@article{IPI2003728, title = "Deteksi methicillin resistant Staphylococcus aureus pada perokok melalui pemeriksaan kultur apus tenggorokan", journal = "Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar", volume = "Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)", pages = "", year = "2020", url = https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/15310/13800 author = "Ni Wayan Desi Bintari; Putu Ayu Parwati", abstract = "Perilaku merokok berkorelasi positif dengan meningkatnya angka kejadian infeksi oleh Methicillin Resistant Staphylococcus aureus atau dikenal dengan MRSA. Perokok dilaporkan memiliki tingkat kolonisasi MRSA lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Hal tersebut akan sangat berbahaya karena infeksi MRSA dapat menyebabkan infeksi parah seperti infeksi aliran darah, infeksi paru-paru atau necrotising fasciitis (kerusakan jaringan). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deteksi awal keberadaan MRSA yang berasosiasi dengan perokok aktif. Responden pada penelitian ini adalah perokok aktif yang secara rutin melakukan konseling di Klinik Berhenti Merokok (KBM) Puskesmas 1 Denpasar Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengujian bakteriologi dilakukan di Laboratorium STIKES Wira Medika Bali dengan melakukan kultur terhadap spesimen apus tenggorokan responden. Identifikasi MRSA dilakukan dengan melakukan pengujian sensitivitas dengan metode Kirby Bauer menggunakan cakram antibiotik oxacillin OX 1 µg. Hasil isolasi dan identifikasi S. aureus pada sampel apus tenggorokan 13 responden didapatkan hasil sebanyak 4 isolat (30,8%) teridentifikasi sebagai S. aureus sedangkan sebanyak 9 (69,2,8%) sampel menunjukkan hasil negatif. Hasil uji sensitivitas terdapat 2 isolat yang memiliki daya hambatan intermediate yaitu SA1 dan SA2 dengan diameter daya hambatan rata-rata sebesar 12 mm dan 11,83 mm. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak ditemukan bakteri MRSA pada sampel usap tenggorokan perokok aktif pasien konseling di KBM Puskesmas 1 Denpasar. ", }