@article{IPI908235, title = "KAJIAN PETA BAHAYA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH (STUDY OF LANDSLIDE HAZARD MAP IN THE BANGGAI LAUT DISTRICT, CENTRAL SULAWESI PROVINCE)", journal = "Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)", volume = " Vol 2, No 1 (2018)", pages = "", year = "2018", url = http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/Alami/article/view/2695 author = "Naryanto, Heru Sri", abstract = "ABSTRACTBanggai Laut District which consists of islands has many threats to natural disaster, one of them is landslide hazard. The landslides hazard in Banggai Laut District is formed due to morphology which mostly in the form of wavy morphology up to the hills. The thematic map data used in landslide hazard map analysis is the official data held by the Banggai Laut District Government. The weighting and rating system is carried out on several parameters: geology (15%), slope (40%), land cover (25%) and rainfall (20%). Data from these parameters are overlaid with geographic information system (GIS) to obtain the classification of landslide hazard maps, ie: high landslide hazard zones, moderate landslide hazard zones and low landslide hazard zones. High landslide hazard zones are evenly spread over 4 large islands, namely Banggai Island, Bangkurung Island, Labobo Island and Bokan Kepulauan Islands. The potential for high landslide hazard will become bigger with added disturbance of human activities. To smooth the development process in integrated Banggai Laut District, landslide hazard maps and other hazard maps are very necessary. The limited availability of data and information on the disaster in Banggai Laut District, the creation of landslide hazard map is very important as one of the parts to complement the data. With the establishment of Regional Disaster Management Agency (BPBD) of Banggai Laut District, disaster risk reduction is expected to be implemented more focused, integrated, comprehensive and well coordinated with related institutions. Keywords: Landslides, Hazard Maps, Banggai Laut, Disaster Risk Reduction, Focused and Integrated Development.   ABSTRAKKabupaten Banggai Laut yang terdiri dari kepulauan mempunyai banyak ancaman terhadap bencana alam, salah satunya adalah bencana tanah longsor (gerakan tanah). Bahaya tanah longsor di Kabupaten Banggai Laut terbentuk akibat morfofologi yang sebagian besar berupa morfologi bergelombang sampai perbukitan. Data peta tematik yang digunakan dalam analisis peta bahaya tanah longsor adalah data resmi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banggai Laut. Sistem pembobotan dan penilaian dilakukan pada beberapa parameter yaitu: geologi (15%), lereng (40%), tutupan lahan (25%) dan curah hujan (20%). Data dari parameter-parameter tersebut dioverlay dengan sistem informasi geografi untuk mendapatkan klasifikasi peta bahaya tanah longsor, yaitu: zona bahaya tanah longsor tinggi, zona bahaya tanah longsor sedang dan zona bahaya tanah longsor rendah. Zona bahaya tanah longsor tinggi merata tersebar di 4 pulau besar, yaitu Pulau Banggai, Pulau Bangkurung, Pulau Labobo dan Bokan Kepulauan. Potensi bahaya longsor tinggi tersebut akan menjadi semakin besar dengan tambahan gangguan aktivitas manusia. Untuk kelancaran proses pembangunan secara terpadu di Kabupaten Banggai Laut, peta bahaya longsor dan peta-peta bahaya lainnya sangat diperlukan. Ketersediaan data dan informasi tentang kebencanaan yang masih terbatas di Kabupaten Banggai Laut, maka pembuatan peta kawasan rawan bahaya tanah longsor sangat penting sebagai salah satu bagian untuk melengkapi data tersebut. Dengan terbentuknya BPBD Kabupaten Banggai Laut, maka pengurangan risiko bencana diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih terarah, terpadu, menyeluruh serta terkoordinasi dengan baik dengan instansi terkait. Kata kunci: Tanah Longsor, Peta Bahaya, Banggai Laut, Pengurangan Risiko Bencana, Pembangunan Terarah dan Terpadu.", }