@article{IPI1970868, title = "BENTUK PERILAKU KEKERASAN MASSA, FAKTOR PENYEBAB, SIKAP DAN PERILAKU APARAT KEPOLISIAN DALAM MENGHADAPI PERILAKU KEKERASAN MASSA DI KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS", journal = "Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung", volume = "Vol 21 No 1 (2019): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya", pages = "", year = "2019", url = https://jurnalsosiologi.fisip.unila.ac.id/index.php/jurnal/article/view/37/20 author = "Damar Wibisono; Abdulsyani ,; Pairulsyah ,; Suwarno ,", abstract = "ABSTRAK Perilaku kekerasan massa terhadap pelaku kejahatan tidak dapat ditinjau hanya dari satu segi, banyak sebab yang harus ditelaah. Kendatipun demikian, kekerasan ini harus segera dihentikan, sebelum melahirkan kekerasan- kekerasan lainnya yang dikendalikan. Menyadari fenomena di atas, maka permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk bentuk dan modus operandi perilaku kekerasan massa; faktor-faktor yang menyebabkan maraknya tindak kekerasan massa; serta sikap dan perilaku aparat kepolisian dalam menghadapi perilaku kekerasan massa terhadap para pelaku tindak kejahatan. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan di atas, didasarkan pada dua pendekatan yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris; sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku kekerasan massa yang sering dilakukan terhadap pelaku kejahatan di Kecamatan Semaka adalah langsung menghakimi pada saat pelaku tindak kejahatan tertangkap basah sedang melakukan tindak kejahatan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan maraknya perilaku kekerasan massa adalah makin banyaknya tindak kejahatan yang tidak mampu ditanggulangi aparat keamanan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses penegakan hukum, dan adanya provokasi dari pihak- pihak tertentu; sedangkan sikap dan perilaku aparat kepolisian dalam menghadapi perilaku kekerasan massa di lokasi penelitian ini secara umum bersifat ambigu (ragu-ragu).", }