Hingga pertengahan tahun 1994, dunia industri pada umumnya dan ketenagakerjaan diwarnai dengan pemogokan buruh, demontrasi dan unjuk rasa yang berkepanjangan. Bagi sebagian besar buruh, aksi-aksi yang berkepan}angan tersebut merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan setelah beberapa upaya yang lain gagal untuk mengurangi dominasi pengusaha dalam segala hal terhadap buruh. Pokok permasalahannnya tidak lain adalah ketimpangan pendapatan yang sangattinggi antara pengusaha di satu sisi dengan pekerja di sisi yang lain. Sebagian besar kaum buruh memperoleh upah jauh di bawah garis kebutuhan fisik minimum mereka. Kondisi ini menjadi lebih parah lagi dengan sering munculnya perlakuan yang tidak manusiawi dari pengusaha terhadap buruh.
Copyrights © 1995