@article{IPI2507629, title = "EFEKTIVITAS SENSOR MANDIRI PADA ORANG TUA TERHADAP TONTONAN ANAK USIA 2-6 TAHUN", journal = "Yayasan Hurriah, Banda Aceh", volume = "Vol. 2 No. 4 (2021): Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian", pages = "", year = "2021", url = https://academicareview.com/index.php/jh/article/view/37/40 author = "Rusnawati Rusnawati", abstract = "Abstract: Despite the fact that the Film Censorship Institute (LSF) has shown Censorship, many parents still don't pay attention to the age classification when they choose shows for their kids. They blame films and institutions that take care of films because they think there isn't enough censorship on the shows their kids watch. For the public, the shows should be free so that they can choose which ones are good based on the age of the people who will be watching. Documentation and interviews are used to get data for this type of research. It is a qualitative method with a qualitative descriptive approach. People who study self-censorship say that parents aren't just there for their kids when they watch shows. They also must be smart about what shows their kids watch. Some parents in Gampong Mulia still find it hard to do censorship on their own because they can't always watch their kids. People who work outside the home and those who work at home have to do other things, too. There are a lot of shows that parents give to their kids, like cartoons, educational shows, kids' songs, and more. Gampong Mulia's independent censorship is very effective for parents who went to high school or college, but parents who only went to elementary or junior high school don't have the same level of control over what their kids watch. In this way, the calculation of how effective the school is in terms of welfare can be seen. Abstrak: Masih adanya orang tua yang tidak memperhatikan klasifikasi usia pada saat memilih tontonan untuk anak, dan orang tua cenderung menyalahkan film dan lembaga yang mengurus tentang perfilman karena menganggap kurangnya sensor pada tontonan yang di tonton oleh anaknya, padalah Lembaga Sensor Film (LSF) telah menghadirkan Sensor Mandiri untuk masyarakat agar dapat secara aktif memilah dan memilih tontonan yang baik sesuai dengan usia penontonnya. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu dalam melakukan sensor secara mandiri, orang tua tidak hanya berperan untuk mendampingi anak saja, tetapi orang tua juga harus pintar dalam memilih tayangan untuk anaknya.. Sebagian orang tua di Gampong Mulia merasa masih kesulitan untuk melakukan sensor secara mandiri dengan utuh, dengan alasan tidak dapat mengawasi anaknya secara terus menerus. Dikarenakan adanya aktifitas lain yang harus di kerjakan oleh orang tua, baik yang bekerja di luar rumah maupun yang bekerja di rumah. Adapun tayangan yang sering diberikan orang tua kepada anaknya adalah seperti tayangan film kartun, tayangan edukasi, lagu anak-anak dan sebagainya. Sensor Mandiri di Gampong Mulia cukup efektif dilakukan oleh orang tua yang latar belakang  pendidikannya adalah tamatan SMA dan Perguruan Tinggi, sedangkan orang tua yang hanya lulusan SD atau SMP masih kurang dalam penerapan sensor secara mandiri terhadap tontonan anaknya. Hal tersebut dilihat melalui perhitungan efektivitas dari segi kesejahteraan berdasarkan riwayat pendidikan.", }