Masyarakat di Desa Soko, Kecamatan Wringin Anom Kabupaten Gresik kondisi ekonominya menengah ke bawah karena mengandalkan penghasilan dari petani tadah hujan. Upaya untuk meningkatkan ekonomi, maka dilakukan pengembangan di sektor peternakan sapi potong. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik wilayah Desa Soko yang sebagian besar adalah lahan pertanian tadah hujan. Dengan kondisi wilayah seperti itu sangat mendukung untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak. Hasil diagnosis di lapangan, disimpulkan bahwa masyarakat Desa Soko Kecamatan Wringin Anom Kabupaten Gresik, beternak sapi sedangkan kotorannya dikumpulkan dan di tampung di bedeng ditutup dengan gedeg, serta dibiarkan selama 22 hari untuk diperam agar menjadi pupuk. Selama proses peraman terjadi pembusukan dan mengeluarkan gas yang berbau menyengat, sehingga sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Dalam penyelesaian masalah tersebut, maka kotoran sapi yang terkumpul diolah menjadi bernilai tambah, yang diubah dalam bentuk energi terbarukan (biogas) ramah lingkungan, sebagai bahan bakar rumah tangga, guna mencukupi kebutuhan energi bahan baka bagi masyarakat sekitar dan bahkan bisa menghasilkan tambahan penghasilan warga masyarakat. Masyarakat sangat menginginkan depo pengisian bahan bakar biogas dibangun di desanya, agar kebutuhan bahan bakar setiap harinya, bisa berjalan lancar dan murah serta dapat menambah penghasilan dari hasil penjualan isi ulang tabung bahan bakar biogas dengan harga yang relatif murah yaitu Rp3.000,- (tiga ribu rupiah) per tabung. Inilah wujud kemandirian energi masyarakat Desa Soko dan sebagai mitra beliau sanggup menyediakan lahan serta sumber daya manusia dalam kegiatan program kemitraan masyarakat (PKM) ini.
Copyrights © 2019