Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Vol 5, No 2b (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa

Hubungan antara Kadar Glycosylated Hemoglobin (HbA1c) dan Angka Kejadian Sindrom Dispepsia pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

., Diana Putri Lestari (Unknown)



Article Info

Publish Date
16 Dec 2019

Abstract

Latar belakang. Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glycosylated Hemoglobin (HbA1c) merupakan salah satu cara untuk memantau kontrol kadar glukosa darah. Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi. Dispepsia merupakan suatu sindrom atau kumpulan beberapa gejala yang menyebabkan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas yaitu berupa nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah dan sendawa. Metode. Rancangan penelitian analitik cross sectional. Sampel penelitian yang digunakan sebesar 77 penderita, yaitu penderita diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Kota Pontianak. Hasil. Hasil uji Fischer pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,00. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar HbA1c dan angka kejadian sindrom dispepsia pada penderita diabetes melitus tipe 2. Kata kunci: HbA1c, Sindrom Dispepsia, Diabetes Melitus Tipe 2

Copyrights © 2019