Penelitian historis ini menjelaskan perkembangan Nganjuk sebagai ibukota baru Afdeeling Berbek. Berbek merupakan daerah di bawah kekuasaan Keresidenan Kediri. Pada tahun 1830 hingga 1880, ibukota pemerintahan afdeeling ini berada di Berbek, lokasinya berada di lereng Gunung Wilis yang terisolasi. Pada tahun 1878, terjadi pergantian kekuasaan di Berbek, yaitu diangkatnya Sosrokoesomo III sebagai bupati baru. Pemikirannya yang revolusioner, mencetuskan suatu ide pemindahan pusat pemerintahan. Pertimbangan utamanya adalah terisolasinya wilayah Berbek, untuk itu dipilihlah Nganjuk sebagai ibukota baru. Nganjuk dipilih sebagai pusat pemerintahan baru karena jalur kereta api Surabaya-Solo melewati kota ini dan sangat potensial untuk dijadikan sebagai ibu kota. Sejak ibukota dipindahkan ke Nganjuk pada tahun 1880, perkembangan kota berlangsung secara luar biasa. Pembangunan Nganjuk bukan semata tentang estetika ibu kota yang baru, namun juga untuk mempermudah administrasi pemerintahan. Pembangunan kota Nganjuk mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyakrakat hingga sekarang.Kata kunci: Afdeeling Berbek, pemindahan ibukota, Nganjuk, Sosrokoesomo III.
Copyrights © 2018