Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung ingin hidup bersama manusia lainnya dalam suatu bentuk kelompok kecil sekalipun. Perkawinan merupakan contoh kecil bahwa antara manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain. Salah satu tujuan dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas. Namun tujuan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik apabila dalam keluarga kehilangan salah satu anggotanya karena perceraian. Fenomena menunjukkan sejak tahun 2007 sampai sekarang angka perceraian semakin meningkat diberbagai daerah di Aceh. Topik penelitian ini yaitu “profil keluarga bercerai dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun”. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kehidupan pasangan bercerai dan pengaruh yang ditimbulkan terhadap perkembangan anak khususnya sosial emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan subjek 10 orang pasangan bercerai dan 10 anak dari pasangan bercerai. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan semua responden mengalami berbagai ganguan setelah bercerai baik itu gangguan dari segi psikologis seperti menarik diri dari lingkungan, gangguan sosial ekonomi seperti kesulitan dalam menafkahi hidup dan kesulitan dalam pengasuhan anak. Selain itu, perceraian juga memberikan dampak negatif terhadap perkembangan sosial emosional anak. Sebagian besar anak mengalami kesulitan dalam pengembangan konsep diri, kesulitan dalam mengendalikan emosi, tidak mampu membangun hubungan yang baik dalam lingkungan dan dengan teman sebaya.
Copyrights © 2016