JOGED
Vol 3, No 1 (2012): MEI 2012

REOG OBYOGAN SEBAGAI PROFESI

Mr. Hendro Martono (Unknown)



Article Info

Publish Date
09 Jan 2013

Abstract

Zaman telah berubah, penari seni rakyat tidak lagi dilirik orang karena tidak dapat menjadi profesi yangmenguntungkan dalam mengais uang. Tidak demikian di reog Obyogan yang hidup di desa-desa sekitar kotaPonorogo Jawa Timur, penari Obyogan bisa menjadi profesi yang lumayan mendatangkan rejeki bagi paragadis remaja. Profesi penari Obyogan bersifat sementara sampai kondisi fisik penari tidak menarik lagi atausudah menikah. Obyogan berbeda dengan reog Festivalan yang sudah dikenal masyarakat luas, justru penariObyog menjadi penari utama dengan bergerak goyang pinggul sensual, mirip goyang ngebor dan gergaji didangdut. Peran Jathil ditransformasikan menjadi peran wanita yang seksi, peran lain dihilangkan. PemainDadak Merak masih dipertahankan sebagai ikon reog. Tulisan ini menyoroti upaya-upaya dan manajemenpenari Obyog yang terdiri dari: berlatih tari Obyog, mengubah karakter tari, pencitraan, strategi persaingan,pendapatan, pengeluaran dan pemasaran. Profesi penari Obyog yang temporer tetap harus dihargai sebagaipelaku pelestari dan pengembang seni tradisional. Penari Obyog juga membuka lapangan kerja non formaldan mengurangi urbanisasi serta migrasi. Pemerintah wajib memberi penghargaan berupa pelatihan kerjauntuk masa datang, dan beasiswa sekolah hingga perguruan tinggi. Keyword: reog, obyog, profesi Abstract

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

joged

Publisher

Subject

Description

JOGED merangkai beberapa topik kesenian yang terkait dengan fenomena, gagasan konsepsi perancangan karya seni maupun kajian. Joged merupakan media komunikasi, informasi, dan sosialisasi antar insan seni perguruan tinggi ke masyarakat ...