TY - JOUR TI - PENERAPAN COLEK PIPI (COOPERATIVE LEARNING KO PICTURE AND PICTURE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS IX-A SEMESTER 5 PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME DI SMP NEGERI 26 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 AU - Riandari, Henny IS - Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi PB - Universitas Sebelas Maret JO - Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning PY - 2013 SP - 224 EP - 232 UR - https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/6554/5934 AB - Pembelajaran Biologi akan lebih bermakna apabila menggunakan objek-objek yang dapat diamati salah satunya adalah gambar. Menurut Anitah (2008 :1) media dapat diartikan sebagai perantara / penghubung antara sumber pesan dan penerima pesan (informasi). COLEK PIPI merupakan penggabungan dari model pembelajaran Cooperative Learning dengan Picture and Picture yang dimodifikasi . Peningkatan prestasi dan kualitas belajar siswa kelasIX-B pada materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup yang meliputi Adaptasi , Seleksi Alam dan Perkembangbiakan melalui penerapan COLEK PIPI (Cooperative Learning Ko Picture and Picture) mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dalam pembelajaran ini diharapkan siswa akan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, mereka berusaha untuk menemukan sendiri pengelamannya (inkuiri) , melalui diskusi (bertanya, menjawab), mereka belajar bersama (masyarakat belajar) dalam diskusi baik kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu mereka tampil didepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya merupakan pemodelan , dimana siswa lain sebagai model yang dapat ditiru oleh siswa lainnya. Selain itu juga  dilakukan  penilaian yang sebenarnya melalui lembar observasi tentang afektifitas siswa dalam KBM dan dilakukan   refleksi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran yang telah meraka pahami, sejauh mana pengetahuan siswa melalui inkuiri, diskusi serta presentasi siswa dalam diskusi kelas. Pada awal penelitian dilakukan tes awal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa diperoleh nilai sebesar 30, pada siklus I meningkat menjadi 52, pada siklus II sebesar 68,5 dan pada siklus III sebesar 69,7. Adapun tingkat ketuntasan pemahaman juga mengalami peningkatan dari tes awal sebesar 21,4 %, pada siklus I sebesar 29 %, siklus II sebesar 57,1 % dan pada siklus III sebesar 75 %. Dari kedua penilaian tersebut terjadi peningkatan dari awal sebesar 30 menjadi 69,7 berarti  terjadi peningkatan dengan indeks sebesar 39 poin . Sementara ketuntasan dari 52 % menjadi 75 % terjadi peningkatan dengan indeks sebesar 23 poin .Selain prestasi dalam penelitian ini juga dilakukan penilaian atas kualitas belajar yang meliputi afektifitas  siswa dalam diskusi , kemampuan bertanya, kemampuan menjawab dan keberanian maju di depan kelas untuk presentasi. Dalam siklus I diperoleh nilai afektif  (dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas) sebesar 40 %, kemampuan bertanya sebesar 21,4 %, kemampuan menjawab sebesar 17,9 % dan keberanian tampil di depan kelas sebesar 17,9 %. Pada siklus II didapatkan nilai afektif rata-rata sebesar 53,6 %, kemampuan bertanya sebesar 32,1 %, kemampuan menjawab sebesar 25 % dan keberanian tampil di depan kelas sebesar 32,1 %. Pada siklus III didapatkan nilai afektif rata-rata sebesar 67,9 %, kemampuan bertanya sebesar 53,6 %, kemampuan menjawab sebesar 46,4 % dan keberanian tampil di depan kelas sebesar 42,9 %.  Kata Kunci : konstrutivisme, inkuiri, masyarakat belajar, refleksi, Cooperatif Learning, Picture and Picture