Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Vol. 5, No. 1, April 2018

Objek Wisata Ke’te Kesu’ (1975-2017)

Lidya Arni Barumbun (Tetap Jaya Dalam Tantangan)
Muh. Rasyid Ridha (Unknown)
Patahuddin Patahuddin (Unknown)



Article Info

Publish Date
24 Jun 2018

Abstract

Kajian ini menunjukkan bahwa latar belakang dijadikannya Perkampungan Adat Ke’te Kesu’ sebagai objek wisata tidak terlepas dari datangnya peneliti-peneliti yang merupakan peserta Konfrensi PATA (Pacifik Area Travel Association). Sehingga pada tahun 1975 pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Pariwisata, Susilo Sudarma mengusulkan untuk menjadikan kampung adat Ke’te Kesu menjadi objek wisata. Kemudian dalam perkembangan setiap tahunnya menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana yang memadai setiap tahunnya selain itu dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata Ke’te Kesu’ setiap tahunnya semakin meningkat, terbukti dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara dari tahun 2008 (mulai terbentuknya Kabupaten Toraja Utara) jumlah pengunjung wisatawan yang datang berjumlah 27.203 orang, sampai tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik mencapai 105.221 orang. Keberadaan objek wisata Ke’te Kesu’ memberikan dampak bagi kehidupan perekonomian, baik bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan Kabupaten Toraja Utara pada umumnya dan juga memberikan dampak pada aspek lainnya seperti sosial budaya, lingkungan dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ektern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Kata Kunci : Perkampungan Adat Ke’te Kesu’, Perkembangan Objek Wisata, dan Kabupaten Toraja UtaraAbstractThe finding of this study indicates that the background of Ke'te’ Kesu as one of tourist attractions in Toraja has strong relation to the first arrival of some researchers in 1975who are participants of the PATA Conference (Pacifik Area Travel Association). The central government in this occasion represented by the Minister of Tourism, Susilo Sudarma used this opportunity to establish the traditional village of Ke'te Kesu which then become one of well-known tourist attractions in Indonesia. Since then, there has been shown a very significant development annually that was proven by the number of facilities and infrastructure that began to be adequate. The existence of Ke'te’ Kesu's tourism also has an impact on the economic life, both for the surrounding communities in particular, and for the government as well as the societies in Toraja Utara in general. It also impacts on other aspects such as social culture, environment and education. This research uses a historical research method consisting of four stages: heuristic (searching and collecting resources), source criticism (internal and external criticism), interpretation (source interpretation) and historiography (historical writing).                                                                     Keyword : Traditional Village of Ke’te’ Kesu’, Tourist Development, and Toraja Utara district 

Copyrights © 2018