TY - JOUR TI - HUBUNGAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFILTRASI ( STUDI KASUS : KAWASAN PERKANTORAN WALIKOTA BUKITTINGGI) AU - Kurniawan, Deddy IS - Vol 1, No 1 (2018): Volume 1 No 1 Januari 2018 PB - Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat JO - Rang Teknik Journal PY - 2018 UR - AB - Pertumbuhan penduduk kota Bukittinggi sangat pesat.  Berdasarkan data statistik pada tahun 2004, jumlah penduduk kota Bukittinggi mencapai 120.491 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 2015 sampai 2016 sebesar 1,82 persen.  Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk ini, maka mengakibatkan kebutuhan akan lahan juga meningkat.  Lahan – lahan yang tadinya oleh alam sebagai daerah resapan atau daerah infiltrasi berubah fungsi menjadi wilayah administrasi, area parkir, pasar dan wilayah lain yang bersifat kedap air.  Hal inilah yang menjadi awal terjadinya aliran permukaan yang pada kondisi selanjutnya akan berubah menjadi banjir di suatu kawasan.  Maka pada kasus ini penulis mencoba melakukan suatu penelitian yang berlokasi di bukit gulai bancah ( Perkantoran Walikota ).  Pada studi ini penulis mempelajari seberapa luas daerah resapan, daerah yang tertutup bahan kedap air,  aliran permukaan pada waktu terjadinya hujan dan apakah aliran permukaan itu akan dapat diserap oleh tanah seluruhnya atau bahkan hanya sebagiannya saja.  Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa luas keseluruhan bukit gulai bancah adalah 55.054 m², dengan luas lahan yang dibangun dan lahan kedap air 26.606,5 m² dan dapat dipersentasekan luas lahan kosong atau media infiltrasi sebesar 28.447,5 m² atau 51 %.  Jumlah ini masih mengakibatkan adanya kelebihan aliran permukaan sebesar 386,32 mm/jam.  Problem ini dapat diatasi dengan melakukan perbaikan-perbaikan tata guna lahan, drainase, atau pembuatan bak penampungan, sumur resapan serta penanaman tanamam yang dapat menyimpan dan menyerap air. Keywords: Infiltrasi, aliran permukaan, daerah resapan