Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata >50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif dengan upaya penanganan dismenorea dilakukan 51,2% dengan terapi obat, 24,7% dengan relaksasi dan 24,1% dengan distraksi atau pengalihan nyeri. Indonesia angka kejadian prevalensi nyeri menstruasi berkisar 55%. Angka kejadian dismenorhea di Jawa Barat sebanyak 54,9, terdiri dari 24,5% mengalami dysmenorrhea ringan, 21,28% mengalami dysmenorrhea sedang dan 9,36% mengalami dysmenorrhea berat.Dampak disminorhea primer berupa gangguan aktifitas seperti tingginya tingkat absen sekolah/kuliah maupun kerja, keterbatasan kehidupan sosial, performa akademik, serta aktifitas olahraganya. Perlu alternatif pengobatan dari sumber alami dan efektif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas konsumsi pisang raja dan pisang ambon lumut terhadap penurunan nyeri haid pada disminorhea primer Mahasiswi Kebidanan Unsika.Metode penelitian eksperimen. Dalam hal ini penulis menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding maka penelitian ini juga bisa disebut eksperimen murni.Hasil penelitian yaitu konsumsi pisang raja bolu (masuk kedalam kategori sedang tingkat keefektifitasannya), nilai N-Gain Score 34,19%. dibandingkan dengan konsumsi pisang ambon serta yang tidak mengkonsumsi pisang keduanya (memiliki kadar rendah tingkat keefektifitasannya). Ditemukan responden yang tidak mengkonsumsi pisang keduanya tetapi mengalami perubahan skala nyeri haid dari berat menjadi sedang, meskipun nilai N-Gain Scorenya adalah 12,76% (Masuk kedalam kategori rendah tingkat keefektifitasannya).Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam terkait isi kandungan/zat yang secara spesifikasi dapat menjadi pembeda tingkat keefektifitasan dalam mengurangi derajat nyeri haid, sebelum di desiminasi kepada masyarakat mengenai solusi dalam dismenore. Key Word : Dismenore, Pisang Ambon, Pisang Raja
Copyrights © 2019