@article{IPI2409648, title = "Aksesbilitas Pusat-Pusat Kegiatan Di Yogyakarta Terhadap Bandara Adisujipto", journal = "Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya", volume = "Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Plano Buana (Edisi Oktober 2020)", pages = "", year = "2020", url = http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_plano_buana/article/view/2668/2237 author = "Hidayati, Solikhah Retno Hidayati; Iwan Aminto Ardi", abstract = "Abstrak Bandara merupakan salah satu pintu masuk manusia sebagai pelaku kegiatan, serta barang dan jasa yang akan didistribusikan ke seluruh pusat-pusat kegiatan di suatu wilayah. Aksesibilitas antara pusat kegiatan dengan bandara merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kelancaran aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitsa pusat-pusat kegiatan di DIY terhadap Bandara Adisutjipto. Aksesibilitas adalah pencapaian dari pusat-pusat kegiatan terhadap Bandara Adisutjipto. Pusat kegiatan yang dipilih adalah pusat kegiatan wilayah (PKW) di DIY, yaitu sejumlah 13 (tigabelas) pusat kegiatan. Me ode yang digunakan dalam panellation ini adalah metode analysis qualitative. Aksesibilitas diukur menggunakan variabel mobilitas dan pencapaian dengan menggunakan moda angkutan taksi online, berdasarkan pertimbangan bahwa taksi online adalah kendaraan yang paling banyak digunakan oleh penumpang bandara Adisujipto ke seluruh wilayah DIY. Variabel mobilitas meliputi 4 (empat) indikator, aitu ketersediaan, kecepatan, frekuensi, dan biaya. Variabel pencapaian memiliki dua indikator, yaitu jarak dan kepadatan bangunan. Metode analysis yang digunakan adalah analysis pengelompokan menggunakan alat analysis cluster. Aksesibilitas diklasifikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pusat kegiatan yang memiliki aksesibilitas tinggi dan rendah. Hasil analysis menunjukkan bahwa dare 10 dari 13 pusat kegiatan masuk dalam kelompok dengan aksesibilitas tinggi, yaitu Sleman, Bantul, Mlati, Ngaglik, Kasihan, Sewon, Banguntapan, Godean, Piyungan, dan Prambanan. Pusat kegiatan dengan aksebilitas rendah Adalah Wates, Wonosari, dan Srandakan. Jarak dan biaya memiliki signifikani 0,000, yang berarti bahwa kedua indikator ini memberikan perbedaan yang nyata pada pengelompokan aksesibilitas Kata Kunci: Aksesibilitas, Bandara, Pusat kegiatan", }