Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT)
Vol 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pertama Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Tekno

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS DI BALAI BENIH IKAN MAS (BBI) PANGKAJENE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG SULAWESI SELATAN

Mia Mustamin (Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan)
Wahidah Wahidah (Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan)
Dahlia Dahlia (Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan)



Article Info

Publish Date
31 Jul 2018

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan komoditas air tawar yang bernilai ekonomi dan digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dagingnya gurih dan memiliki kadar protein yang tinggi. Pemenuhan permintaan ikan mas diperlukan ketersediaan induk yang memiliki kualitas yang baik dan kuantitas berkelanjutan, yang dapat diperoleh diantaranya melalui hasil pembenihan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui teknik pemijahan ikan mas yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan benih yang unggul baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Metode yang dilakukan adalah memijahkan induk ikan mas, dan parameter yang dievaluasi meliputi: kriteria induk (asal, umur, dan berat), jumlah telur yang dihasilkan, tingkat pembuahan (Fertility Rate-FR), tingkat penetasan telur (Hatching Rate-HR) dan parameter kualitas air media pemeliharaan (suhu dan oksigen terlarut) dilakukan pada pagi dan sore hari. Pemijahan pertama menggunakan induk ikan mas strain Punten, dengan jumlah induk jantan 32 ekor dan induk betina 16 ekor. Pemijahan kedua menggunakan induk strain Majalaya dengan jumlah induk jantan 32 ekor dan induk betina 16 ekor. Pemijahan ketiga menngunakan induk jantan strain Majalaya dengan jumlah 32 ekor dan induk betina strain Punten dengan jumlah 16 ekor. Pemijahan dilakukan secara alami, dengan tingkat pembuahan (FR) tertinggi diperoleh dari pemijahan ketiga yaitu 95 %, dan terendah dari pemijahan pertama yaitu 50 %. Tingkat penetasan (HR) tertinggi diperoleh dari pemijahan pertama yaitu 89% dan terendah dari pemijahan kedua yaitu 50%.

Copyrights © 2018