Tanaman kakao banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya di perkebunan rakyat. Produksi kakao di Indonesia masih di bawah potensi hasil kakao secara umum. Peningkatan produksi perlu dilakukan, salah satunya dengan melakukan pemberian pupuk anorganik. Keefektifan penyerapan unsur hara oleh tanaman tergantung pada beberapa faktor, diantaranya dosis pupuk dan cara aplikasi pupuk yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis dan cara pemberian pupuk anorganik yang memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan tanaman kakao belum menghasilkan. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan Desember 2018 sampai bulan April 2019. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari dosis dan cara pemberian pupuk anorganik, dengan dosis pupuk meliputi: tanpa pemupukan; pupuk tunggal dengan satu taraf, yaitu 45 g/tanaman urea, 60 g/tanaman SP-36, 35 g/tanaman KCl; dan pupuk majemuk tablet NPKMg (20:10:10:2) dengan tiga taraf, yaitu 30 g/tanaman, 60 g/tanaman, 90 g/tanaman, sedangkan cara pemberian pupuk meliputi: disebar dan ditabur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan cara pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kakao belum menghasilkan terutama pada parameter luas daun, indeks klorofil daun, jumlah flush, dan panjang flush. Pemberian 90 g/tanaman pupuk majemuk tablet NPKMg (20:10:10:2) dengan cara ditabur mampu meningkatkan pertumbuhan kakao belum menghasilkan.Kata Kunci: Kakao belum menghasilkan, Pupuk anorganik, Dosis, Cara pemberian
Copyrights © 2019