Makalah ini membahas aspek-aspek “kesederhanaan” (simplicity) sebagai konsep desain bangunan masjid secara berkelanjutan (sustainable) sesuai konteks dengan mengambil studi kasus masjid kawasan Al-Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan, Bandung. Masjid sebagai subyek arsitektur dan pusat ibadah menjadi ruang publik yang didesain dari elemen-elemen yang secara ideal mengandung nilai-nilai Islam dan bertujuan mendukung fungsinya. Desain masjid berkonsep simple atau “sederhana” digunakan sebagai alternatif kontemporer untuk mengoptimalisasi fungsi tersebut, meliputi struktur bangunan hingga biaya pemeliharaan (maintenance) sesuai prinsip keberlanjutan. Keterkaitan erat bangunan masjid dengan aktivitas masyarakat berpotensi melibatkan partisipasi masyarakat dan pengelola dalam menerapkan program sustainabilitas sesuai konteks lingkungannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbasis pendekatan Grounded Theory secara kualitatif melalui pengumpulan data dari kegiatan observasi, interview dan analisis program keberlanjutan kawasan. Penelitian menemukan keterkaitan konsep “sederhana” yang mendukung sustainabilitas desain sekaligus menggarisbawahi evaluasi konsep desain “sederhana” yang hadir serta faktor pemeliharaan/pengembangan masjid dan kawasan.
Copyrights © 2015