Cyber extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha agar berdaya saing.Penelitian ini bertujuan untuk (1) MenganalisisKerangka konseptual model cyber extention,(2) Menganalisis model adopsi pengelolaan sistem komunikasi pembangunan pertanian berbasis cyber extention yang spesifik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka. Informan 6 orang dari BP4K, pengguna 20 orangdi 3 Kecamatan. Metode analisis yang digunakan adalah qualitative research. Hasil penelitian menunjukan secara kualitatif model terapan cyber extention di Kabupaten Kolaka mengacu dari Kementan. Secara aplikatif di lapangan mengalami perubahan sistem, admin level 4 membagi admin di tiap Kecamatan untuk memudahkan perolehan data dan informasi ke cyber extention pusat, hal ini terjadi sebab (1) luasnya cakupan daerah penyuluhan pertanian yang tersebar di Kabupaten Kolaka dan banyaknya sumber data; (2) infrastruktur dan sarana-prasarana (rendah/kurang stabilnya pasokan listrik dan keterbatasan jaringan koneksi internet atau infrastruktur komunikasi, dana Pemda terbatas); (3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (Kompetensi admin yang tidak sesuai dengan bidang kerja teknologi komunikasi informasi, kurangnya kemampuan narasi menulis informasi dalam sebuah berita informatif); (4) Kebijakan yang sering berubah akibat pergantian pucuk kepemimpinan di BP4K. Hasil analisis berdasarkan kriteria pengelolaan sistem komunikasi pembangunan pertanian berbasis cyber extention aplikatif di Kabupaten Kolaka tidak berkualitas, disebabkan kurangnya kepercayaan untuk kemandirian dalam melaksanakan pengelolaan sistem komunikasi penyuluhan pertanian dari pusat ke pihak pengelola BP4K di Kabupaten Kolaka.
Copyrights © 2018