@article{IPI3286819, title = "Refleksi Dua Tahun Pandemi Covid-19: Dampak Pembelajaran Daring pada Lulusan Vokasi", journal = "Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal", volume = "Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2023", pages = "", year = "2023", url = https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/630/539 author = "Dian Fitria; Veronica Rahmawati; Ernawati Ernawati; Fadillah As Siddiq; Siti Chapsah Ramadiyani", abstract = "Penelitian ini bertujuan untuk memotret gambaran lulusan Diploma Tiga (D3) Keperawatan yang menjalani proses pendidikan selama Pandemi Covid-19 yaitu dengan pembelajaran baik sepenuhnya dilakukan daring ataupun dilakukan dengan metode pemebelajaran campuran antara daring dan luring pada perkuliahan teori, praktikum, dan klinik. Sebanyak 444 responden lulusan D3 Keperawatan, pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling dengan responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengolahan dengan menggunakan uji univariate yaitu dengan uji distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Penelitian ini menggunakan  Student Satisfaction Self Confidence in learning Scale (SCLS), Kuesioner penilaian kinerja perawat, The Generalized Anxiety Disorder dan Nomophobia Quesionaire (NMP-Q). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan dan kepercayaan diri lulusan dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu kepuasan tingkat sedang 71,8%, tingkat rendah yaitu17,1% dan tingkat kepuasan tinggi hanya 11%. Kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam kategori baik dengan kejadian ansietas yang terjadi mayoritas adalah ansietas ringan sebesar 41,7%. Nomophobia atau adiksi smartphone/Gadget yang dialami 59% nomophobia yang sangat berat, serta dari data tersebut juga tidak ada satupun responden yang tidak mengalami nomophobia.  Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk institusi vokasi dalam pengembangan penggunaan metode pembelajaran daring, meskipun Pandemi Covid-19 sudah rmengalami penurunan kejadian, tetapi ini bisa menjadi langkah antisipasi terhadap kejadian yang sama dan adanya perkembangan teknogi informasi yang semakin pesat semakin menuntut pelaksanaan pendidikan yang lebih fleksibel dan tidak terbatas ruang dan waktu. Tingginya kejadian nompphobia dibutuhkan adanya intervensi kesehatan kejiwaan dalam upaya pencegahan terhadap adiksi smartphone atau gadget.", }