Jurnal Veteriner
Vol 18 No 3 (2017)

Rebung Bambu Tabah (Gigantochloa Nigrociliata) Berpotensi Sebagai Bahan Afrodisiak pada Mencit Jantan (POTENTIAL APHRODISIAC ACTIVITY OF TABAH BAMBOO SHOOTS (GIGANTOCHLOA NIGROCILIATA) IN MALE MOUSE)

Anak Agung Sagung Alit Sukmaningsih (Unknown)
Ida Bagus Wayan Gunam (Unknown)
Nyoman Semadi Antara (Unknown)
Pande Ketut Diah Kencana (Unknown)
I Wayan Widia (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Sep 2017

Abstract

This study was conducted to observe the potential aphrodisiac activity of Gigantochloa nigrociliata in male mouse Mus musculus. The twenty four male mice, aged 12 weeks were divided randomly into four groups, each group consisted of 6 mice. One group was used as control (P0) where the mice were treated with aquadest. Three other groups were given treatment. The extracts contained of water (P1), etanol (P2), and n-hexane (P3). The animals in each treatment were treatments given 200 mg/kg bw Gigantochloa nigrociliata of extract orally (gavage) once daily as much as 0,2 mL for 33 days. The observations of sexual behaviour performed every three days during the treatment. Variables observed for the sexual behaviour are both the number and latency of mount and intromission. Mice were anaesthetized after 33 days. Cauda epidydimis were analyzed for motility, number and viability of sperms. The result showed that testosterone serum level increased significantly on etanol extract group (p<0.05). There were significantly increased the mounting number, intromission number with reduction in mounting latency, and intromission latency of male mice (P<0.05). There was significant an increase in the number of (a) sperm motility and number of sperm on etanol extract group (p<0.05). The results of the present study demonstrate that Gigantochloa nigrociliata extract improve sexual behaviour in male mouse. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai potensi rebung bambu tabah sebagai bahan afrodisiak yang diujikan pada mencit jantan (Mus musculus). Sebanyak 24 mencit dikelompokkan menjadi empat perlakuan dan enam ulangan. Satu kelompok digunakan sebagai kontrol (P0). Tikus pada kelompok kontrol diberikan aquades. Tiga kelompok lainnya diberikan perlakuan ekstrak air bambu tabah (P1), ekstrak etanol bambu tabah (P2), dan ekstrak n-hexane bambu tabah (P3). Setiap hewan pada masing masing perlakuan diberikan ekstrak 200 mg/kg bb (bobot badan) sebanyak 0,2 mL ) secara oral selama 33 hari. Pengamatan perilakukawin berupa mount dan intromission dilakukan setiap 3 hari sekali. Setelah 33 hari hewan dikorbankan untuk dikoleksi epididimis bagian cauda yang digunakan dalam analisis spermatozoa dan pengambilan darah yang digunakan dalam analisis hormon testosteron serum. Hasil analisis dengan menggunakan uji one way Anova menunjukkan adanya perbedaan kadar hormon testosteron serum secara signifikan (p<0,05). Kelompok hewan dengan perlakuan etanol memiliki kadar hormon yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. Kelompok hewan dengan perlakuan heksan memiliki kadar hormon terendah dengan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain. Terjadi pula perbedaan motivasi seksual yang diamati pada perilaku kawin berupa mount dan intromission. Perbedaan jumlah dan waktu terjadinya mount dan intromission terjadi secara signifikan di antara kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Peningkatan jumlah mount dan intromission, serta semakin singkatnya waktu untuk mencapai mount dan intromission terjadi secara signifikan dibandingkan dengan kontrol dan diantara kelompok perlakuan (p<0,05). Hasil analisis data juga menunjukkan peningkatan motilitas spermatozoa tipe (a) yakni spermatozoa dengan gerakan yang progresif maju ke depan dan jumlah spermatozoa, terutama pada esktrak etanol rebung secara signifikan. Disimpulkan bahwa rebung bambu berpotensi sebagai bahan afrodisiak karena dapat meningkatkan hormon testosteron yang merupakan salah satu faktor penting dalam pengaturan sistem reproduksi serta dapat meningkatkan motivasi seksual yang diuji pada mencit jantan.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

jvet

Publisher

Subject

Veterinary

Description

Jurnal Veteriner memuat naskah ilmiah dalam bidang kedokteran hewan. Naskah dapat berupa: hasil penelitian, artikel ulas balik (review), dan laporan kasus. Naskah harus asli (belum pernah dipublikasikan) dan ditulis menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah ilmiah yang telah ...