@article{IPI1072555, title = "MANAJEMEN PENDIDIKAN BERORIENTASI MASA DEPAN", journal = "Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya", volume = "Vol 9 No 2 (2018): PENDIDIKAN AGAMA HINDU", pages = "", year = "2018", url = https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/bawiayah/article/view/271/133 author = "I Ketut Soter", abstract = "Perkembangan sains dan teknologi saat ini juga mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang memiliki implikasi penting bagi dunia pendidikan. Salah satu dampak paling signifikan dari pertumbuhan dan perkembangan ekonomi adalah dampak kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemampuan untuk menyediakan tenaga kerja. Masalah persiapan tenaga kerja yang ditemui di lapangan adalah rendahnya kualitas tenaga kerja, biasanya kondisi fisik, kualitas pendidikan, dan etika kerja sangat dominan dalam menentukan tenaga kerja. Hal ini penting diperhatikan untuk mewujudkan arahan Presiden Republik Indonesia dalam membangun pendidikan guna mempersiapkan generasi emas tahun 2045 yang dikhususkan, nasionalis, tangguh, mandiri dan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan. Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa sebuah bangsa. Mengoptimalkan dunia pendidikan, yang menekankan unsur-unsur pendidikan, penting: pelajar, pendidik, perangkat lunak, manajemen, sarana dan prasarana serta pemangku kepentingan. Aset yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya berkualitas bisa berasal dari siswa, masyarakat, maupun pendidik. Setiap jenis pengetahuan termasuk pengetahuan manajemen memiliki fitur spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan manajemen terstruktur. Ketiganya saling terkait satu sama lain (sistem). Ontologi sains yang berkaitan dengan epistemologi, dan epistemologi yang terkait dengan aksiologi dan sebagainya, tidak dapat dipisahkan dan harus saling terkait dan mendukung sebagai dasar. Berdasarkan dasar ontologi dan aksiologi, maka bagaimana cara mengembangkan pondasi epistemologis yang tepat. Masalah utama yang dihadapi oleh setiap epistemologi pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhatikan aspek ontologi dan aksiologi.", }