@article{IPI1072543, title = "PENDIDIKAN AGAMA HINDU BERBASIS BUDAYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK", journal = "Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya", volume = "Vol 10 No 1 (2019): PENDIDIKAN DAN BUDAYA HINDU", pages = "", year = "2019", url = https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/bawiayah/article/view/168/101 author = "Roy Wentas", abstract = "Abstrak Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung memunculkan perbedaan antara generasi yang lebih tua dan generasi yang lebih muda. Karena itu mempelajari orientasi nilai di kalangan anak muda dan peserta didik, terutama sikap keberagaman yang tentunya penting. Melatih generasi muda sebagai generasi berikutnya adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, komunitas dan negara bangsa. Pendidikan Agama dapat menjalankan dan mempraktikkan ajaran-ajaran agama Hindu sehingga membentuk akhlak dan moral mulia. dalam kitab suci, Bhagavadgita menyatakan dua kecenderungan mempengaruhi karakter manusia, sifat-sifat semua devata (daivi sampat) dan sifat-sifat raksasa (asuri sampat). Kedua kecenderungan ini secara langsung atau tidak langsung akan membentuk karakter manusia. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mempengaruhi karakter anak-anak, yang dihadapkan pada tantangan berat. Mengajar anak-anak harus kemudian diarahkan untuk memperkuat moral mereka. Mengenai itu, perlu norma neo-tradisional yang didasarkan pada asal-usul tradisional. Pendidikan Hindu dapat menjadi agen normatif yang membangun setiap karakter Indonesia modern melalui kearifan lokal mereka yang memotivasi anak-anak. Pada tingkat instrumental, nilai-nilai utama yang akan diajarkan adalah otonomi, martabat, kreativitas, moralitas, kebanggaan dan rasa estetika, dan kesadaran demokrasi. Mereka harus melestarikan warisan budaya lokal, termasuk bahasa dan seni, sambil mengadaptasi tren global. Sebagai pendidik, guru di sekolah dan juga orang tua di rumah harus menjadi panutan yang tanggung jawab dan disiplinnya dipatuhi", }