqi merupakan salah satu upaya kesana, sehingga karya itu merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi khazanah intelektualitas di dunia Islam, khususunya yang bersinggungan dengan Al Qur’an dan tafsirnya. Kekayaan yang terkandung dalam Ruh Al Bayan Fi Tafsir Al Qur’an karya Ismail, merupakan salah satu wujud bagi kaya dan melimpahnya permata yang hendak dikomunikasikan Allah kepada para hamba. Tawaran beberapa manhaj yang disajikan Ismail menunjukan pula bahwa Al Qur’an tidak pernah mengenal kering, bahkan semakin dikaji semakin banyak dan melimpah pengetahuan didalamnya terungkap. Disinilah antara lain kenapa penulis berusaha untuk meneliti Ruh Al Bayan Fi Tafsir Al Qur’an karya Ismail Haqqi.